Bahaya Kandungan Pemutih Kulit Instan yang Mungkin Kalian Pakai!

Ilma Mahdalena
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
4 Januari 2023 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilma Mahdalena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : www.shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : www.shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak ingin memiliki kulit putih dan glowing? Apalagi saat ini standar kecantikan di Indonesia adalah memiliki kulit yang terang bak cahaya. Tidak hanya para kaum hawa, pria juga berkeinginan memiliki kulit yang sehat dan indah terutama para remaja. Menurut Goenawan (2007), terdiri dari ratusan suku bangsa, Indonesia memiliki beragam keindahan seperti kulit cerah, cokelat, dan tan. Namun, ada media yang mengidealkan keindahan tertentu. Sekarang, konsep kecantikan yang di rekonstruksi oleh media adalah wanita dengan tubuh langsing dan jenjang, kulit putih, wajah cantik, dan berambut panjang.
ADVERTISEMENT
Orang yang memiliki kulit putih lebih cantik dibandingkan dengan orang yang berkulit gelap. Persepsi ini tentu tidak benar, bagaimana mungkin Tuhan menciptakan hamba-Nya dengan kecacatan. Kekeliruan ini menimbulkan maraknya produk kecantikan abal-abal yang menjanjikan kulit putih instan dengan sasaran pasarnya adalah para konsumen yang ‘buta’ akan kandungan dalam produk kecantikan.
Adanya konsep pembentukan kecantikan di masyarakat ini membuat para remaja berlomba-lomba untuk melakukan perawatan pencerah kulit. Konsep cantik di kalangan masyarakat mendorong para remaja lebih banyak memakai produk kecantikan, yang dirasa dapat memudahkan pergaulan dan mendapat pengakuan dari lingkungan. Oleh karena itu, remaja menjadi salah satu kelompok sasaran utama dalam pemasaran produk kosmetik (Damanik dkk., 2011).
Munculnya Produk Kecantikan Abal-Abal
ADVERTISEMENT
Tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan kulit putih menyebabkan adanya persaingan antara pelaku usaha untuk menciptakan produk kecantikan yang menarik mata pelanggan. Salah satunya adalah krim pemutih (Whitening Cream). Seperti yang kita ketahui bahwa krim pemutih adalah racikan bahan kimia yang berkhasiat untuk mencerahkan dan menyamarkan noda yang terdapat pada kulit (Parengkuan dkk., 2013).
Para konsumen yang tidak mengerti akan komposisi yang terkandung dalam krim pemutih tersebut cenderung akan dibodohi dengan iklan yang persuasif. Para Influencer juga perlu memperhatikan betul krim pemutih apa yang sedang ia promosikan, apakah ada kandungan yang berbahaya bagi kulit, bagaimana efektivitasnya dan apakah sudah tercatat dalam BPOM. Pengaruh influencer sangat tinggi, hal ini dilihat dari kasus para konsumen yang terkena dampak penggunaan krim pemutih yang di promosikan tidak terdaftar di BPOM, alhasil konsumen mengalami iritasi ringan hingga berat.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan di Akademi Kebidanan Hafsah Medan oleh Deviana (2009) menunjukkan hasil: dari 74 mahasiswa diperoleh bahwa 36,49 % menyatakan mereka pernah menggunakan kosmetik pemutih wajah yang tidak terdaftar di BPOM, 35,14% menyatakan pernah menggunakan salah satu kosmetik yang mengandung merkuri (Hg), dan 32,43% menyatakan pernah menggunakan kosmetik yang dilarang peredarannya oleh BPOM, serta 55,41% responden membeli produk di tempat penjualan kosmetik yang tidak resmi.
