Konten dari Pengguna

Mengapa Harus Memiliki Literasi Matematika dan Kemampuan Berpikir Kreatif?

Ilmadi -
Dosen Matematikan UNPAM
2 Juni 2021 21:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilmadi - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi foto: pixabay.com/ElisaRiva.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi foto: pixabay.com/ElisaRiva.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 1 tahun semua pelajar di Indonesia melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) baik itu menggunakan media whatsapp, classroom, moodle, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Selama pembelajaran daring tersebut ada banyak kendala dan hambatan yang dialami oleh siswa seperti jaringan internet yang tidak memadai dan memori HP yang penuh, dan ditambah lagi kesulitan siswa dalam menghadapi tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.
Setiap pelajaran tentunya memiliki tantangan tersendiri, terutama pada mata pelajaran matematika. Matematika juga memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri bagi siswa saat pembelajaran daring dikarenakan beberapa faktor, yaitu: (1) terbatasnya ruang interaksi dengan guru, (2) banyaknya rumus yang digunakan dalam matematika, (3) objek yang di pelajari dalam matematika memiliki pola abstrak.
Literasi matematika adalah kemampuan siswa untuk merumuskan, menggunakan dan menginterpretasi matematika dalam berbagai konteks. Hal ini mencakup penalaran matematika dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematis untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
ADVERTISEMENT
Hal ini membantu seseorang dalam mengenal peran matematika dalam kehidupan dan membuat penilaian dan keputusan secara rasional dan logis yang dibutuhkan oleh warga Negara yang konstruktif, terlibat aktif dan reflektif.
Keterampilan literasi matematika dianggap sebagai salah satu komponen penting yang dibutuhkan peserta didik agar berhasil memecahkan soal-soal matematika. Seseorang yang memiliki literasi matematis yang baik maka akan mampu menganalisis, bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dengan efektif serta mampu memecahkan dan menginterpretasikan penyelesaian matematikanya.
Seorang siswa dikatakan mampu menyelesaikan masalah apabila ia mampu menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi yang belum dikenal. Kemampuan inilah yang biasa disebut dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Sedangkan kemampuan berpikir kreatif itu sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide atau suatu cara baru dalam menghasilkan suatu produk. Produk kemampuan berpikir kreatif adalah kreativitas siswa dalam pemecahan masalah matematika.
ADVERTISEMENT
Kemampuan berpikir kreatif matematis ditandai oleh lima aspek yaitu kepekaan (sensitivity), kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan keterincian (elaboration).
Dalam pembelajaran matematika, guru memiliki peran dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Guru juga perlu menggunakan strategi atau model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas.
Pentingnya kreativitas ini tentunya mengasah kemampuan berpikir siswa karena kreativitas tidak selalu dimiliki oleh seseorang yang memiliki kemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan, bakat, kemampuan, dan kemauan atau motivasi.
Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi.
Selain itu dengan adanya latihan dan soal matematika yang memiliki banyak solusi dan banyak penyelesaian melatih siswa untuk berpikir kreatif. Sebab dalam menyelesaikan latihan dan soal tersebut maka siswa akan dipaksa untuk berpikir.
ADVERTISEMENT
Semakin tinggi tingkat kreativitas mahasiswa tersebut maka semakin cepat dan semakin mudah dalam menyelesaikan latihan dan soal-soal yang diberikan oleh guru.
Maka dari itu keterampilan literasi matematis dan berpikir kreatif sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Para pendidik baik guru maupun dosen dalam proses pembelajaran perlu mengintegrasi capaian pembelajaran tiga bidang secara simultan dan terpadu yaitu literasi lama, literasi baru dan literasi keilmuan.
Bila tidak kemungkinan lulusannya akan mengalami iliterasi. Guru juga harus mengembangkan diri untuk mampu menerapkan teknologi digital. Teknologi digital dapat membantu guru belajar lebih cepat dan lebih efektif untuk berubah dan berkembang.
Namun yang lebih penting adalah revolusi peran guru sebagai sumber belajar atau pemberi pengetahuan menjadi mentor, fasilitator, motivator, bahkan inspirator mengembangkan imajinasi, kreativitas, karakter, serta team work siswa yang dibutuhkan pada masa depan.
ADVERTISEMENT