Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Resesi Global: Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
28 Juni 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ima Merlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengertian Resesi Global
ADVERTISEMENT
Menurut National Bureaus of Economic Research (NBER) AS, resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran. Resesi global yaitu suatu keadaan ekonomi yang berdampak secara menyeluruh di mana ditandai dengan terjadinya penurunan atau deselarisasi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Menurut International Monetary Fund, mengatakan bahwa resesi global merupakan keadaan inflasi Produk Domestik Bruto dunia berdasarkan indikator ekonomi makro dunia, termasuk populasi pengangguran, arus modal, produksi dalam industri, konsumsi minyak dunia, dan perdagangan saham. Terjadinya resesi global ini dapat berpengaruh bagi negara maju maupun berkembang. Negara maju nantinya akan menghadapi kontraksi perekonomian yang cukup dalam, sedangkan bagi negara berkembang perekonomiannya akan semakin melamban.
Penyebab dan Dampak Resesi Global
Lalu apakah hal-hal yang menyebabkan terjadinya resesi global ini ? Menurut Business Insider, terdapat lima penyebab resesi, yaitu:
1) Guncangan ekonomi
Terjadinya peristiwa tak terduga yang menjadikan gangguan ekonomi yang meluas, seperti adanya bencana alam atau serangan teroris. Contohnya adalah Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara di belahan dunia dan juga perang Rusia dan Ukraina yang juga berdampak bagi negara lain.
ADVERTISEMENT
2) Hilangnya rasa kepercayaan konsumen
3) Tingginya suku bunga
4) Deflasi
5) Gelembung aset
Adanya resesi global ini juga memicu terjadinya profit perusahaan yang menurun, meningkatnya pengangguran, daya beli masyarakat yang menurun, hingga bisa juga berakibat pada kebangkrutan ekonomi.
Mengulik Resesi Global pada Masa Covid-19 dan Kondisi Pertumbuhan ekonomi
Korelasi resesi global dengan pertumbuhan ekonomi sangatlah kuat. Jika mengingat pada 2020 silam berbagai negara di belahan dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Di samping itu, berbagai lembaga ekonomi dunia memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020 akan mengalami kontraksi. Berikut merupakan grafik pertumbuhan ekonomi global.
Berdasar pada grafik di atas, IMF memproyeksikan bahwa ekonomi dunia tumbuh sebesar -4,9%. Negara maju mengalami kontraksi lebih dalam dibanding negara berkembang yaitu tumbuh -8,0%. Sedangkan pada 2020 negara berkembang tumbuh sebesar -3,0.
ADVERTISEMENT
Mengulik Kondisi Pertumbuhan Ekonomi 2020
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin melamban khususnya pada Triwulan II-2020. Pada periode tersebut semua komponen PDB mengalami pertumbuhan yang negatif. Kontraksi yang cukup besar khususnya terjadi pada impor barang dan jasa. Dalam hal ini, sektor yang sangat rentan terhadap resesi adalah sektor pergudangan dan transportasi, penyediaan akomodasi, grosir dan ecer, serta industri pengolahan.
Pada 2020 silam, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar -0,3% yang relatif lebih baik jika dibanding negara yang mengalami kontraksi seperti Malaysia, jepang, India, dan AS. Sedangkan di tahun 2021 Indonesia diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1%.
Resesi Global : Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Saat ini Indonesia Menghadapi Ancaman Resesi Global, Bagaimana Bisa?
Berdasarkan laporan terbaru dengan judul “Global Economic Prospect June 2022” oleh Bank Dunia, menunjukkan bahwa kondisi perekonomian global tengah mengalami suatu tekanan. Hal tersebut rupanya tidak lepas karena adanya dampak dari pandemi Covid-19 yang masih berkelanjutan dan juga invasi Rusia ke Ukraina yang juga memicu perlambanan ekonomi di dunia.
ADVERTISEMENT
Dampak dari adanya pandemi dan juga perang ini adalah terjadinya penurunan pendapatan per kapita di negara berkembang dan menghambat pertumbuhan ekonomi global. Dengan demikian, tentu saja akan menyebabkan kondisi di mana pertumbuhan yang semakin melemah dan juga inflasi terjadi secara berlarut-larut. Dengan kondisi ini pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya stagflasi yang membahayakan bagi negara dengan penghasilan menengah ataupun rendah.
Akibat adanya eskalasi berbagai risiko, Bank Dunia memperkirakan ekonomi global akan mengalami perlambanan signifikan dari 5,7% pada 2021 menjadi 2,9% pada 2022. Proyeksi terjadinya pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menurun signifikan sebesar 1,2 poin dari sebelumnya. Menurut Bank Dunia yang memprediksikan bahwa Indonesia ada 2022 akan berada pada tingkat 5,1% atau turun sebesar 0,1% dari sebelumnya. Namun, proyeksi ini berada pada kisaran outlook dari pemerintah yaitu sebesar 4,8% sampai 5,5%.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sebaiknya tidak mudah terlena terhadap naiknya harga komoditas. Meski hal itu dapat mendorong ekspor dan surplus neraca perdagangan meningkat, namun kenaikan harga ini juga dapat menjadi boomerang bagi pemulihan ekonomi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga harus waspada terhadap risiko external yang kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat. Hal itu dapat memicu naiknya tingkat suku bunga The Fed yang nantinya dikhawatirkan dapat mengganggu kondisi perekonomian Indonesia.
Lalu Bagaimanakah seharusnya Upaya Pemerintah untuk Menghadapi Ancaman Resesi Global lagi ?
Pemerintah perlu melakukan tindakan dalam Menjaga pertumbuhan ekonomi dari ancaman resesi global. Hal itu mungkin dapat dilakukan dengan :
• Pemerintah harus bisa menjaga permintaan domestik yang besar.
• Melakukan hilirisasi ekonomi dan peningkatan nilai tambah
ADVERTISEMENT
• Mengalokasikan APBN pada sektor yang rentan terhadap adanya resesi global.
• Mempertimbangkan subsidi dengan baik
• Meningkatkan inovasi teknologi yang mampu meredam resesi