Kandungan Toksik Pada Kosmetik Krim Pemutih
Banyak krim pemutih yang berbahaya membuat kulit wajah kering dan tipis sehingga membuat kulit lebih sensitif karena kulit yang tipis dekat dengan saraf dan pembuluh darah. Pada pemakaian pendek penggunaan zat-zat ini menyebabkan kemerahan, iritasi dan sensasi terbakar. Kulit menipis hingga menghilangkan lapisan demi lapisan kulit. Pada penggunaan yang lama, zat-zat tersebut akan menumpuk di dalam tubuh dan menjadi racun, karena 30-60% bahan pada krim pemutih akan diserap oleh tubuh. Zat ini juga bekerja dengan cara mencegah pembentukan melanin (pigmen kulit), padahal melanin diperlukan untuk melindungi kulit dari pengaruh sinar matahari berupa radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya bagi kesehatan kulit. Kulit dengan kadar melanin rendah dan secara terus-menerus terpapar sinar UV pada akhirnya akan muncul bintik-bintik hitam atau cokelat, ini menandakan bahwa kulit sedang mematikan jaringan dan jika menyebar dapat menyebabkan kanker kulit (Azhara & Khasanah, 2011).
ADVERTISEMENT
Menurut BPOM (Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan), terdapat sejumlah krim pemutih yang mengandung bahan berbahaya sepert merkuri, hidroquinon dan steroid dengan konsentrasi di atas 2% di luar ijin BPOM. Zat-zat toksik tersebut akan menyebabkan kecacatan permanen pada kulit dan organ vital lainnya (Saraswati, 2010).
Merkuri
Menurut (Dwijayanti dkk., 2015) dan (Wang dan Hong Zhang, 2011), Merkuri adalah zat kimia yang sering ada dalam kandungan krim pemutih, merkuri disebut juga air raksa atau hydrargyrum yang merupakan elemen kimia dengan simbol Hg dan termasuk dalam golongan logam berat dengan bentuk cair yang berwarna keperakan, memiliki toksisitas tinggi yang dapat diserap ke dalam tubuh manusia jika terkena langsung.
ADVERTISEMENT
Keputusan pemerintah Indonesia dalam membatasi penggunaan bahan aktif tersebut karena krim pemutih yang mengandung merkuri, dapat menimbulkan toksisitas terhadap organ-organ tubuh. Hal tersebut terjadi karena senyawa merkuri akan kontak dengan kulit secara langsung sehingga mudah terabsorbsi masuk ke dalam darah dan mengakibatkan reaksi iritasi yang berlangsung cukup cepat diantaranya dapat membuat kulit terbakar, menjadi hitam, dan bahkan dapat berkembang menjadi kanker kulit. Pada pemakaian dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, paru-paru, ginjal, mengganggu perkembangan janin, serta dapat menimbulkan manifestasi gejala keracunan pada sistem saraf berupa gangguan penglihatan, tremor, insomnia, kepikunan, dan gerakan tangan menjadi abnormal (ataksia) (BPOM, 2011).
Pemerintah Indonesia membatasi penggunaan bahan aktif tersebut karena krim pemutih yang mengandung merkuri dapat merusak organ tubuh. Hal ini terjadi karena saat merkuri bersentuhan langsung dengan kulit, senyawa tersebut akan mudah terserap ke dalam darah dan menimbulkan reaksi iritan yang cukup cepat yang dapat menyebabkan kulit terbakar, menghitam bahkan berkembang menjadi kanker kulit. Dalam dosis besar dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, paru-paru dan ginjal, mengganggu perkembangan janin, menimbulkan gejala keracunan, penglihatan kabur, tremor, insomnia, kepikunan dan gerakan tangan yang tidak normal (ataksia) (BPOM, 2011).
ADVERTISEMENT
Hidrokuinon
Hidrokuinon digunakan sebagai campuran dalam krim pemutih karena senyawa ini mampu mengelupas kulit bagian luar dan menghambat pembentukan melanin. BPOM menyebutkan bahwa hidrokuinon hanya boleh digunakan untuk bahan pengoksidasi warna pada rambut dan kuku artifisial (BPOM, 2008).
Steroid
Bahan berbahaya lain yang sering ditambahkan dalam produk pemutih dan pencerah adalah steroid. Steroid dalam krim pemutih memiliki peran dalam menekan sintesis melanin tanpa menghancurkan melanosit. Hal ini sangat berbahaya karena sepeti yang sudah di jelaskan sebelumnya seberapa penting zat melanin dalam kulit yang memiliki fungsi melindungi dari sinar UV. Kasus munculnya efek samping karena penggunaan krim pemutih terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan ditemukanya rambut berlebihan serta bercak kemerahan tanpa adanya rasa gatal yang mana gejala tersebut menunjukkan efek samping dari pemakaian steroid jangka panjang (Febrina, 2019).
