Konten dari Pengguna

Produksi Film Panjang atau Pendek, Recce Jangan Sampai Terlewat

Ilmu Komunikasi UMY
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Akreditasi Unggul, Sertifikasi Kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk mahasiswa. Muda Mendunia dengan Kompetensi
4 November 2021 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilmu Komunikasi UMY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Produksi Film Panjang atau Pendek, Recce Jangan Sampai Terlewat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Di era yang semakin maju seperti sekarang ini, menonton film menjadi kegemaran banyak orang untuk mengisi waktu luang mereka. Selain karena visualisasinya yang membantu imajinasi jalan cerita, audionya pun membangun suasana hati penonton menjadi terbawa suasana suatu film. Baik itu dalam bentuk web series, shortmovie, atau bahkan film resmi di bioskop. Dan tidak sedikit pula yang ingin tahu bagaimana proses film itu dibuat.
ADVERTISEMENT
Salah satu pembicara Internasional Film Workshop 2021, Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn. mengatakan bahwa dalam pra produksi film sangat penting untuk kita melakukan recce.
Recce itu mengunjungi lokasi sebelum syuting, bagaimana kita mencoba menurunkan gagasan sutradara yang kita breakdown menjadi kebutuhan teknis. Recce ini proses mengunjungi lokasi yang telah disepekati sebelum syuting,” jelas Budi.
Hal ini menjadi penting karena nantinya akan berimbas ke berbagai macam jobdesc. Misalnya sutradara, dia membutuhkan bloking dan penempatan adegan. Adapun penata kamera (DP) yang akan menentukan teknis kamera dan lighting. Penata suara yang harus memperhatikan potensi gangguan suara. Penata artistik yang akan memikirkan dan menentukan layout set. Serta produser pelaksana yang menentukan layout produksi.
“Pada zaman dulu era tahun 1999 dan 2000-an itu syuting tanpa recce, dan semuanya penuh dengan ketegangan krn menemukan hal hal yang tak terduga, pikiran terpecah- pecah, serba improve yang melelahkan, dan sangat membuang-buang waktu. Nah ini yang terjadi jika syuting tanpa recce,” pungkas Budi Dwi Arifianto, yang juga Dosen Komunikasi UMY dengan konsentrasi Broadcasting.
ADVERTISEMENT