Konten dari Pengguna

Feature Jurnalisme: Seni Menulis yang Menghidupkan Literasi Generasi Muda

Imelia Ayu Marchella 2023
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila
8 Desember 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imelia Ayu Marchella 2023 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Feature Jurnalistik Mendalam Menginspirasi Generasi Muda di Era Digital ( sumber foto : freepik )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Feature Jurnalistik Mendalam Menginspirasi Generasi Muda di Era Digital ( sumber foto : freepik )
ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya arus informasi yang melaju tanpa henti, generasi muda saat ini berada dalam pusaran era digital yang serba instan. Media sosial dan platform digital lainnya menyajikan informasi dalam format singkat yang sering kali dangkal, mengandalkan judul sensasional untuk menarik perhatian. Dalam situasi seperti ini, muncul sebuah genre jurnalistik yang menawarkan kedalaman, kompleksitas, dan nilai lebih dari sekadar berita biasa: feature. Feature adalah seni menulis yang tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi juga menggugah emosi, menginspirasi, dan menciptakan pengalaman membaca yang mendalam. Untuk memahami esensi feature, kita harus menelisik lima unsur utama yang menjadi landasannya, sekaligus menggali mengapa genre ini sangat penting bagi generasi muda.
ADVERTISEMENT
Penulisan feature dimulai dengan kreativitas. Dalam dunia jurnalistik yang sering kali terjebak dalam format kaku dan fakta mentah, feature menawarkan ruang eksplorasi yang luas. Penulis feature tidak hanya dituntut untuk menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman naratif yang membekas di benak pembaca. Pemilihan kata, sudut pandang, dan gaya bahasa menjadi elemen vital. Misalnya, metafora dan personifikasi dapat digunakan untuk menggambarkan situasi yang kompleks dengan cara yang lebih hidup. Dalam sudut pandang yang unik, feature mampu membuka perspektif baru yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan oleh pembaca. Kreativitas ini, ketika digunakan dengan tepat, menjadi daya tarik utama feature, menjadikannya medium yang tidak hanya informatif tetapi juga memikat.
Unsur kedua, subjektivitas, memberikan dimensi emosional pada penulisan feature. Tidak seperti berita yang berusaha keras mempertahankan objektivitas, feature mengizinkan penulis untuk menyisipkan opini dan refleksi pribadi. Namun, subjektivitas ini bukan berarti meninggalkan akurasi atau fakta. Sebaliknya, ia memperkaya tulisan dengan emosi dan koneksi personal, menjadikannya lebih dekat dengan pembaca. Dalam banyak kasus, subjektivitas ini membantu pembaca untuk melihat suatu isu dari sudut pandang yang lebih manusiawi. Misalnya, tulisan feature tentang kehidupan para pekerja migran tidak hanya memaparkan statistik, tetapi juga menggambarkan cerita individu di balik angka-angka tersebut, sehingga pembaca dapat merasakan empati yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Aspek informatif dalam feature tetap menjadi elemen yang tidak bisa diabaikan. Meskipun sifatnya lebih naratif, feature tetap harus berakar pada riset yang mendalam dan data yang akurat. Penulis feature harus mampu menggali informasi yang sering kali luput dari pemberitaan arus utama. Dengan menyajikan informasi yang relevan dan berbobot, feature menjadi sarana edukasi yang penting, terutama bagi generasi muda. Di era di mana hoaks dan informasi manipulatif mudah tersebar, feature yang berbasis fakta dapat menjadi alat untuk melawan misinformasi. Lebih dari itu, cara penyampaian yang sederhana namun mendalam membuat pembaca lebih mudah memahami isu-isu kompleks tanpa merasa kewalahan.
