Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Menemukan Ketenangan di Balik Lensa: Cerita Street Photography Masjid Istiqlal
9 Januari 2025 20:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ilman heriyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta yang padat dan serba cepat, setiap individu memiliki caranya sendiri untuk menemukan ketenangan. Bagi saya, ketenangan itu hadir melalui lensa kamera ketika melakukan street photography.
Aktivitas ini bukan sekadar memotret pemandangan atau manusia di ruang publik, tetapi juga merenungkan kehidupan di sekeliling kita melalui visual yang tercipta. Salah satu momen paling berkesan d
ADVERTISEMENT
an sarat makna yang saya alami terjadi di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dengan arsitektur yang megah dan suasana yang syahdu, masjid terbesar di Asia Tenggara ini memberikan pengalaman fotografi yang mendalam, sekaligus menenangkan.
Pada hari ini, saya memutuskan untuk mengunjungi Istiqlal dengan kamera di tangan dan niat untuk menemukan cerita di balik keheningan masjid. Ketika saya tiba di sana, udara pagi yang sejuk menyambut saya. Cahaya matahari mulai menyelinap masuk melalui sela-sela bangunan, memantul indah di lantai marmer yang mengilap. Langkah kaki saya bergema di lorong panjang, memberikan kesan hening namun penuh makna. Tidak banyak orang yang beraktivitas pada saat itu, membuat suasana semakin mendukung untuk memotret dan merenung.
Cerita di Balik Foto Dalam fotografi jalanan, momen sederhana sering kali menjadi yang paling kuat. Saat berjalan menyusuri lorong masjid, saya melihat dua sosok manusia berjalan beriringan di kejauhan. Mereka terlihat kecil di antara pilar-pilar besar yang menjulang tinggi, seolah menegaskan betapa luasnya ruang tersebut. Namun justru dalam kesederhanaan itu, saya melihat harmoni. Dua manusia yang berjalan bersama di tengah ruang kosong menciptakan keseimbangan visual sekaligus menyiratkan cerita tentang perjalanan hidup.
ADVERTISEMENT
Saya segera mengangkat kamera dan mengatur komposisi. Garis-garis arsitektur masjid membantu saya membingkai momen tersebut. Saya menggunakan teknik leading lines untuk membawa mata penonton menuju dua sosok tersebut. Cahaya alami yang lembut turut memperkuat suasana syahdu dalam foto. Di tengah kesunyian, momen itu terasa hidup dan bercerita tanpa perlu banyak kata.
Proses Kreatif dan Tantangan Street photography di lokasi seperti Masjid Istiqlal menantang saya untuk lebih peka terhadap sekitar. Tidak seperti fotografi yang terencana, street photography membutuhkan kecepatan, kepekaan, dan intuisi untuk menangkap momen yang tepat. Tantangan utamanya adalah bagaimana menyeimbangkan antara menghormati suasana tempat ibadah dan menemukan sudut-sudut menarik yang layak diabadikan.
Saya juga belajar untuk bermain dengan cahaya alami. Masjid Istiqlal memiliki banyak ruang terbuka yang memungkinkan cahaya masuk dan membentuk pola indah di lantai dan dinding. Mengatur exposure dan mencari titik fokus yang tepat menjadi bagian dari proses kreatif saya. Terkadang, saya hanya duduk diam dan menunggu momen datang, membiarkan suasana sekitar berbicara melalui lensa.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar memotret, pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih menghargai ketenangan. Masjid Istiqlal, dengan segala kebesarannya, mengingatkan saya akan keindahan dalam kesederhanaan. Dua sosok kecil yang saya abadikan di tengah ruang luas menjadi metafora dari kehidupan itu sendiri: kita sering kali merasa kecil di dunia yang begitu besar, tetapi langkah kecil kita tetap memiliki makna.
ADVERTISEMENT
Melalui street photography, saya belajar bahwa ketenangan tidak selalu harus dicari di tempat yang jauh atau eksotis. Kadang, ketenangan itu hadir di ruang yang sederhana namun penuh makna, seperti Masjid Istiqlal di Jakarta. Setiap foto yang saya ambil di sana bukan hanya sekadar visual, tetapi juga refleksi dari perjalanan pribadi saya dalam mencari kedamaian.
Masjid Istiqlal bukan hanya tempat ibadah: ia adalah simbol toleransi, ruang ketenangan, dan karya arsitektur yang menginspirasi. Dengan lensa kamera, saya berharap dapat membagikan secuil cerita dan kedamaian yang saya rasakan kepada orang lain. Karena di balik setiap foto, ada cerita yang menunggu untuk diceritakan, dan ada keheningan yang berbicara lebih keras dari kata-kata.