Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kontribusi LDII dalam Pendidikan Karakter Bangsa
21 Januari 2018 5:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari ilmaddin husain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
DEMORALISASI yang terjadi selama ini ditengah masyarakat dipandang sebagai akibat disorientasi pendidikan dan paradigma yang keliru soal proses pendidikan. Pendidikan yang berlangsung selama ini hanya menitikberatkan pada proses transfer ilmu dan mengabaikan pembentukan jati diri.
ADVERTISEMENT
Reformasi strategi pembelajaran karakter bangsa dapat membawa bangsa ini memiliki karakter iman, taqwa, berakhlak mulia, berilmu/berkeahlian, jujur, disiplin, demokratis, adil, bertanggungjawab, cinta tanah air, orientasi pada keunggulan, gotong royong, sehat, mandiri, kreatif, dapat menghargai, dan mempunyai kecakapan.
Sejatinya, lingkungan pendidikan akan memengaruhi karakter yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku peserta didik. Sentuhan materi agama berupa pendidikan moral yang dilakukan oleh berbagai komponen bangsa, termasuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sebagai civil society, dapat mempercepat restorasi moral bangsa.
Visi pendidikan moral adalah selain mengembangkan tataran nilai, moral, dan norma luhur, juga mencerahkan manusia secara utuh (kaffah) dalam kehidupan masyarakat madani (civil society). Sekaitan dengan ini, pendidikan moral, nilai, dan norma mengemban misi:
ADVERTISEMENT
(1) Memelihara atau melestarikan dan membina nilai, moral, dan norma menjadi lima sistem kehidupan yang mengikat (sistem nilai, sistem budaya, sistem sosial, sistem personal, dan sistem organik).
(2) Mengklarifikasi atau merevitalisasi moral conduct diri dan kehidupan manusia atau masyarakat dimana mereka berada.
(3) Memanusiakan (humanizing), membudayakan (civilizing) dan memberdayakan (empowering) manusia dan kehidupannya secara utuh (kaffah) dan beradab (value based), sehingga terbentuk insan yang bermoral dan berkepribadian.
(4) Membina dan menegakkan law and order serta tatanan kehidupan yang manusiawi, demokratis, dan taat asas.
Menghadapi era kontestasi dan globalisasi, kita perlu membekali diri dengan kompetensi individu dan kompetensi social. Kompetensi individu yang LDII bangun melalui implementasi konsep “Tri Sukses Generasi Penerus”. LDII dalam tataran program telah mengenalkan konsep Tri Sukses generasi penerus, yaitu: (1) mendorong generasi penerus memiliki ilmu agama dan pemahaman agama yang baik; (2) LDII mendorong generasi penerus memiliki akhlakul karimah atau budi pekerti yang mulia; dan (3) LDII mendorong kemandirian.
ADVERTISEMENT
Disamping itu, LDII mengajak pada kejujuran, amanah, dan kerja keras lagi hemat (etos kerja: bener, kurup, dan janji). Kemandirian sendiri dilihat dari sisi kecakapan emosi, kecakapan ekonomi, kecakapan intelektual, dan kecakapan sosial (communication skill). Ihwal kompetensi sosial, LDII selalu mengajak warganya sebagai bagian dari masyarakat untuk rukun, kompak, dan kerjasama yang baik.
Literatur: Buku Dialog Kebangsaan (Pendidikan Karakter Bangsa) LDII