Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kepergianmu Ku Kenang: Kasih Tak Sampai
19 Januari 2018 15:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari ilmaddin husain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puisi
SEJAK kepergianmu, hatiku penuh sesak. Sulit mengungkapkan rasa betapa kehilangannya diriku terhadapmu. Seorang wanita anggun nan solehah yang pandai menjaga diri. Seakan tidak percaya. Namun, inilah takdir Allah SWT. Penuh sesak, sedih, dan susah tatkala ku mengingatmu. Air mata pun bercucuran mengingatmu.
ADVERTISEMENT
Hari itu, Minggu, 10 Desember 2017. Hari itulah adalah terakhir aku melihat wajahmu. Sekilas. Saat itu dikau sedang mengendarai mobil saat keluar dari Masjid Baitul A’la Al Manshurin. Engkau dilepas oleh ayahmu.
Mataku berkaca-kaca saat mengenang kembali dirimu. Sosok yang kucintai. Yang kini telah pergi selama-lamanya. Dan tak mungkin kembali lagi ke dunia. Ya Allah. Tak terasa air mataku berlinang saat menulis surat ini.
Semoga kita bisa berjumpa di surga. Meluapkan rasa yang terpendam. Kasih yang tak sampai. Semoga engkau bahagia disisi-Nya. Kasihku tak sampai. Namun, ku berdoa: semoga engkau bahagia dan tenang di alam sana. Ku harus menerima kenyataan pahit ini. Walau sangat sulit bagiku.
Ku tak sempat ungkapkan rasa padamu. Meski, secara tak langsung ku sudah menyatakannya. Engkau pun berbalas. Ingin mengenal diriku lebih jauh. Namun, Tuhan berkendak lain. Kepergianmu ku tangisi.
ADVERTISEMENT
Sering ku bermimpi. Merajut hidup bahagia denganmu hingga hari tua. Membingkai keluarga bahagia, sakinah, mawaddah, dan warohmah. Perangaimu yang lembut, sopan, santun, dan solehah.
Kamis, 4 Januari 2018. Dihari itulah terakhir kalinya engkau menghirup udara pagi. Pukul 06.30 Wita, engkau menghembuskan nafas terakhir di pangkuan ayahmu tercinta. Engkau pergi saat melantunkan ayat suci Alquran: Surah Al Mutoffifin. Engkau sedang menahan makan dan minum. Berpuasa Senin-Kamis saat engkau diambil oleh-Nya.
Ku coba menghitung hari. Sudah 15 hari engkau telah pergi selama-lamanya. Memoriku kembali mengenangmu. Saat ku angkat jasadmu ke Masjid Roudhotul Jannah. Ratusan dan mungkin ribuan orang mensholati jasadmu. Ku doakan dikau penuh khusyuk.
Saat ambulance telah mengantar jasadmu ke pemakaman. Ku bantu mengangkat kerandamu. Untuk terakhir kalinya. Melepas kepergianmu dengan ikhlas. Walau berat. Tapi, inilah suratan terbaik dari Allah SWT. Dirimu terkasih: ASS.
ADVERTISEMENT
Masjid Baitul A’la Al Manshurin
Makassar
Jumat, 19 Januari 2018