Konten dari Pengguna

Pengaruh Bullying pada Kesehatan dan Mental Anak di Sekolah

Ilham Renanda
Mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora
23 Oktober 2024 21:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Renanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stop Bullying pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Stop Bullying pixabay.com
ADVERTISEMENT
Perilaku bullying sudah menjadi suatu hal yang biasa terjadi dilingkungan sekitar kita, salah satunya kasus bullying pada anak atau remaja yang banyak terjadi di sekolah-sekolah. Menurut Olweus, bullying merupakan suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu melawannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor yang menyebabkan maraknya kasus bullying adalah lemahnya perhatian dan pengawasan dari orang tua, guru dan masyrakat di lingkungan sekitar, sehingga para pelaku bullying tidak takut dan akan terus membully korban. Hal ini menyebabkan kasus bullying sulit untuk dapat diatasi dengan baik sehingga memberikan dampak stres atau depresi, perasaan takut dan susah bergaul, serta perubahan perilaku pada diri anak.
Menjadi korban bullying tentu bukan suatu hal yang diinginkan oleh setiap anak, anak-anak/remaja yang menjadi korban bullying akan merasa takut dan depresi, sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan anak, seperti mendapat luka fisik, masalah pada kesehatan mental, penurunan prestasi akademik dan susah dalam bergaul.
Bullying sangat berpengaruh pada kesehatan fisik anak, anak-anak/remaja yang sering dibully bisa mendapat luka dan bahkan cedera akibat perlakuan kasar atau kekerasan yang dilakukan oleh teman-temannya. Selain itu bullying juga berpengaruh pada kesehatan mental anak, anak-anak akan merasa stres, minder, susah untuk tidur dan kemungkinan terburuk mereka akan memilih untuk menyakiti dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Bullying juga sangat berpengaruh pada penurunan prestasi akademik anak di sekolah, hal ini karena mereka akan merasa tertekan dan tidak fokus dalam belajar, dan hal yang lebih buruk mereka tidak mau lagi pergi ke sekolah karena takut akan dibully lagi. Anak-anak/remaja yang sering dibully akan susah dalam bergaul karena mereka merasa tidak percaya diri dan takut akan dibully saat berada dekat dengan teman-temannya dan orang-orang berada disekitarnya.
Oleh sebab itu orang tua dan guru harus memperhatikan perubahan perilaku pada anak dan siswanya, seperti penurunan prestasi akademik, malas pergi ke sekolah, hingga munculnya luka atau memar pada tubuh. Jika perubahan sikap itu terjadi, orang tua dan guru harus bertanya kepada mereka, minta mereka untuk menceritakannya dan cari tahu penyebabnya. Namun kita tidak boleh bersikap memaksa dan marah saat bertanya kepada mereka, jika perlu bawalah mereka kepada psikiater untuk mengatasi permasalahan itu.
ADVERTISEMENT