Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PFI Jogja Sambangi IK UMY : Tulisan Penting untuk Membangun Suasana dalam Foto
15 Juni 2024 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ilmu Komunikasi UMY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta mengunjungi IK UMY pada Sabtu (15/06/2024) pukul 10.00-12.30 di Lab Multimedia. Kegiatan ini membahas mengenai visual story telling atau bagaimana sebuah tulisan mampu menggambarkan suasana yang terjadi dalam sebuah foto.
ADVERTISEMENT
Menghadirkan Dwi Oblo, seorang wartawan Reuters dan National Geographic yang telah menekuni bidang fotografi sejak 1990-an. Dalam materinya, beliau menampilkan beberapa foto dan tulisan yang dirangkai secara detail mengenai peristiwa yang terjadi di dalam foto, seperti gempa Yogyakarta 2006, hingga tradisi Suku Tengger yang melemparkan sajen ke kawah Gunung Bromo.
"Menceritakan peristiwa dari foto menjadi tulisan adalah sebuah hal yang sangat penting. Foto tidak ada apa-apa nya jika tanpa ada narasi apapun. Narasi itulah yang akan membantu peristiwa dari foto benar-benar dapat dirasakan juga oleh pembaca," ujarnya.
Karya foto yang dihasilkan Dwi pun tak main-main. Hasil jepretannya pernah dimuat dalam Washington Post, Stern, hingga The Telegraph.
Sebagai fotografer jurnalis, beliau sangat menyarankan seorang fotografer untuk melakukan pendekatan pada objek yang di foto agar hasil yang didapatkan maksimal. Pendekatan inilah yang akan membangun ikatan batin antara yang memotret dengan yang dipotret.
ADVERTISEMENT
Ketika kedekatan sudah dibangun dan timbul ikatan batin yang baik, fotografer akan lebih mudah meng-explore objek yang akan difoto.
Beberapa foto yang mengangkat isu atau masalah tertentu, menjadi peluang yang besar untuk diketahui orang lain. Ketika sudah tahu masalahnya, kita sebagai pihak luar mampu memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Sebagai penutup, Dwi Oblo berpesan bahwa harus ada kerja yang sangat keras untuk mampu membangun dan menciptakan karya terbaik, karena visual story telling tak hanya bicara mengenai teknis, tapi bagaimana seseorang mampu mengabadikan momen dan menceritakannya dengan baik.
(lil)