Perubahan kebiasaan pengguna Bus AKAP setelah Pandemi

Imam Nugraha
Professional marketeer with more than 6 years experience
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imam Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Transportasi Indonesia tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat, bisa kita lihat perbedaannya 7-8 tahun kebelakang sebelum dikenalnya industri 4.0, khususnya transportasi darat dengan moda transportasi bus.
ADVERTISEMENT
Tentu kita tahu bagaimana keadaan ketika kita bisa membeli tiket pesawat, kereta, bahkan taxi secara online tapi tetap kesulitan untuk bus. Kita tetap harus datang ke terminal, antri, menghadapi calo seringkali, lalu berakhir naik bus yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Agak terlambat memang, tapi begitulah siklusnya.
Ilustrasi pemesanan tiket bus di konter Sinar jaya mendekati lebaran
Saat lebaran adalah saat dimana PO bus mengalami "panen" tahunan, semua orang akan mudik ke kampung halaman mereka, tiket pesawat yang mahal, jadwal kereta yang terbatas membuat orang yang bahkan tidak biasa menggunakan bus akan memberanikan diri untuk mencoba. Tidak buruk, sekarang akses pulau jawa sudah sangat baik dan terhubung melalui tol, ke jawa tengah ataupun timur sekarang tidak memerlukan waktu yang sangat lama, begitupula ke arah Sumatra.
ADVERTISEMENT
Penumpang pun sudah sadar bahwa pesan tiket sekarang tidak perlu ribet dan bisa melalui smartphone seperti yang redBus sediakan. Terlihat dari tren 3 tahun kebelakang. Meski begitu, Bus sebagai moda transportasi massal yang ada di Indonesia masih memiliki beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, itu pun bermacam-macam berbeda dari sudut pandang setiap penumpangnya. Untuk diketahui redBus adalah Aplikasi layanan pemesanan tiket bus Antar kota antar provinsi yang tersedia di Playstore maupun Appstore.
Pertanyaannya, bagaimanakah perjalanan menggunakan bus akan terdampak setelah pandemic ini berlalu? redBus coba melakukan sedikit survey untuk mengetahui hasilnya:
Survey penumpang yang berencana untuk melakukan perjalanan
Kami bertanya kepada lebih dari 900 orang pengguna bus, apakah tujuan terbesar perjalanan yang akan dilakukan setelah pandemi berakhir? Lebih dari 54% responden menjawab mereka akan segera Mudik atau mengunjungi teman atau keluarga yang berada di luar kota, 22% lainnya mengatakan liburan. Data ini cukup masuk akal mengingat betapa membosankannya aktivitas mereka selama pembatasan social distancing atau yang kita sebut PSBB dilakukan dari mulai bulan maret 2020. Hal menarik lainnya ketika kami menanyakan kapan Anda akan melakukan perjalanan ini? 60% lebih orang mengatakan segera setelah mereka diperbolehkan untuk beraktifitas dan melakukan perjalanan!
ADVERTISEMENT
Survey kapan akan melakukan perjalanan
Angka yang sangat besar mengingat tingkat pengangguran yang meningkat dan daya beli yang semakin lesu serta ekonomi global yang tidak menentu untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, namun mereka memilih untuk bepergian dan mengunjungi keluarga dibandingkan bekerja kembali dan dan menunda bepergian. Asumsi lain adalah karena momen lebaran tahun ini yang sangat berbeda, yang membuat kerinduan masyarakat Indonesia untuk bepergian semakin tak terbendung.Namun tidak seperti biasanya kini penumpang memiliki beberapa keraguan ketika akan bepergian di masa depan, beberapa hal tersebut mengenai kesehatan, kebersihan dan keamanan. Tidak hanya di dalam bus namun juga saat keberangkatan di terminal/tempat naik maupun rest area yang disinggahi.
Survey faktor penentu pemilihan operator bus
Ini pun menunjukan sejalan dengan pertanyaan kami, apakah faktor yang menentukan untuk anda dalam memilih PO bus? 50% mengatakan mereka akan memilih berdasarkan indikator keselamatan dan kebersihan bus tersebut, mengalahkan nama besar PO bus ataupun penilaian dari penumpang lain sebelum pandemic.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan PO bus, apa perubahan mendasar yang harus dilakukan? Pembersihan mendalam unit bus sebelum dan sesudah keberangkatan adalah yang utama, diikuti dengan tempat keberangkatan dan rest area, menyediakan hand sanitizer di dalam bus, dan mewajibkan penumpang mengenakan masker serta mengaplikasikan social distancing dalam menyusun kursi penumpang. Itu sebagian kecil dari banyak hal yang dapat diaplikasikan para pemilik PO bus untuk beradaptasi dengan perubahan kebiasaan atau “habit” para penumpang bus di Indonesia.