Namun, kelebihan feature tidak hanya berhenti pada informasinya saja. Unsur hiburan menjadi daya pikat tambahan yang membuat pembaca ingin terus mengikuti alur cerita. Feature yang baik harus mampu membuat pembaca merasa terhibur, bahkan ketika topiknya serius. Humor, alur cerita yang memikat, dan konflik yang terbangun dengan baik adalah beberapa elemen yang dapat membuat feature lebih menarik. Misalnya, tulisan tentang perjuangan seorang aktivis lingkungan dapat dibuat lebih hidup dengan menyisipkan anekdot lucu atau kisah-kisah kecil yang menghangatkan hati. Dengan cara ini, feature tidak hanya menjadi bacaan yang mendidik, tetapi juga menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang membuat feature istimewa adalah sifatnya yang tidak terikat waktu. Berbeda dengan berita yang memiliki tenggat waktu ketat, feature memiliki kebebasan untuk mendalami suatu topik tanpa tekanan waktu. Kebebasan ini memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi isu secara lebih mendalam, menciptakan karya yang memiliki relevansi jangka panjang. Tulisan feature yang baik bisa tetap menarik untuk dibaca bertahun-tahun setelah pertama kali diterbitkan, karena fokusnya bukan hanya pada apa yang terjadi, tetapi juga pada bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.
Dalam konteks generasi muda, feature memiliki peran yang sangat penting. Di tengah kebiasaan konsumsi informasi yang cepat dan sering kali pasif, feature menawarkan alternatif yang mendorong pembaca untuk berpikir lebih kritis. Melalui feature, generasi muda diajak untuk menganalisis informasi, mengevaluasi sudut pandang yang berbeda, dan menarik kesimpulan sendiri. Ini adalah kemampuan yang sangat penting dalam menghadapi banjir informasi yang sering kali bias dan manipulatif.
Ilustrasi Berita feature memperluas wawasan generasi muda dan mendorong mereka untuk aktif menganalisis informasi ( sumber foto : freepik )
Lebih dari itu, feature juga memperluas wawasan pembaca. Dalam sebuah tulisan feature, generasi muda dapat mengenal budaya baru, memahami isu-isu sosial, atau belajar tentang fenomena alam yang jarang dibahas. Dengan cara ini, feature menjadi jendela bagi generasi muda untuk melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas. Tidak hanya itu, feature juga mengubah cara generasi muda mengonsumsi informasi. Alih-alih menjadi konsumen pasif, mereka diajak untuk lebih aktif dalam mencari tahu, menganalisis, dan mengevaluasi informasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak terbesar dari feature adalah kemampuannya meningkatkan literasi. Dalam era di mana informasi sering kali disajikan dalam bentuk yang dangkal, feature mengajarkan pembaca untuk membedakan antara fakta dan opini. Dengan membaca feature, generasi muda belajar untuk lebih kritis dalam menilai informasi, sebuah keterampilan yang sangat berharga di era digital, feature, pada akhirnya, adalah lebih dari sekadar genre jurnalistik. Ia adalah sebuah karya seni yang menggabungkan fakta dan emosi, informasi dan hiburan, objektivitas dan subjektivitas. Dalam prosesnya, feature tidak hanya menyampaikan cerita, tetapi juga menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan bermakna. Untuk generasi muda, feature adalah jembatan menuju literasi yang lebih baik, wawasan yang lebih luas, dan cara berpikir yang lebih kritis.
ADVERTISEMENT
Di tengah dunia yang terus berubah, feature tetap relevan sebagai medium yang mampu menjawab kebutuhan informasi yang mendalam sekaligus menghibur. Generasi muda, sebagai penerus masa depan, membutuhkan bacaan seperti feature untuk membantu mereka menghadapi tantangan zaman. Dengan memahami lima unsur penulisan feature kreativitas, subjektivitas, informasi, hiburan, dan kebebasan waktu penulis dapat menciptakan karya yang tidak hanya relevan, tetapi juga mampu menginspirasi, feature adalah bukti bahwa jurnalistik tidak harus membosankan atau kaku. Ia adalah seni yang hidup, sebuah cara untuk menghadirkan cerita yang menggugah pikiran dan menyentuh hati. Dalam dunia yang serba cepat, feature adalah oase yang menawarkan kedalaman, keindahan, dan makna.