Konten dari Pengguna

Menjawab Kesalapahaman dalam Filsafat

Imam Samudra
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
28 Juli 2024 15:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imam Samudra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi foto seorang filsuf sedang berpikir / Shutterstock
Apa yang terlintas di pikiran kita ketika mendengar kata filsafat? ada yang berpendapat bahwa filsafat atau filsuf itu adalah orang yang tidak shalat, orang ateis, orang yang liberal, bahkan yang lebih parahnya lagi ada yang mengatakan bahwa filsafat itu menyesatkan.
ADVERTISEMENT
Kalau filsafat menyesatkan bukankah kampus yang memiliki Program Studi Filsafat telah menyesatkan banyak mahasiswa di jurusan tersebut. Bukankah berarti pemerintah telah membantu kampus secara terang terangan menyesatkan banyak orang.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan filsafat sehingga banyak orang berpikir negatif ketika mendengar kata tersebut. Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia. Philo artinya cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian secara etimologis filsafat berarti cinta kebijaksanaan.
Cinta dalam hal ini dipahami sebagai keinginan yang kuat terhadap suatu objek tertentu. Sedangkan kebijaksanaan dipahami sebagai penerapan pengetahuan yang benar. Sehingga filsafat sebagai cinta kebijaksanaan setidaknya dalam konteks ini dapat merujuk pada keinginan kuat pribadi manusia untuk memiliki pengetahuan dan menerapkannya dengan benar.
ADVERTISEMENT
Secara terminologi filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang wujud dan sebab utamanya, alasan dan prinsip-prinsip yang mendasarinya melalui bantuan akal manusia. Wujud dalam konteks ini dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada baik material maupun immaterial.
Contoh sesuatu yang material seperti batu, pohon, orang, mobil, dan seterusnya. Sementara immaterial misalnya gagasan tentang Tuhan, jiwa, akal, dan spirit. Inilah yang dimaksud dengan semua yang wujud dan filsafat mempelajari penyebab utamanya, alasan, dan prinsip melalui bantuan akal manusia. Dengan kata lain filsafat berkaitan dengan alasan dan prinsip yang menjelaskan segala sesuatu yang ada.
Tudingan yang menyatakan bahwa filsafat itu sesat dan menyesatkan berangkat dari pemahaman yang keliru. Alih-alih menyesatkan filsafat justru mencerahkan dan mencerdaskan. Dengan alasan tersebut filsafat sebenarnya sangat penting untuk dipelajari. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa harus mempelajarinya.
ADVERTISEMENT
Pertama, filsafat berguna untuk melatih berpikir sendiri. Maksudnya adalah berpikir kritis dalam menyaring informasi yang disampaikan orang lain, memiliki pendapat sendiri, berdiri sendiri dalam mencari sebuah kebenaran.
Misalnya ketika mendapatkan informasi yang belum jelas kebenarannya tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dengan demikian harus mencari tau kebenarannya dengan cara mengecek dari berbagai sumber yang kredibel.
Melalui proses yang tidak instan tersebut seseorang sejatinya tengah melakukan olah pikir yang cukup esensial perannya dalam filsafat. Hal ini karena ia telah mendayagunakan kemampuan intelektualnya dengan optimal.
Kedua, dengan mempelajari filsafat dapat memperluas wawasan pengetahuan. Hal ini untuk menghindari dari akuisme. Akuisme dapat dipahami sebagai perilaku yang beranggapan bahwa apa yang ia ketahui dan ia lakukan adalah hal yang paling benar.
ADVERTISEMENT
Seperti dalam percakapan sehari-hari dengan teman ia memiliki suatu klaim yang dianggap nya paling benar sedangkan kenyataannya justru menyatakan sebaliknya dan orang tersebut ngotot dengan pendapatnya tersebut.
Pemahaman yang komprehensif tentang filsafat memungkinkan seseorang untuk tidak terjebak pada egoisme sektoral dan kerangkeng kebenaran tunggal. Sehingga perdebatan yang memicu konflik dapat mudah diselesaikan.
Filsafat mencakup beragam tradisi dan aliran pemikiran, dari pemikiran Barat hingga pemikiran Timur. Dengan mempelajari berbagai aliran filsafat, kita dapat memperluas pandangan dunia kita dan mendapatkan wawasan tentang cara-cara berbeda dalam memahami realitas dan nilai-nilai manusia.
Ketiga, filsafat mengajarkan, membiasakan, dan cara menganalisis bagaimana memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya ketika memiliki masalah hidup yang berat harus memecahkan masalah dari yang paling mudah untuk diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Filsafat memungkinkan kelompok untuk mencapai suatu kebaikan bersama dan menawarkan solusi terbaik yang harus dilakukan untuk mencapainya. Di tataran negara filsafat membantu merumuskan kebijakan yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
Banyak teori filsafat muncul sebagai respons terhadap konteks historis dan budaya tertentu. Dengan mempelajari filsafat, kita dapat lebih memahami bagaimana konteks tersebut membentuk pemikiran manusia dan bagaimana ide-ide tersebut berkembang seiring waktu.
Selain itu, filsafat seringkali membahas isu-isu etika dan sosial yang kompleks, seperti keadilan, hak, dan tanggung jawab. Mempelajarinya dapat memberikan kita perspektif baru dan membantu kita membuat keputusan yang lebih beralasan dalam konteks masalah-masalah sosial yang kontemporer.
Tidak hanya itu, filsafat mendorong kita untuk merefleksikan tujuan dan nilai-nilai pribadi kita. Proses refleksi ini dapat memperdalam pemahaman kita tentang diri kita sendiri dan memberikan arah yang lebih jelas dalam kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Terakhir filsafat bukan hanya tentang mempelajari ide-ide besar, tetapi juga tentang mengasah keterampilan berpikir, memperluas perspektif, dan memperdalam pemahaman kita tentang berbagai aspek kehidupan dan pengetahuan. Mempelajari filsafat adalah suatu perjalanan intelektual yang dapat membuka berbagai pintu untuk eksplorasi dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.
Oleh karena itu betapa pentingnya bagi individu-individu untuk memahami filsafat dan mengamalkan baik secara personal maupun sosial. Selain itu filsafat sangat membantu menyelesaikan setengah problem hidup. Dengan kata lain berfilsafat sama dengan upaya untuk mengenal hakikat diri kita yang sebenarnya.