7 Masalah Kesehatan yang Bisa Diatasi dengan Olahraga

dokterMade
Seorang dokter yang kebetulan suka ngeblog dan berteman.
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2019 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dokterMade tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita berolahraga
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita berolahraga
ADVERTISEMENT
Adakah obat di dunia ini yang dapat melawan penyakit sekaligus membantu membakar lemak dan membentuk otot tanpa efek samping? Kalau ada obat seperti itu, pasti kamu dengan senang hati akan meminumnya, kan? Obat dengan segala keunggulan tersebut memang ada, tetapi cara memperoleh manfaatnya bukan dengan cara diminum, melainkan dengan melakukannya. Yap, obat yang saya maksud adalah olahraga.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak yang tahu kalau olahraga dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit kronis, tetapi hanya sedikit yang tahu bahwa olahraga juga dapat meredakan gejala penyakit yang saat ini sedang diderita.
Meskipun secara umum olahraga aman dilakukan oleh siapa saja, namun bila kamu menderita suatu penyakit, ada baiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum memutuskan untuk olahraga. Beberapa jenis penyakit yang perlu diwaspadai saat akan olahraga di antaranya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes melitus. Hal ini terutama saat kamu berencana melakukan olahraga yang sifatnya high impact.
Seperti yang telah saya sebutkan di atas, ada beberapa penyakit yang gejalanya bisa diredakan dengan cara melakukan olahraga. Berikut tujuh penyakit atau gejala penyakit yang bisa dilawan dengan olahraga:
ADVERTISEMENT
1. Diabetes Tipe 2
Olahraga pada penderita diabetes tipe 2 bermanfaat dalam hal mengatur kadar gula darah. Dalam berbagai penelitian disebutkan, aktivitas fisik dapat membantu memperbaiki sensitivitas insulin sehingga kadar gula darah menjadi lebih terkendali.
2. Asma
Rutin berolahraga dapat membantu mengurangi tingkat keparahan serangan asma, terutama pada asma yang berulang. Meskipun toleransi terhadap jenis olahraga berbeda-beda pada masing-masing penderita asma, kebanyakan penderita asma memperoleh manfaat dari jenis olahraga yang intensitasnya tinggi.
Bila masih ragu dengan olahraga yang cocok dengan kondisi penyakit asma yang diderita saat ini, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter.
3. Penurunan gairah seksual
Olahraga dapat membantu memperbaiki gairah seksual baik pada pria maupun wanita. Pada sebuah penelitian, pria usia pertengahan mengaku lebih merasa puas berhubungan intim setelah berolahraga rutin selama sembilan bulan.
ADVERTISEMENT
Penelitian pada wanita juga menunjukkan hasil yang serupa. Wanita yang sebelumnya bersepeda selama 20 menit menunjukkan gairah seksual yang meningkat setelah menonton film dewasa, kondisi sebaliknya ditemukan pada wanita yang tidak berolahraga.
Keuntungan psikologis dari olahraga seperti meningkatnya kepercayaan diri juga berpengaruh pada peningkatan kepuasan dalam kehidupan seksual.
4. Insomnia
Hubungan antara olahraga dengan kualitas tidur memang bukanlah sesuatu yang asing. Tidak hanya olahraga yang dapat membantu kita tidur lebih nyenyak, tetapi kurang tidur juga berimbas pada kemampuan berolahraga di keesokan harinya.
Manfaat olahraga pada penderita insomnia memang tidak bisa didapatkan secara instan. Pada sebuah penelitian, penderita insomnia baru bisa mendapatkan manfaat olahraga setelah melakukannya selama empat bulan.
5. Depresi
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah yang dihadapi oleh penderita depresi adalah kurang memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu. Namun, jika kita bisa memaksa penderita depresi berolahraga maka gejala depresi yang dialami akan berangsur berkurang.
Olahraga dapat membantu mengatasi gejala kecemasan dan depresi karena saat berolahraga, tubuh menghasilkan hormon endorfin dalam jumlah besar. Hormon ini akan memberi rasa senang dan nyaman pasca-berolahraga.
6. Pikun
Kamu mungkin sudah mengetahui bahwa olahraga dapat mencegah terjadinya penyakit demensia. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah ke otak sehingga mampu menyegarkan otak dalam mengingat sesuatu. Otak yang mendapat suplai darah yang cukup dapat meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan mengingat.
Baca juga: Olahraga Bagus Untuk Mental, Tapi Kalau Berlebihan Bisa Seperti Ini
ADVERTISEMENT
7. Hot Flashes
Keluhan ini kerap dialami oleh wanita yang telah memasuki usia menopause. Sebuah penelitian menyebutkan, wanita menopause yang berolahraga secara rutin selama empat bulan mengaku keluhan hot flashes yang mereka rasakan berangsur-angsur berkurang.