Konten dari Pengguna

Timnas Indonesia Sebagai Perekat Bangsa

Mohammad Ilham Prasetyo
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang
22 Desember 2024 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Ilham Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sepak bola di Indonesia bukan sekadar olahraga, tetapi juga menjadi simbol persatuan yang mencerminkan semangat Pancasila. Dengan keragaman budaya, suku, dan agama, sepak bola menjadi ruang di mana seluruh elemen masyarakat dapat bersatu mendukung tim nasional atau klub favorit mereka. Dalam konteks ini, nilai-nilai Pancasila dapat ditemukan dalam setiap aspek sepak bola di Indonesia, mulai dari semangat sportivitas hingga perannya dalam memperkuat identitas kebangsaan.
ADVERTISEMENT
Nilai Ketuhanan Dalam Sepak Bola
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa , tercermin dalam penghormatan terhadap keyakinan individu yang terlibat dalam sepak bola, baik pemain, pelatih, maupun suporter. Sebelum pertandingan, doa bersama sering dilakukan, baik oleh tim maupun penonton, sebagai wujud pengakuan terhadap kekuatan Tuhan. Selain itu, klub-klub sepak bola di Indonesia juga menunjukkan toleransi dengan mengakomodasi kebutuhan religius pemain, seperti menyediakan tempat ibadah atau menghormati waktu ibadah.
Kemanusiaan dan Sportivitas
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab , terlihat dalam nilai-nilai sportivitas di lapangan. Sepak bola mengajarkan penghormatan kepada lawan, wasit, dan seluruh elemen pertandingan. Contohnya adalah tindakan saling memaafkan setelah pelanggaran atau memberikan rasa hormat kepada pemain yang cedera. Kompetisi yang adil mencerminkan nilai kemanusiaan, di mana setiap tim dan individu dihargai tanpa melihat latar belakang.
ADVERTISEMENT
Persatuan Indonesia di Lapangan Hijau
Sila ketiga, Persatuan Indonesia , sangat relevan dalam sepak bola. Ketika tim nasional berlaga, semangat persatuan menyatukan masyarakat dari Sabang hingga Merauke. Stadion menjadi miniatur Indonesia, di mana ribuan orang dari berbagai latar belakang bersatu menyanyikan lagu kebangsaan dan mendukung Garuda di dada. Persatuan ini juga tercermin dalam keberagaman pemain tim nasional yang berasal dari berbagai daerah, mencerminkan keindahan kebhinnekaan Indonesia.
https://www.istockphoto.com/en/photo/crowd-clapping-on-the-podium-of-the-stadium-gm866626388-144122599
Demokrasi dan Kerakyatan dalam Manajemen Sepak Bola
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan , terlihat dalam tata kelola sepak bola. Sepak bola federasi seperti PSSI memiliki struktur organisasi yang melibatkan banyak pihak, mulai dari klub, pemain, hingga komunitas suporter, dalam pengambilan keputusan. Musyawarah untuk mufakat menjadi dasar pengelolaan yang baik demi kemajuan sepak bola nasional.
ADVERTISEMENT
Keadilan Sosial untuk Semua
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia , menuntut agar sepak bola menjadi milik semua lapisan masyarakat. Program pelatihan usia dini, pengembangan fasilitas di daerah terpencil, dan klub pemberdayaan amatir merupakan contoh implementasi nilai keadilan dalam sepak bola. Semua anak Indonesia, tanpa melihat latar belakang ekonomi atau geografis, memiliki hak untuk berpartisipasi dan berkembang melalui sepak bola.