Konten dari Pengguna

Self Diagnosis, Berbahaya kah bagi kesehatan?

ilham ramadhan
Halo saya Ilham Ramadhan, Mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya lahir pada 26 November 2002, merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara,bertempat tinggal di Serdang Asri 3 Blok R1/20 Rt 03/07 Ciakar Panongan Tangerang Banten.
13 Desember 2022 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ilham ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalian ada yang tau enggak, bahwa self diagnosis itu tidak dianjurkan dalam dunia kesehatan, hanya dengan bantuan laman internet yang belum terbukti kebenaran nya dan menemukan gejala yang saat ini sedang dirasakan, bukan berarti kalian memiliki penyakit itu, banyak sekali remaja jaman sekarang yang dengan bangga nya memublikasikan penyakit yang dia anggap sedang dia alami di media sosial untuk mendapatkan simpati, atau hanya sekedar ingin saja. Menggunakan lagu-lagu sedih dan latar belakang hitam putih untuk menambah kesan kesedihan di dalam unggahan nya.
ADVERTISEMENT
Self Diagnosis sama sekali tidak dianjurkan oleh para ahli karena gejala yang di rasakan dan gejala yang tertulis di dalam artikel atau halaman web yang kalian baca bisa saja berbeda. Sama seperti masuk angin dan hamil, sama sama mengalami sakit di bagian perut, tetapi memiliki kondisi yang berbeda, bisa saja gejala atau keadaan yang saat ini kalian rasakan bukanlah gejala yang tertera pada artikel yang kalian baca.
Ilustrasi Self Diagnosis    Sumber : Dokumen Penerbit
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Self Diagnosis Sumber : Dokumen Penerbit
Self diagnosis adalah kegiatan mengklaim diri sendiri memiliki penyakit/keadaan tertentu berdasarkan pengetahuan sendiri. Penyebab orang melakukan Self diagnosis beragam, salah satunya adalah karena banyaknya informasi yang beredar pada internet tentang gejala-gejala penyakit tertentu. Dan ada juga yang bercerita kepada orang terdekat dan dia mengalami gejala yang sama.
ADVERTISEMENT
Bahaya dari Self diagnosis beragam, contohnya yaitu mengabaikan penyakit yang sebenarnya sudah ada sehingga bisa berakibat fatal. Kedua, kita bisa salah diagnosis, banyak penyakit yang memiliki gejala yang hampir sama, dan karena salah diagnosis, kita bisa saja salah dalam menangani penyakit tersebut, itu juga bisa berakibat fatal.
Bagi kalian yang tengah merasakan sesuatu hal yang janggal pada diri kalian, segeralah berkunjung ke dokter langganan anda, supaya bisa ditangani dengan benar oleh ahlinya sehingga anda bisa mendapatkan jawaban pasti mengenai penyakit yang sedang anda alami saat ini dan bagaimana cara menyembuhkan nya.
Di dalam dunia Psikologi, kita mengenal yang namanya kesehatan mental, sama halnya dengan kesehatan jasmani, kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan jasmani. Banyak orang yang salah kaprah mengenai kesehatan mental, karena belum begitu banyak orang yang menganggap bahwa kesehatan mental itu penting, banyak dari kita yang akhirnya mencari pembenaran mengenai apa yang saat ini kita rasakan apakah itu termasuk ke dalam suatu penyakit mental, kita mulai mencari di laman internet dengan gejala-gejala yang kita alami, Merasa tidak percaya diri, tidak bisa bercerita kepada orang lain, takut dibilang tidak waras dan lain sebagainya, mulai men diagnosa diri sendiri bahwa dirinya memiliki penyakit tertentu. hal ini juga tidak dibenarkan oleh sebagian ahli, karena bisa saja apa yang kalian rasakan saat ini hanyalah kecemasan biasa, atau bisa juga perasaan takut yang biasa kalian hadapi.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, sudah merupakan tugas dari kita semua untuk bisa menyebarkan bahwa kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan jasmani, jangan sampai ada lagi orang yang bunuh diri karena merasa stres karena tidak memiliki rumah untuk bersinggah bercerita. Tetapi jangan juga men diagnosa diri sendiri memliki penyakit tertentu ya, banyak sekali bahaya yang kalian dapat jika kalian men diagnosa diri kalian sendiri tanpa mengunjungi dokter langganan anda.
Referensi :
1. Kemenkes Dirjen Pelayanan Kesehatan. Diakses pada 2022 .Bahaya Melakukan “Self diagnosis” Gangguan Jiwa
2. Akbar. M. F.(2019) Analisis Pasien Self-Diagnosis Berdasarkan Internet pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama