Menilik Pertahanan Negara Terkecil di Dunia Tanpa Militer Mandiri di Vatikan

Ilyasa Dinta Maulana
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
17 April 2022 22:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilyasa Dinta Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di benua eropa tepatnya di tengah ibukota Italia yaitu Roma, ada sebuah negara kecil berdaulat yang dikenal dengan nama Vatikan. Meskipun memiliki wilayah yang terbilang cukup sempit untuk dikatakan sebagai sebuah negara, Vatikan memenuhi syarat dasar untuk disebut sebagai negara yaitu adanya wilayah (sekitar 0,44 km persegi), jumlah penduduk yang cukup padat untuk seukuran wilayahnya (sekitar 800 jiwa) serta sistem pemerintahan yang menganut monarki absolut dengan paus sebagai pemegang kekuasaan tertinggi (kemlu.go.id).
ADVERTISEMENT
Kita dapat menilai sendiri dengan melihat luas wilayahnya yang sempit dan penduduk yang berjumlah tidak seberapa itu menjadikan Vatikan sebagai negara yang berdiri sendiri tanpa adanya sistem dan kebijakan pertahanan yang dapat mereka produksi sendiri layaknya negara-negara lain pada umumnya. Bagi sebuah negara, ketidakmampuan untuk menjaga diri mereka sendiri dari segala macam bentuk ancaman merupakan hal yang sangat disayangkan.
Bagaimanapun juga, keamanan bagi negara dan masyarakat yang tinggal di dalamnya adalah salah satu aspek yang penting yang sangat diperlukan dalam menjaga keutuhan suatu negara. Namun rupanya Vatikan terlihat tidak terlalu cemas dan mengkhawatirkan hal tersebut berlarut-larut karena yang bertanggung jawab atas keamanan mereka bukanlah diri mereka sendiri namun melibatkan negara lain.
ADVERTISEMENT

Garda Swiss

Pada awalnya Vatikan berdiri sendiri tanpa adanya sistem pertahanan dan kekuatan militer mereka sendiri. Namun, pada masa kekuasaan Paus Yulius II pada tahun 1506 atas berkat jasanya yang meminta bantuan dan bernegosiasi dengan negara Swiss untuk memberikan mereka perlindungan dan keamanan kepada Vatikan dan seluruh wilayah yang tercangkup oleh tembok Vatikan.
Pasukan tersebut bernama Garda Kepausan Swiss atau dalam bahasa latin disebut Pontificia Cohors Helvetica. Mereka dibentuk sebagai pasukan khusus yang bertugas untuk melindungi Sri Paus, menjaga Istana Kepausan Apostolik dan juga sekaligus bertindak sebagai militer di Vatikan. Mereka mengenakan seragam yang bernuansa khas gaya eropa yang berwarna biru, merah, jingga, kuning dan ada pula seragam biru tua dengan topi khusus.
ADVERTISEMENT
Jumlah mereka saat ini sebanyak 135 orang dan direkrut langsung dari negara Swiss juga wajib memenuhi persyaratan yaitu berusia sekitar 19-30 tahun, lulusan SMA atau sarjana, minimal tinggi badan 174 cm, beragama Katolik, belum menikah dan dipastikan telah lulus dari pelatihan Kekuatan Bersenjata Nasional Swiss.
Mereka juga bertindak layaknya militer dan dilengkapi dengan senjata. Biasanya mereka menggenggam halberd dan tombak partisan. Halberd atau merupakan senjata tombak dua tangan dengan ujung paduan kapak dengan bagian ujung atas runcing menjulang.
Ketika bertugas untuk mengawal Sri Paus di Istana Kepausan Apostolik, Garda Swiss dilengkapi senjata api semacam pistol SIG Sauer P220 dan senapan SIG SG 550 (atau varian SG 552-nya). Adapun Pistol Glock 19 dan senapan mesin ringan Heckler & Koch MP7 juga menjadi bekal mereka ketika menjadi pengawal lengkap dengan berpakaian seperti preman.
ADVERTISEMENT
Semenjak insiden percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II di Vatikan pada 13 Mei 1981 oleh seorang warga Turki bernama Mehmet Ali Ağca, Garda Swiss semakin meningkatkan persenjataannya (Simbolon, 2020).

