Batik Besurek Produk Seni Tradisional Bernilai Tinggi Namun Dihargai Rendah

imam maliki
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bengkulu
Konten dari Pengguna
15 September 2022 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari imam maliki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
ADVERTISEMENT
Batik merupakan salah satu wujud karya seni tradisional yang mengandung nilai-nilai kultural yang tinggi serta memuat hal-hal yang merepresentasikan nilai-nilai simbolis dan filosofis dari masyarakat tempat asalnya. Di Indonesia, batik mempunyai sejarah yang panjang dan telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Disamping menjadi kekayaan budaya dan kebanggaan masyarakat, batik juga telah menjadi identitas nasional.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa daerah Indonesia dapat ditemukan berbagai macam batik dengan corak ragam hias dan motif yang berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi dikarenakan perbedaan adat, budaya dan kondisi geografis wilayah Indonesia yang beragam. Salah satu jenis batik dengan motif yang memiliki corak unik adalah batik besurek yang berasal dari budaya Bengkulu.
Dalam bahasa Melayu dialek Bengkulu, besurek artinya bersurat atau menuliskan suatu kalimat. Ciri khas batik besurek yang membedakan dengan batik-batik lainnya adalah corak motif yang digunakan memadukan kaligrafi arab dengan bunga-bunga khas yang tumbuh di provinsi Bengkulu salah satunya bunga Raflesia Arnoldi dan bunga bangkai. Pada umumnya batik besurek memiliki motif dasar berupa kaligrafi arab, rembulan penuh, bunga melati, burung kuau, pohon hayat, kombinasi cengkeh dan bunga cempaka, dan perpaduan corak relung paku dengan burung punai.
ADVERTISEMENT
UNESCO telah menetapkan Proklamasi Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia atau dalam bahasa inggris Proclamation Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Namun dalam kenyataannya disaat nilai seni batik tinggi dan mendapat apresiasi dari luar negeri, justru minat masyarakat Indonesia itu sendiri kurang. Banyak hal yang menjadi permasalahan pengembangan batik besurek sebagai karya seni, antara lain adalah kurangnya minat warga Bengkulu sendiri untuk mengenakan batik besurek sebagai pakaian sehari-hari maupun pada acara tertentu. Batik besurek identik dengan sesuatu yang ketinggalan jaman juga dianggap menjadi penyebab kurang diminati.
Permasalahan lainnya muncul dari penilaian masyarakat Bengkulu sendiri mengenai karya seni budaya daerahnya ini. Banyak dari warga Bengkulu yang masih menganggap bahwa produk batik besurek seharusnya dijual dengan harga yang "murah". Hal ini terjadi karena gempuran batik-batik printing yang dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada batik besurek. Hal ini berbanding terbalik antara nilai seni dari batik besurek yang tinggi dengan kesulitan dalam menjual produk batik besurek dengan harga yang seharusnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk menaikkan nilai jual dari batik besurek adalah dengan mendaftarkannya sebagai hak atas indikasi geografis. Menurut UU 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Hak atas indikasi geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak indikasi geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas indikasi geografis tersebut masih ada. Dengan demikian batik besurek dapat memiliki suatu nilai ukur yang tinggi dan diakui secara nasional bahwa batik besurek adalah karya seni bernilai tinggi yang berasal dari Bengkulu.
ADVERTISEMENT