Konten dari Pengguna

Corona Mencerdaskan Bangsa

Ilham Wahyu Hidayat
Saya Seorang Pendidik
10 Agustus 2021 19:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Wahyu Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) oleh Guru
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) oleh Guru
ADVERTISEMENT
Sudah satu setengah tahunan Corona atau Covid 19 singgah di Indonesia. Selama itu kehadirannya merubah berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan. Salah satu yang tampak mata pada pelaksanaan pendidikan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Sebelum Corona datang proses pendidikan di sekolah secara tatap muka. Tapi sejak virus ini banyak menerkam jiwa, pembelajaran tatap muka ditabukan. Gantinya pembelajaran jarak jauh (PJJ) ditegakkan. Alasannya untuk mengantisipasi penyebaran virus di lingkungan pendidikan.
Pada PJJ ini pendidikan dilaksanakan secara virtual dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai tulang punggungnya. Pembelajaran di kelas nyata diganti ke kelas maya. Papan tulis digantikan layar smartphone, komputer dan laptop. Kapur tulis dan spidol pun tergantikan keyboard dan keypad.
Singkatnya, materi pelajaran yang biasa disampaikan secara langsung di depan kelas otomatis disalurkan dengan berbagai slide aplikasi office dan multimedia.
Guru harus menelan semua perubahan ini. Tiada pilihan juga bagi mereka kecuali beradaptasi dengan belajar. Artinya secara moral guru dituntut tetap menggerakkan roda pendidikan beriringan bersama pandemi Covid 19 terus mencengkeram.
ADVERTISEMENT
Hasilnya berbagai webinar tentang pembelajaran online bertebaran. Ada yang gratis dan banyak juga yang berbayar. Fantastisnya jumlah pesertanya bukan puluhan tapi ratusan dalam tiap sesi yang diadakan.
Semua itu agar guru dapat belajar terutama dalam penguasaan TIK agar pendidikan tetap berlangsung dalam situasi apapun termasuk dalam pandemi yang sedang berjalan. Tujuannya tentu agar roda pendidikan terus berputar agar layanan pendidikan pada masyarakat optimal.
Masyarakat yang dalam hal ini orang tua siswa sebenarnya mengeluh soal PJJ ini. Banyak sebabnya. Mulai dari pengeluaran tambahan untuk kuota internet, keterbatasan sarana prasarana PJJ seperti laptop dan smartphone untuk anaknya sampai dengan setumpuk keluhan tentang menggunungnya tugas dari guru untuk anak mereka.
Untungnya pemerintah sigap. Bantuan kuota internet bagi siswa dan guru diluncurkan. Berkali-kali juga dalam surat edaran kementrian pendidikan ditegaskan kalau selama PJJ guru tidak harus mencapai tuntutan kurikulum tapi lebih pada pembentukan karakter positif siswa dalam menghadapi pandemi.
ADVERTISEMENT
Dari sini terlihat meskipun Covid 19 meresahkan dunia pendidikan, pada sisi lain juga menguntungkan. Buktinya kehadiran virus ini mampu membuat guru makin termotivasi mengembangkan diri dalam penguasaan TIK.
Guru sadar belajar itu sepanjang hayat. Artinya belajar tidak berhenti oleh bertambahnya usia apalagi dalam masa pandemi Covid 19. Belajar itu penting meski situasi genting. Dengan belajar eksistensi pendidikan jelas akan bertahan.
Sekedar penegasan saja, belajar sepanjang hayat ini memang jadi salah satu prinsip pendidikan. Hal ini disampaikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas).
Dalam pasal 4 ayat 3 UU Sisdiknas tersebut dinyatakan pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
ADVERTISEMENT
Istilah peserta didik pada pasal di atas bukan sekedar mengacu pada siswa. Makna yang lebih luas dari istilah itu dapat diartikan peserta didik adalah siapa saja yang mau belajar dan yang sedang belajar. Jadi maksud frasa "siapa saja" tersebut sudah pasti guru juga sebagai individu yang belajar.
Perlu dipahami juga kalau pendidikan itu ibarat mobil maka rodanya harus terus berputar. Jika roda berhenti maka mobil tidak akan mencapai tujuan.
Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini tidak perlu diperdebatkan karena tertulis dalam UUD 1945. Tidak perlu diamandemen juga karena subtansinya juga sudah rasional.
Singkat kata, pandemi Covid 19 sebenarnya juga mendatangkan hikmah. Buktinya Covid 19 telah berhasil memotivasi guru untuk terus belajar terutama dalam penguasaan TIK. Tujuannya agar menjaga agar roda pendidikan terus berputar agar sampai pada tujuan pendidikan nasional.
ADVERTISEMENT
Jadi biarlah Covid 19 ini singgah di Indonesia. Disambut saja kedatangannya dengan kewaspadaan. Meskipun secara nyata virus ini memporak-porandakan pendidikan di Indonesia, sebenarnya kehadirannya telah memotivasi guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memaksimalkan proses pendidikan di masa genting pandemi Covid 19.
Penulis : Ilham Wahyu Hidayat
Pendidik