Konten dari Pengguna

Aku dan Ketidaktahuan: Berbagi untuk Apa?

Imam Sunu
Mahasiswa Ilmu Filsafat Universitas Indonesia
23 Juni 2023 12:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imam Sunu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi aku menari dan meloncak atas ketidaktahuan. Foto: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aku menari dan meloncak atas ketidaktahuan. Foto: dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa terlalu semangat untuk berbicara secara langsung dengan lawan bicara ataupun membuat sebuah story di media sosial mengenai segala sesuatu? Atau, justru kalian pernah merasa hal-hal yang demikian itu sudah tidak lagi berguna?
ADVERTISEMENT
Terkadang kita terjebak dalam keinginan untuk membagikan pengalaman-pengalaman menyenangkan kepada orang lain, mencoba menjadi pusat perhatian publik, bahkan terkadang terkesan seperti menggurui orang lain. Namun, mungkin kini saatnya kita merefleksikan kembali signifikansi dari apa yang kita bagikan dan ajarkan kepada orang lain.
Apakah apa yang kita bagikan dan ajarkan benar-benar bermanfaat bagi kemanusiaan? Atau justru, tanpa kita sadari, apa yang kita bagikan dan ajarkan malah dapat membahayakan?
Pertanyaan-pertanyaan ini mengajak kita untuk lebih selektif dalam memilih apa yang kita sampaikan dan bagikan kepada orang lain. Terkadang kita begitu cepat melepaskan apa yang ada di dalam pikiran dan hati kita, tanpa mempertimbangkan sejauh mana kebenaran dan dampak dari apa yang kita sampaikan.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, kita perlu mempertanyakan seberapa jujur diri kita dalam mengeluarkan hal-hal tersebut. Apakah kita benar-benar dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya?
Sebagai contoh, ketika kita belajar matematika, kita tahu bahwa 3 + 1 = 4. Kita belajar mengenai konsep tersebut, lalu kita membagikan pengetahuan itu kepada orang lain, bahkan mengajarkannya kepada adik kecil kita.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua hal dapat diukur dan dikendalikan dengan seketat itu, seperti dalam kasus matematika. Ada berbagai persyaratan, konteks, dan faktor yang harus dipertimbangkan untuk membenarkan hasil penjumlahan tersebut. Hal yang sama berlaku untuk segala hal yang kita bagikan dan ajarkan kepada orang lain.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merenungkan kembali dan menemukan standar yang dapat menjamin kebenaran dan manfaat dari apa yang kita sampaikan. Apa yang kita bagikan dan ajarkan haruslah didasarkan pada pemahaman yang mendalam, penelitian yang valid, dan dampak yang positif.
ADVERTISEMENT
Kita harus menjadi lebih kritis terhadap apa yang kita sampaikan, menyaring informasi dengan baik, serta mempertimbangkan konsekuensi dari setiap kata yang kita ucapkan.
Tulisan ini merupakan langkah awal yang saya ambil dalam mengeksplorasi topik ini di kumparan. Saya berharap dapat terus menyampaikan pemikiran lebih lanjut di masa mendatang dan mendorong kita semua untuk lebih berpikir kritis tentang apa yang kita bagikan dan ajarkan kepada orang lain.
Selamat belajar bagi kita semua dalam menentukan nilai dan manfaat dari setiap kata dan tindakan kita!