Gendarmerie

Corpo della Gendarmeria dello Stato della Città del Vaticano merupakan bahasa Italia yang berarti Korps Gendarmerie Negara Vatikan atau singkatnya Gendarmerie merupakan pasukan penjaga keamanan yang memiliki tugas yang hampir mirip dengan Garda Swiss. Dibentuk pertama kali oleh Paus Pius VII pada tahun 1816 dan persyaratan untuk menjadi pasukan Gendarmerie tidak jauh berbeda dengan Garda Swiss. Hanya saja, mereka direkrut berasal dari berbagai negara dan berkisar antara usia 21-24 dan berjumlah 130 personel.
Negara pemasok terbesar untuk pasukan ini adalah Italia dan mengingat Vatikan menggunakan bahasa Italia, nama lain dari pasukan ini adalah Carabinieri. Melalui Carabinieri, Italia juga turut serta dalam bertanggung jawab atas keamanan Vatikan.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan pasukan Garda Swiss, Gendarmerie juga memiliki perlengkapan senjata. Senjata standar mereka adalah pistol semi-otomatis Glock 17 dengan kaliber Parabellum 9mm. Selain pistol, ada senjata berat seperti Beretta M12 dan senapan sub-mesin Heckler & Koch MP5 sama seperti yang digunakan polisi Italia. Jika kerusuhan terjadi di Vatikan, mereka dibekali dengan pentungan, alat setrum, semprotan merica dan gas air mata.
Bagi Rapid Intervention Group (GIR) unit elit, para anggotanya menyimpan karaben Carbon 15 dan senapan Heckler & Koch FABARM FP6. Mereka juga memiliki kendaraan pribadi dari brand-brand populer seperti Ducati, Fiat, Harley-Davidson, Volkswagen, dan Mercedes-Benz (Simbolon, 2020).

Ordo Militer Berdaulat Malta

Ordo Militer Berdaulat Malta didirikan pada tahun 1099 di Yerusalem dan telah diakui sebagai entitas yang berdaulat di bawah hukum internasional dan saat ini berpusat di kota Roma, Italia. Uniknya, Ordo ini merupakan sebuah negara namun tidak memiliki wilayah. Ia telah menjalin hubungan diplomatik bersama 110 negara secara resmi dan memiliki status pengamat dalam PBB.
ADVERTISEMENT
Ordo Militer Berdaulat Malta adalah korps militer terbesar yang melindungi Gereja Katolik Roma dengan sukarela. Seperti negara pada umumnya, Ordo ini mempunyai 3 orang warga negara tetap dan disertai dengan sukarelawan militer berjumlah 80.000 orang, anggota non-militer berjumlah 13.500 orang serta pegawai berjumlah 42.000 orang. Mereka juga mempunyai pesawat tempur Savoia-Marchetti SM.82 dan unit militer modern yang disebut ACISMOM.
Karena pengabdian Ordo terhadap Kepausan dan Gereja Katolik Roma di Vatikan, mereka berhak untuk meminta Sri Paus untuk memilih seorang Patron dari antara para kardinal dari seluruh dunia. Tugas seorang Patron adalah meningkatkan dan menjaga keimanan anggota Ordo Militer Berdaulat Malta sekaligus sebagai penghubung antara Ordo dengan Tahta Suci Vatikan (Simbolon, 2020).
ADVERTISEMENT

Bagaimana Vatikan bertahan?

Menyandang status sebagai negara terkecil di dunia dan berjalan tanpa adanya militer mandiri membuat beberapa pertanyaan muncul terhadap Vatikan. Apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka aman-aman saja? Bukankah mereka akan mudah dikuasai? Dan masih banyak lagi.
Apbila ika kita berandai apabila negara tersebut diserang, maka negara yang akan melancarkan serangan tidak akan mudah menaklukan Vatikan begitu saja. Selain dari akan adanya tindakan pembelaan dari para pihak penanggung jawab keamanan tersebut, ada beberapa faktor yang akan mencegah penyerangan terjadi.
Yang pertama, letak geografis Vatikan tepat berada di tengah ibukota Roma, Italia. Apabila Vatikan ingin diserang maka mereka harus melewati Italia dan beberapa negara Eropa lain yang berada di sekitarnya. Jika serangan muncul, maka negara lain tidak segan akan berpikir bahwa serangan tersebut juga akan mengancam wilayah mereka dan bersiap melakukan serangan balik.
ADVERTISEMENT
Kedua, Italia merupakan salah satu penanggung jawab keamanan Vatikan yang juga tergabung ke dalam Organisasi aliansi militer NATO. Jika Vatikan diserang, maka Italia juga otomatis berpikir bahwa negara mereka juga berada dalam ancaman karena letak Vatikan yang berada di tengah kota Roma. Dan kita sudah bisa menebak apa langkah yang akan diambil NATO nantinya.
Terakhir, Vatikan merupakan kiblat umat katolik di seluruh dunia layaknya umat muslim yang berkiblat pada Ka’bah di kota Mekkah. Jika kiblat umat katolik di seluruh dunia diserang, apakah negara mayoritas katolik akan diam saja? Atau lebih menariknya lagi, apakah umat katolik di seluruh dunia akan diam begitu saja? Tentu saja tidak. Hal yang sama akan terjadi apabila Mekkah diserang, apakah liga Arab akan diam begitu saja? Apakah umat muslim di seluruh dunia akan bungkam? Justru sebaliknya bukan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab langsung tanpa perlu berpikir keras.
ADVERTISEMENT
Meskipun eksis sebagai negara terkecil di dunia dan berjalan tanpa adanya militer, Vatikan mampu untuk berjalan mandiri dan tetap turut terlibat dalam dunia internasional dan memiliki rencana versinya sendiri dalam mempertahankan dan menjaga keutuhan negaranya dari ancaman luar yaitu dengan menjalin hubungan dengan negara lain.