Konten dari Pengguna

Pertama di Indonesia, Operasi Bedah Jantung Menggunakan Robot

Ima Ansari Kusuma
Mahasiswa MARS UMY Praktisi Kesehatan
18 November 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ima Ansari Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknologi kedokteran semakin berkembang, salah satunya operasi dengan robot atau disebut dengan robotic surgery. Operasi bedah jantung robotik pertama di Indonesia telah terlaksana pada 12 November 2024 di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Tindakan tersebut dipimpin oleh tim bedah jantung yang dipimpin oleh Dr. dr. Dudy Hanafy, Sp.BTKV Subsp.JD(K) dengan dokter pembimbing/proctor adalah dr.Sudhir Prem Srivastata dari India. Menurut Direktur Utama RSJPDHK Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K) saat konferensi pers tanggal 15 November 2024,”Operasi jantung dengan robot ini yang pertama kali dilakukan di Asia Tenggara, dan kempat di Asia setelah Jepang, India, dan Korea Selatan”. Robotic surgery telah dilakukan pada tindakan bypass (CABG), operasi katup (mitral surgery), dan operasi penutupan lubang jantung (ASD closure).
Konferensi pers operasi jantung robotik pertama di Indonesia oleh Menkes tanggal 15/11/2024 (Foto koleksi pribadi penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers operasi jantung robotik pertama di Indonesia oleh Menkes tanggal 15/11/2024 (Foto koleksi pribadi penulis)
Keuntungan Bedah Robotik
ADVERTISEMENT
Operasi bypass yang disebut dengan Totally Endoscopic Coronary Artery Bypass (TECAB) dengan robot ini dilakukan secara minimal invasif. Besar sayatan hanya sekitar 2 cm di beberapa titik sedangkan pada operasi CABG konvensional luka sayatan sepanjang 25-30 cm. Teknik minimal invasif ini dapat mengurangi nyeri pasca operasi pada pasien dan dapat mengurangi risiko infeksi. Lama rawat pasien menjadi lebih singkat yaitu 3 hari dengan tindakan operasi robotik, sedangkan pada bedah konvensional perawatan hingga 7 hari. Kelebihan lain dari bedah robotik adalah visualisasi lapangan operasi yang lebih baik, kemampuan zoom bisa sampai 10x, dan gambaran secara 3D dapat meningkatkan keakuratan operasi. Keuntungan bagi dokter bedah adalah posisi saat mengerjakan tindakan yang nyaman meski operasi dilakukan dalam waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Operasi jantung robotik di RSJPDHK (Foto seizin tim dokumentasi RSJPDHK)
Penyakit jantung masih menjadi penyabab kematian tertinggi di Indonesia. Perawatan pasien jantung bahkan memerlukan biaya hingga 10,3 T (Sumber : BPJS 2021). Tindakan bedah jantung terbuka telah dilakukan di 22 provinsi di Indonesia. Jumlah operasi CABG untuk pasien JKN sebesar 2.628 pasien yang dilakukan di 61 RS, termasuk 12 RS Vertikal Kemenkes (Sumber : e-klaim BPJS 1 Jan-7 Nov 2024). Sebanyak 727 CABG dan 800 operasi katup dilakukan di RSJPDHK pada kurun waktu Januari-September 2024. Kemenkes bersama RSJPDHK mengembangkan layanan tindakan operasi jantung dengan mengampu beberapa RS jejaring di Indonesia. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers di RSJPDHK mengatakan,” Salah satu mimpi saya meningkatkan kualitas layanan bedah. Perkembangan teknologi bedah sangat maju termasuk robotic surgery. Indonesia telah melakukan tele-robotic surgery untuk tindakan gastrointestinal. Indonesia diharapkan mampu melakukan robotic surgery di berbagai bidang baik jantung, gastrointestinal, maupun orthopedi”.
ADVERTISEMENT
Mesin untuk operasi robotik jantung di RSJPDHK disupport oleh Kemenkes. Direktur Jenderal Kemenkes, dr.Azhar Jaya mengatakan,”Operasi dengan robotic surgery memiliki unit cost yang lebih rendah dibandingkan dengan operasi bedah jantung terbuka sehingga diharapkan nantinya akan dicover oleh BPJS”. Teknologi operasi bedah jantung dengan robot ini akan dikembangkan di berbagai provinsi di Indonesia dengan dokter RSJPDHK sebagai pengampu.