Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dua Dosen Komunikasi UMY Dikukuhkan sebagai Guru Besar
28 September 2024 23:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ilmu Komunikasi UMY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yogyakarta- Dua dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Suciati, S.Sos., M.Si dan Prof. Adhianty Nurjanah, S.Sos., M.Si dikukuhkan sebagai guru besar dalam acara pengukuhan dan orasi guru besar di Kampus Terpadu UMY (28/09). Keduanya merupakan guru besar pertama pada program studi yang didirikan sejak tahun 1996 tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UMY Dr. Fajar Junaedi menyambut antusias hadirnya dua profesor ini. Menurutnya hal tersebut merupakan kebanggaan sekaligus bukti bahwa universitas dan jurusan terus berbenah meningkatkan kompetensi akademik. “Bagi kami di prodi Ilmu Komunikasi UMY, hadirnya profesor menambah kepercayaan diri agar bisa terus memberikan pengetahuan dan pendidikan untuk para mahasiswa,” ucapnya.
Dalam pidatonya Suci dan Adhianty menyoroti isu terkini yang sedang hangat dibicarakan. Suci membahas tentang komunikasi suportif dan kesehatan mental serta Adhianty berusaha menjawab tantangan komunikasi bencana integratif humas pemerintah.
Dalam paparannya, Suciati menyampaikan pentingnya aspek supportiveness sebagai dimensi komunikasi interpersonal dalam mengantisipasi gangguan mental. “Relasi yang intim dalam keluarga dan orang-orang terdekat dapat memberikan kekuatan berupa kepercayaan diri, merasa dihargai, dan bangkit dari keterpurukan,” papar guru besar bidang Psikologi Pendidikan Islam tersebut.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Adhianty menyampaikan bahwa komunikasi bencana yang efektif turut membutuhkan komunikasi yang terintegrasi antar stakeholder kebencanaan. “Misalnya kesamaan persepsi tujuan organisasi, kolaborasi antar organisasi dan komunitas, komunikasi dialogis dan antar stakeholder kebencanaan untuk membangun kepercayaan dan citra positif,” ucapnya.