ADVERTISEMENT
Bayangkan jika zat-zat toksik tersebut masuk ke dalam tubuh kita, yang tertinggal hanyalah rasa penyesalan. Para peracik krim pemutih instan tidak peduli terhadap keselamatan konsumennya, mereka hanya berpikir untuk menghasilkan uang dengan mengambil kesempatan dan peluang yang ada di pasar, tanpa mereka sadari bahwa nyawa konsumen berada di tangannya. Alih-alih mendapatkan kulit putih bersinar, yang di dapat hanya kecacatan permanen.
Tips Terhindar dari Krim Pemutih Abal-abal
Pertama, tentu kita perlu mengenal tipe jenis kulit kita, apakah kering, berminyak, berjerawat, ataupun kombinasi. Penanganan untuk tiap jenis kulit tentu berbeda, maka dari itu sangatlah penting untuk kita mengenal dan tahu kandungan apa yang dibutuhkan kulit kita.
Kedua, jangan termakan rayuan iklan yang menjanjikan kulit putih secara instan. Semua hasil yang baik tentunya memiliki proses yang lama. Kita harus jeli terhadap manfaat dan kinerja dari kandungan yang ada dalam krim pemutih instan. Jika ada produk yang memiliki harga yang murah dan memiliki jaminan kulit putih secara singkat, perlu diwaspadai terdapat kandungan berbahaya yang ada di dalamnya
ADVERTISEMENT
Ketiga, teliti dalam membaca kandungan dalam suatu produk krim pemutih. Hal ini tidak kalah pentingnya, karena kita harus tau kandungan apa yang kulit kita butuhkan. Jangan sampai kita memakai kandungan yang memicu munculnya alergi.
Keempat, konsul dengan dokter spesialis kulit dan kelamin tentang keluhan kulit yang kita rasakan. Dokter nantinya akan menjelaskan apa saja kandungan yang baik untuk kondisi kulit yang sedang di keluhkan. Tips ini sangatlah efektif, karena kita berkonsultasi dengan ahli kulit yang sudah tahu manfaat jenis kandungan pada krim pemutih.
Kelima, hindari krim pemutih yang memiliki aroma menyengat dan warna yang mencolok. Biasanya kandungan parfum dan pewarnanya sangat tinggi. Krim yang memiliki kandungan aman biasanya memiliki bau yang normal, tidak menyengat, serta memiliki warna yang tidak mencolok.
ADVERTISEMENT
Terakhir, saat membeli produk krim pemutih harus memperhatikan betul apakah produk sudah terdaftar dalam BPOM dengan ciri jika terdapat nomor pendaftaran dari Departemen Kesehatan maka produk tersebut sudah terdaftar.
Kulit sehat dan mulus adalah dambaan kita semua, baik pria maupun wanita. Sayangnya, banyak orang mengabaikan atau tidak memahami kondisi kulitnya sendiri. Saat menggunakan krim pemutih perlu mematuhi aturan pakai. Masalah ini yang menyebabkan maraknya konsumen yang terkena efek samping dari penggunaan krim pemutih. Misalnya harus berdasarkan jenis kulit, iklim, lama pemakaian, usia dan jumlah pemakaian, agar tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebelum menggunakan krim pemutih, sangat penting untuk mengetahui terlebih dahulu apa kandungan yang ada di dalamnya, manfaatnya dan cara menggunakannya dengan benar. Oleh karena itu, diperlukan penjelasan yang lebih rinci tentang krim pemutih (Djajadisastra, 2005).
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa warna kulit bukanlah indikator cantik atau tidaknya seseorang . Kecantikan berasal dari dalam diri manusia yang bukan dinilai dari fisik. Kecantikan lebih tinggi maknanya dari hanya sekedar warna kulit. Kecantikan sesungguhnya di nilai dari seberapa bersyukurnya kita terhadap apa yang dikaruniai Tuhan. Merawat kulit contohnya, kulit hanya perlu di rawat, bukan di putihkan. Dengan merawat apa yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta, kecantikan akan muncul dengan sendirinya.
Ilma Mahdalena, mahasiswa Biologi