Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
The Amazon of the Ocean Terancam Punah di Zaman Now
28 Agustus 2023 5:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ilham Marasabessy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia terletak di daerah Indo-pasifik, memiliki total garis pantai sepanjang 108.000 kilometer nomor 2 terpanjang di dunia setelah Kanada. Terdiri dari kurang lebih 17.504 pulau besar (maindland), pulau kecil (small island) & pulau sangat kecil (tiny island) (Kemenko Marves, 2020).
ADVERTISEMENT
Kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sebagai negara mega biodiversity terbesar di dunia, bahkan Indonesia digadang-gadang sebagai negara yang mampu menyeimbangkan ekonomi Blok Barat dan Timur di masa mendatang.
Dilansir Oseanografi.lipi.go.id, perairan di Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku & Maluku Utara, Papua Raya, termasuk dalam wilayah World Coral Triangle.
Kawasan ini memiliki keanekaragaman biota laut paling tinggi di dunia. Bukan hanya terumbu karang, perairan Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya ikan yang melimpah dikenal sebagai "the Amazon of the ocean".
Tingginya nilai keanekaragaman ikan di Kawasan Timur membuktikan bahwa Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ikan di dunia. Untuk di Indo-Malaya, Indo-Australia dan Indo-Pasifik kita mendapatkan 4.000 hingga 4.238 spesies ikan, dan untuk di Kawasan Timur Indonesia saja terdapat 2.175 spesies ikan.
ADVERTISEMENT
Ikan merupakan biota paling dominan di ekosistem karang Indonesia, dengan luas total terumbu karang kurang lebih 51.000km2 yang menyumbang 65 persen luas total World Coral Triangle.
“Beberapa daerah di Timur Indonesia seperti di Taman Nasional Bunaken memiliki kondisi perairan yang sangat baik, sehingga umumnya memiliki jenis ikan lebih dari 300 jenis.” Serupa dengan perairan Raja Ampat Papua Barat memiliki kelimpahan spesies laut yang fenomenal termasuk megafauna ikonik seperti; Hiu Paus, Pari Manta, Penyu, Dugong (Duyung), dan Kima Raksasa (Giant Clam). Perairan di Raja Ampat diakui sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Hasil kajian telah mencatat lebih dari 1.600 spesies ikan karang dan lebih dari 550 spesies terumbu karang di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu sumberdaya Perikanan potensial di Timur Indonesia ialah jenis ikan bubara/bobara/kuwe, merupakan komoditas perikanan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena sangat digemari oleh masyarakat Indonesia Timur khususnya.
Hampir semua restoran yang ada di wilayah timur menyajikan ikan bubara sebagai menu khas sebab rasanya yang dikenal lezat. Ikan bubara juga memiliki harga jual yang cukup tinggi.
Seperti di Kota Ambon yang mencapai Rp 65 ribu – Rp 80 ribu per kg untuk size ikan 2-3 ekor per kg. Harga jual ini juga cukup stabil bahkan tidak terpengaruh oleh pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak tahun 2019.
IRONISnya: Fenomena perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi saat ini (La Nina dan El Nino) sulit untuk dihindari, selain karena perubahan iklim global juga merupakan impact dari proses pembangunan wilayah di zaman now.
ADVERTISEMENT
Namun yang tak kalah pentingnya ialah harmonisasi manusia dan alam yang semakin rendah. Pengelolaan sumberdaya bahari di Indonesia termasuk ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove dihadapkan pada tantangan kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti; alih fungsi lahan di kawasan pesisir secara massal, destructive fishing, sampah plastik, limbah dan over fishing.
HARUS BAGAIMANA? “Keberlanjutan sumberdaya bahari adalah tanggung jawab bersama, untuk itu kontribusi positif semua pihak menjadi modal menjaga ekosistem perairan dan terumbu karang Indonesia. Karena dengan pengelolaan yang baik kita dapat menjaga kekayaan biota laut Indonesia".
Salah satu pendekatan pengelolaan sumberdaya bahari secara berkelanjutan melalui partisipasi aktif masyarakat, pemerintah dan stakeholders lain melalui co-management, dengan mengintegrasikan berbagai bentuk kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat, mampu mendorong partisipasi kolektif local community untuk optimalisasi sumberdaya pesisir dan laut (imfb).
ADVERTISEMENT