Konten dari Pengguna

Pelanggaran Etika Guru di Gorontalo: Pendekatan Pribadi Merusak Pendidikan

M Ilham Nur
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
18 November 2024 9:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Ilham Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Canva.com Via DreamLabAI (By: M. Ilham Nur)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Canva.com Via DreamLabAI (By: M. Ilham Nur)
ADVERTISEMENT
Kasus yang baru-baru ini menghebohkan publik mengenai seorang guru di Gorontalo yang terlibat dalam hubungan tidak etis dengan muridnya membuka kembali perbincangan tentang pentingnya kode etik dalam dunia pendidikan. Seorang guru, yang seharusnya menjadi figur teladan bagi para siswa, justru melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji dan melanggar kode etik profesinya. Peristiwa ini tidak hanya merusak nama baik pribadi sang guru, tetapi juga mencoreng citra lembaga pendidikan yang selama ini dipandang sebagai tempat untuk menumbuhkan karakter moral yang baik.
ADVERTISEMENT
Pelanggaran kode etik oleh guru ini bukan sekadar masalah moralitas, tetapi juga berhubungan dengan pelanggaran terhadap prinsip dasar pendidikan, yaitu menjaga profesionalisme dalam berinteraksi dengan siswa. Guru, dalam hal ini, memiliki kewajiban untuk tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menjaga hubungan yang sehat dan profesional dengan murid-muridnya. Setiap tindakan yang melibatkan kedekatan berlebihan, apalagi sampai melibatkan hubungan pribadi yang tidak pantas, dapat merusak tujuan utama pendidikan.
Kode etik profesi guru jelas mengatur agar seorang pengajar harus bertindak dengan integritas dan menjaga jarak yang profesional dengan siswa. Jika seorang guru terlibat dalam perilaku yang melanggar batasan tersebut, seperti mendekati murid dengan tujuan pribadi, ini jelas merupakan pelanggaran etik yang serius. Tidak hanya itu, tindakan ini juga menimbulkan dampak psikologis yang negatif bagi siswa, yang bisa merasa tertekan, bingung, atau bahkan terganggu oleh hubungan yang tidak semestinya.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, sang guru diduga mendekati muridnya dengan cara yang tidak sesuai dengan norma dan etika profesinya. Melakukan tindakan yang tidak profesional ini tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga merusak hubungan kepercayaan yang seharusnya terjalin antara pendidik dan siswa. Guru adalah contoh bagi siswa, dan ketika perilaku mereka melenceng, hal ini memberikan dampak negatif pada perkembangan psikologis dan emosional siswa, yang seharusnya mendapatkan pendidikan dengan penuh rasa aman dan nyaman.
Selain merusak kepercayaan publik terhadap profesi guru, pelanggaran kode etik semacam ini juga dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan di tingkat daerah atau nasional. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menegakkan aturan yang lebih ketat untuk melindungi siswa dari potensi ancaman berupa perilaku tidak etis dari para pengajar. Sistem pengawasan yang lebih transparan dan terintegrasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap guru yang terlibat dalam pelanggaran segera diberi sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya.
ADVERTISEMENT
Mencegah kejadian serupa di masa depan memerlukan langkah-langkah pencegahan yang lebih proaktif. Pertama, lembaga pendidikan harus memberikan pelatihan rutin mengenai kode etik profesi dan pentingnya menjaga hubungan profesional antara guru dan siswa. Ini akan membantu para pendidik memahami batasan yang harus dijaga dalam berinteraksi dengan murid. Selain itu, penting juga untuk melibatkan orang tua dalam proses pemantauan, guna menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan terhindar dari penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang seharusnya melindungi siswa.
Selain pelatihan, perlu adanya saluran pelaporan yang aman bagi siswa dan orang tua jika mereka merasa ada yang tidak beres dengan tindakan seorang guru. Sistem ini harus dijalankan dengan transparansi dan kecepatan, sehingga setiap laporan dapat segera ditindaklanjuti. Jika tidak, maka kejadian-kejadian serupa akan terus berulang, yang pada akhirnya merusak kredibilitas lembaga pendidikan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, kejadian seperti ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan memantau kualitas para pendidik. Kepercayaan yang diberikan kepada guru sebagai pengajar dan pembimbing harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Pelanggaran kode etik oleh seorang guru, yang seharusnya menjadi teladan moral, dapat memiliki dampak yang jauh lebih besar dari sekadar masalah pribadi, melainkan merusak kualitas pendidikan di negara ini.