Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyusuri Jejak Bagindo Dahlan, Diplomat asal Pariaman di Irak
11 Maret 2019 0:25 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
Tulisan dari Ilham Effendy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis pertama kali mengetahui keberadaan makam tersebut melalui Syekh Khalid, salah seorang keturunan dari Syekh Abdul Qadir Jaelani yang mendampingi rombongan KBRI Baghdad ketika berziarah (baca: berkunjung) ke Makam Syekh Abdul Qadir Jaelani. Makam Syekh Abdul Qadir Jaelani terletak di dalam Mesjid Syekh Abdul Qadir Jaelani, salah satu Mesjid Sunni yang paling besar di kota Baghdad.
ADVERTISEMENT
“Setelah selesai ziarah, saya akan membawa kalian ke kompleks pemakaman di belakang Masjid. Disana ada makam salah satu Dubes RI untuk Irak yang meninggal karena sakit. Konon, beliau sangat dekat dengan pemimpin Kerajaan Irak waktu itu sehingga prosesi pemakaman almarhum juga berlangsung cukup khidmat dengan upacara kenegaraan,” jelas Syekh Khalid menceritakan secara singkat sosok Baginda Dahlan Abdullah.
Tak lama usai berziarah, rombongan pun mengikuti Syekh Khalid menyusuri sebuah jalan pintas yang terletak antara gedung utama masjid Syekh Abdul Qadir Jaelani dengan sebuah kompleks bangunan yang berisikan kamar-kamar yang dahulu merupakan ruang kelas dari sebuah madrasah (dibaca: sekolah). Setelah sampai di kompleks pemakaman, rombongan KBRI Baghdad langsung dibawa ke makam Dubes Baginda Dahlan Abdullah.
Syekh Khalid langsung bergegas mengumpulkan pecahan batu nisan sambil membersihkan debu-debu yang menempel serta merangkai pecahannya agar nama yang tertera dapat terlihat lebih jelas.
ADVERTISEMENT
“Nah, sekarang kalian dapat dengan jelas membaca nama lengkapnya: Baginda Dahlan Abdullah, Dubes Republik Indonesia Serikat untuk Kerajaan Irak, Syria dan Trans-Jordania yang wafat tanggal 19 Mei 1950,” ungkap Syekh Khalid yang kemudian langsung mengajak semua rombongan untuk berdoa bersama.
Sejak saat itu, sesuai arahan Duta Besar RI untuk Republik Irak, Bapak Letjen Safzen Nurdin: selain memperbaiki batu nisan yang pecah dan merawatnya, KBRI Baghdad juga menelusuri literatur guna mengenal lebih jauh sosok Dubes Baginda Dahlan Abdullah. Dalam beberapa kesempatan kunjungan delegasi RI ke Baghdad, KBRI juga merekomendasikan kunjungan ke kompleks pemakaman tersebut guna mengenang sosok diplomat pertama yang merintis hubungan bilateral antara RI-Irak.
Kiprah Sang Duta
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah buku yang dikarang oleh Prof. Suryadi Sunuri, salah seorang staf pengajar di Universitas Leiden, Belanda, menceritakan bahwa Baginda Dahlan merupakan tokoh pergerakan RI yang banyak sekali memberikan sumbangsih bagi kemajuan negeri ini.
Dahlan lahir di Pasia, Pariaman pada tanggal 15 Juni 1895. Setelah menempuh pendidikan di Universitas Leiden Belanda, Dahlan dikenal terlibat aktif dalam pergerakan mahasiswa untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sepulangnya ke Tanah Air, Dahlan bersama pejuang lainnya bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra), seangkatan dengan Mohammad Husni Thamrin.
Dahlan Abdullah kemudian dipercaya menjadi anggota Dewan Kota Batavia pada tahun 1939, lalu terpilih sebagai anggota Badan Pekerja Harian Kota Batavia. Pada 1942, sewaktu Jepang mengambil alih kekuasaan dari Belanda, Dahlan Abdullah kemudian diangkat menjadi Tokubetsu Sicho atau Walikota Kota Istimewa Jakarta.
Dahlan resmi bertugas sebagai Duta Besar pada tanggal 27 Maret 1950, namun sekitar 3 bulan kemudian, Dahlan meninggal dunia akibat serangan jantung dan dimakamkan pada tanggal 19 Mei 1950. Sesuai saran dan nasihat dari Menteri Luar Negeri dan Perdana Menteri Haji Agus Salim saat itu, jenazah Bagindo Dahlan Abdullah akhirnya dimakamkan di Baghdad, Irak. Hal ini bertujuan agar makam Bagindo Dahlan akan dikenang lama dan menjadi simbol tali persahabatan antara Indonesia dan Irak.
ADVERTISEMENT
Selamat beristirahat panjang Dubes Dahlan Abdullah. Semoga perjuanganmu selama ini menjadi amal jariyah. Semoga perjuangan dan pengorbananmu selama ini juga akan terus menginspirasi anak negeri, sehingga dapat mengisi kemerdekaan dengan penuh semangat demi kehormatan dan kejayaan bangsa dan negara tercinta. (MIE)