Konten dari Pengguna

Menyempitnya Lapangan Kerja Sarjana Public Relations Komunikasi

Ilma Zikratul Arsa
Hallo kenalin aku Ilma Zikratul Arsa, mahasiswi S1 prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas.
12 September 2023 15:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilma Zikratul Arsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Profesi atau pekerjaan sebagai public relations atau disingkat PR itu memangnya harus dari lulusan jurusan yang linier? Nyatanya, banyak kok orang bekerja sebagai PR, tetapi tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong soal PR dan jurusan kuliah, public relation, PR, atau juga disebut hubungan masyarakat yang lebih akrab dengan sebutan humas itu adalah salah satu kajian di dalam Ilmu Komunikasi.
Adapun dalam kajian itu yang berfokus pada manajemen komunikasi antara suatu individu atau organisasi dengan publiknya. Tugas utama praktisi PR adalah untuk membangun dan menjaga citra dari suatu perusahaan atau instansi.
Hal ini berkaitan dengan tindakan-tindakan dalam memahami kebutuhan dan keinginan publik sehingga fungsi sebagai jembatan publik dan instansi dapat dipenuhi. Dalam mengemban tugasnya, seorang praktisi PR yang berasal dari jurusan komunikasi adalah suatu keunggulan yang tak terbantahkan.
Jurusan Komunikasi merupakan landasan yang sangat relevan bagi individu yang ingin terjun di bidang PR. Dalam konteks komunikasi, mahasiswa belajar untuk memahami teori-teori komunikasi, memanfaatkan media, dan mengembangkan keterampilan verbal dan tulisan yang kuat.
ADVERTISEMENT
Semua keterampilan ini sangat penting dalam pekerjaan seorang praktisi PR. Sehingga sudah hal yang lumrah jika kehumasan perusahaan atau instansi diisi oleh anak komunikasi.
Ilustrasi mahasiswa China di luar negeri. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
Namun, kenyataan di lapangan sekarang ruang lingkup PR yang seharusnya diisi oleh para Sarjana Public Relations kini mulai dijamah oleh jurusan lain yang bukan dari ranah Ilmu Komunikasi.
Banyak kita jumpai praktisi PR perusahaan dan instansi diduduki oleh sarjana hukum, politik, dan praktik ilmu lainnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab, semua jurusan mulai sadar bahwa komunikasi itu penting.
Hampir seluruh praktik ilmu kini mulai mempelajari komunikasi, karena komunikasi merupakan komponen paling mendasar di dalam kehidupan manusia. Hal ini tentu berakibat pada menyempitnya peluang seorang sarjana PR untuk bekerja sesuai bidang ilmunya.
ADVERTISEMENT
Keberadaan kajian komunikasi dalam semua praktik ilmu memudahkan semua jurusan untuk mencari peluang kerja. Bahkan, ketika itu tidak sesuai dengan bidang ilmunya.
Tidak heran jika sekarang posisi kehumasan sudah tidak lagi hanya dimiliki oleh sarjana komunikasi. Lalu, bagaimana cara seorang anak PR mempertahankan eksistensinya agar mampu bekerja sesuai bidang dan keahliannya?
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki anak komunikasi terkhusus bagi mahasiswa yang mengambil kajian Public Relations. Pertama, teori komunikasi yang dipelajari dalam kajian Public Relations membantu praktisi PR untuk memahami dasar-dasar komunikasi antara organisasi dan publiknya.
Mereka dapat menerapkan prinsip-prinsip komunikasi ini dalam merancang kampanye PR yang efektif, seperti menggunakan pesan yang relevan dan menargetkan audience yang tepat.
Ilustrasi Perempuan Karier. Foto: Shutterstock
Kemampuan dalam bermedia merupakan salah satu poin penting yang harus dimiliki oleh seorang praktisi PR. Mahasiswa jurusan komunikasi diunggulkan dalam hal ini. Soalnya, mereka telah terbiasa dengan berbagai jenis media.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, mereka dapat dengan mudah menggunakan media sebagai alat yang efektif untuk menyebarkan informasi, mengatasi krisis, atau mempromosikan organisasi mereka.
Selanjutnya, keterampilan verbal dan tulisan yang berperan penting dalam pekerjaan seorang PR juga dikuasai oleh lulusan jurusan komunikasi. Mereka mampu berbicara secara persuasif dan menulis dengan jelas untuk mengomunikasikan pesan atau informasi dengan baik kepada publik.
Kemampuan ini membantu dalam menyusun rilis pers, pidato, atau materi PR lainnya. Selain itu, latar belakang dalam komunikasi juga membantu praktisi PR untuk lebih memahami dinamika sosial dan tren dalam masyarakat. Mereka dapat mengidentifikasi isu dan mampu meresponsnya dengan lebih baik, sehingga dapat memperkuat strategi PR.
Jadi, posisi profesi public relations itu mampu untuk di duduki bidang ilmu manapun yang relevan. Namun, hal ini akan lebih cocok jika ditempati oleh anak komunikasi terkhusus bagi kajian Public Relations yang pada dasarnya lebih paham terkait hal yang dibutuhkan oleh seorang praktisi PR.
ADVERTISEMENT
Anak komunikasi memiliki modal lebih dibanding praktik ilmu lain untuk bisa menduduki posisi seorang humas perusahaan atau instansi. Dengan modal inilah yang menyebabkan seorang sarjana komunikasi lebih unggul dan berkompetensi untuk menduduki posisi tersebut.