Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Susahnya Mencari Kerja di Indonesia: Ketika Syarat-Syarat Makin Tak Masuk Akal
12 November 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Imam Dzaki Wiyata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah nggak, sebagai pencari kerja melihat lowongan kerja yang menarik, lalu langsung cek syarat-syaratnya? Dari sini lah, kadang kita mendadak garuk-garuk kepala karena merasa persyaratan kerja di Indonesia makin lama makin “ajaib.” Mulai dari batasan usia, pengalaman minimal, sampai kemampuan yang kadang bikin kita berpikir, “Sebenarnya siapa yang mereka cari?”
ADVERTISEMENT
Batasan Umur yang Keterlaluan bagi Pencari Kerja
Pertama, soal usia. Banyak perusahaan di Indonesia yang memberikan batasan umur ketat, misalnya maksimal 25 atau 28 tahun, tapi anehnya mereka juga mengharapkan pengalaman kerja tiga sampai lima tahun. Coba hitung-hitungan sederhana, kita lulus kuliah sekitar usia 22 tahun, lalu disuruh punya pengalaman tiga tahun, jadi baru bisa melamar di usia 25? Lalu bagaimana kalau yang lulus agak telat atau baru bisa mulai kerja setelah beberapa waktu?
Ini mirip seperti mencoba masuk tim sepak bola tapi diharuskan langsung “berlari cepat” tanpa latihan dulu. Padahal, kalau perusahaan benar-benar mau mencari kandidat yang potensial, seharusnya umur bukan jadi hambatan. Justru pengalaman dan keinginan berkembang itu yang semestinya jadi prioritas.
Lowongan Idaman, Tapi Hanya “Untuk yang Berpengalaman”
Tidak jarang juga, kita melihat lowongan yang sebenarnya cocok dengan kualifikasi pendidikan kita, tapi di bagian bawah tertera persyaratan “harus berpengalaman minimal dua tahun.” Persoalannya, bagaimana kita bisa dapat pengalaman kalau setiap tempat kerja minta pengalaman duluan? Ini jadi lingkaran setan yang bikin banyak pencari kerja pemula harus mencoba berbagai cara lain, seperti magang berulang kali atau ikut program freelance yang tidak selalu memberi kejelasan karier jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Bagi yang baru lulus, menghadapi syarat seperti ini ibarat disuruh langsung turun main di liga besar padahal baru selesai latihan dasar. Kalau semua lowongan seperti ini, lantas kapan waktu yang tepat bagi para fresh graduate untuk memulai karier?
Lapangan Kerja yang Semakin Sempit
Masalah semakin berat ketika jumlah pencari kerja tak sebanding dengan jumlah lowongan yang tersedia. Setiap tahun, ribuan lulusan baru muncul dari perguruan tinggi dan sekolah kejuruan, tapi sayangnya, lapangan pekerjaan tidak tumbuh secepat itu. Akibatnya, persaingan jadi sangat ketat, dan perusahaan jadi makin “pemilih” dalam menyeleksi kandidat. Ketika lowongan terbatas dan persaingan ketat, syarat-syarat yang tadinya masuk akal pun mulai meningkat.
Seperti pertandingan sepak bola yang kuotanya terbatas sementara tim yang mendaftar makin banyak, perusahaan pun akhirnya bisa membuat syarat yang semakin “unik” untuk mempersempit kandidat, seperti kemampuan khusus atau bahkan preferensi tertentu yang kadang tidak relevan dengan pekerjaan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Sertifikat dan Kemampuan Tambahan: Standar Baru yang Makin Tinggi
Untuk bisa bersaing, akhirnya banyak pencari kerja yang merasa perlu mengumpulkan berbagai sertifikat, entah itu bahasa asing, penguasaan software tertentu, hingga kursus keterampilan. Tentu, memiliki keterampilan tambahan itu bagus. Tapi, jika semua lowongan kerja sudah seperti itu, akhirnya pencari kerja harus mengeluarkan biaya dan waktu ekstra hanya untuk memenuhi syarat. Dan setelah semua itu terpenuhi, belum tentu juga mereka akan mendapat panggilan karena masih banyak kandidat lain yang sama-sama memiliki skill yang serupa.
Tantangan di Tengah Persaingan yang Ketat
Dengan banyaknya syarat yang tidak masuk akal dan persaingan yang ketat, pencari kerja di Indonesia harus pintar-pintar mencari celah. Sebagian memilih untuk mencoba peruntungan di bidang lain, ikut pelatihan atau kursus untuk menambah keterampilan, atau bahkan memilih pekerjaan yang mungkin di luar bidang keahlian demi bisa mendapat pengalaman.
ADVERTISEMENT
Mencari kerja di Indonesia saat ini bisa diibaratkan seperti main catur di papan yang setengahnya sudah dimiliki lawan. Dengan strategi, kesabaran, dan tekad, kesempatan itu mungkin saja datang. Namun, selama persyaratan tak masuk akal itu terus ada, perjalanan mencari kerja akan tetap menjadi tantangan tersendiri bagi pencari kerja.