Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Perempuan Kaos Merah Ketat
16 November 2020 18:06 WIB
Tulisan dari Ilham Wahyu Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah direct message (DM) aku terima dari seorang follower di akun instagram. Isinya DM itu tawaran untuk membeli obat herbal. “Obat ini dapat dikonsumsi pria maupun wanita dan khasiatnya tidak terbayangkan oleh akal sehat” begitu kata follower instagramku itu.
ADVERTISEMENT
Follower instagramku itu seorang perempuan. Foto profilnya mengenakan kaos merah ketat. Katanya obat yang ditawarkan itu dapat dibeli dengan dua cara. Pertama dengan transfer melalui rekening. Kedua secara cash on delivery (COD).
Belum sempat kubalas DM itu dia sudah mengirimi berbagai testimoni dari orang-orang yang pernah membeli obat itu. Testimoni itu dari percakapan What App yang discreenshoot dari layar smartphonenya.
Kalau membaca percakapan dalam screenshoot itu memang obat itu jempolan. Semua orang yang membelinya menyatakan puas. Hanya saja itu tidak dapat kupastikan tertimoni asli atau abal-abal.
"Gimana Mas? Berminat beli?" tanya perempuan itu tapi aku hanya diam. Dalam hati aku mulai mempertanyakan akun perempuan itu.
Akun perempuan itu sepertinya palsu. Buktinya wajahnya dalam foto profil dia sembunyikan. Hanya leher sampai perutnya saja yang ditampakkan.
ADVERTISEMENT
Tanpa pikir panjang aku blokir akun instagram perempuan itu. Dengan foto profil seperti itu sudah pasti dia bukan real akun. Malas aku berteman dengan orang seperti itu, Lagi pula aku juga tidak tertarik dengan produknya. Pikirku paling itu cuma vitamin saja.
Meskipun begitu harus aku akui orang jaman sekarang memang pandai mengolah keadaan. Jaman sekarang jual beli tidak harus dilakukan secara tatap muka. Dengan menggunakan media sosial, orang bisa jual beli berbekal smartphone dan internet saja.
Seperti perempuan berkaos merah ketat itu. Aku yakin sekali dia hanya duduk santai saat menawarkan obat herbalnya. Bahkan mungkin saja sambil duduk di WC buang air besar.
Ingin aku ceritakan perempuan berkaos merah ketat itu pada istriku. Siapa tahu dia terinspirasi. Pikirku dari pada setiap hari online ngobrol kesana kemari dengan teman-temannya di instagram, facebook dan di grup Whats App, akan sangat baik kuota data internet dipakai untuk hal yang menguntungkan ekonomi. Contohnya jualan online seperti perempuan berkaos merah ketat itu.
ADVERTISEMENT
Tapi kemudian kubatalkan keinginan itu. Pikirku bukan kewajiban istri untuk bekerja. Kalau istri bekerja itu hanya membantu suami saja. Tugas utama mencukupi ekonomi keluarga tetap di pundak suami.
Lagi pula akun instagram perempuan berkaos merah itu sudah aku blokir. Tak mungkin juga dia akan bisa menghubungi aku lagi.
Tapi aku salah. Meskipun akun instagramnya sudah aku blokir dia kembali menginbok aku. Bukan lewat instagram tapi melalui facebook.
Dalam inbok facebook dia kembali menawarkan obat herbalnya. “Obat ini dapat dikonsumsi pria maupun wanita dan khasiatnya tidak terbayangkan oleh akal sehat” begitu kata perempuan berkaos merah ketat itu.
Seperti sebelumnya juga dia juga mengirimi berbagai testimoni dari orang-orang yang pernah membeli obat tadi. Testimoninya masih diambil dari percakapan What App yang discreenshoot dari layar smartphonenya.
ADVERTISEMENT
"Gimana Mas? Berminat beli?" tanya perempuan itu tapi aku hanya diam. Aku berpikir bagaimana caranya agar aku tidak diganggu perempuan ini lagi.
Tidak ada pilihan aku blokir lagi akun facebook perempuan itu seperti halnya akun instagramnya. Dengan begitu sudah pasti dia tidak akan bisa menghubungi aku lagi.
Aman sudah sekarang. Semua jalan bagi perempuan itu sudah aku tutup. Instagramnya sudah aku blokir. Akun facebooknya juga begitu. Sudah tidak ada celah baginya masuk.
Sampai suatu malam terdengar panggilan masuk dari smartphoneku. Waktu itu aku di ruang tengah dan istriku tidur di kamar. Takut istriku terbangun akhirnya aku ke ruang tamu mengangkat panggilan tersebut.
Panggilan tersebut dari seorang perempuan yang menawarkan obat herbal. “Obat ini dapat dikonsumsi pria maupun wanita dan khasiatnya tidak terbayangkan oleh akal sehat” kata perempuan itu di telepon.
ADVERTISEMENT
Aku tak menjawab. Aku yakin sekali perempuan ini adalah orang yang akun instagram dan facebooknya aku blokir itu. Rasanya kepalaku berdenyut-denyut. Bingung aku harus bagimana lagi agar perempuan ini tidak terus menghubungi aku.
"Gimana Mas? Berminat beli?" tanya perempuan itu lagi dan aku masih membisu. Rasa jengkel mulai mendesak-desak dalam hati.
Entah apa yang merasuki otakku, akhirnya aku banting smartphoneku. "Bruak!" Benda elektronik itu terpental di lantai. Baterainya lepas dari casing.
Detik selanjutnya istriku keluar kamar sambil membawa smartphonenya. Dia mengenakan kaos merah ketat. “Halo-halo” katanya. “Kok putus Mas? Gimana Mas? Berminat beli obat herbalnya apa tidak? Obat ini dapat dikonsumsi pria maupun wanita dan khasiatnya tidak terbayangkan oleh akal sehat. Halo.. halo..”
ADVERTISEMENT
Penulis : Ilham Wahyu Hidayat
Guru SMP Negeri 11 Malang