Pemuda Sebagai Pelopor Perubahan

Muhammad Ibnu Shina
Mahasiswa Sastra Indonesia - Universitas Pamulang Tukang tidur, ngopi dan berkhayal.
Konten dari Pengguna
21 April 2022 15:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ibnu Shina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ini merupakan koleksi pribadi penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ini merupakan koleksi pribadi penulis.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemuda sering disebut dengan generasi muda. Istilah ini merupakan istilah demografis atau sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa pemuda ialah kelompok manusia yang berusia antara 10 – 24, 15 – 30, dan 30 – 35 serta mereka yang secara psikologis mempunyai jiwa muda dan mempunyai identitas kepemudaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemuda adalah mereka yang berumur 10 – 35 tahun atau lebih, dengan catatan mereka yang berumur 35 tahun secara psikologis mempunyai jiwa kepemudaan.
ADVERTISEMENT
Setiap orang boleh berbeda dalam menilai dan menakar kondisi pemuda hari ini. Akan tetapi, sejarah negeri ini mencatat pemuda memiliki keterlibatan atau peran yang sangat intensif untuk masyarakatnya. Terlalu panjang catatan untuk kembali kita buka hari ini, meskipun bukan berarti tanpa makna untuk membukanya kembali.
Belajar sejarah kepemudaan tentunya tidak cukup dengan membaca atau mendengar cerita tentang Budi Utomo, Sumpah Pemuda, desakan Sukarni kepada Soekarno untuk segera melantunkan proklamasi kemerdekaan, maupun cerita-cerita sukses anak-anak muda dalam menumbangkan orde lama. Kalau kita kembali menengok sejarah bangsa ini, jelas sekali betapa anak-anak muda acapkali memiliki keberanian untuk merumuskan gagasan-gagasan baru dan orisinil yang bermanfaat bagi bangsa. Kaum muda juga sering tampil ke depan, mengambil inisiatif baru, dan menjadi aktivis yang dinamis dan militan.
ADVERTISEMENT
Angkatan 1908 lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangat nasionalisme yang kemudian semakin dimatangkan pada momentum Sumpah Pemuda pada tahun 1928, angkatan 1945 lebih berorientasi pada semangat dan api revolusi. Angkatan 1966 terlibat pada pergulatan politik menentang Partai Komunis Indonesia (PKI), sedangkan angkatan 70-an lebih banyak terlibat tentang wacana keadilan ekonomi dan politik. Melihat catatan sejarah tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaan itu dibangun atas dasar idealisme dan komitmen sosial kaum muda.
Kita boleh saja bangga dengan apa yang disumbangkan oleh pemuda pada masanya masing-masing. Sebab, dalam konteks kepemudaan dikatakan “pemuda yang besar adalah pemuda yang pintar bercermin dari sejarah.” Para pemuda yang telah berperan dalam sejarah bangsa ini patut disebut sebagai pahlawan, itu harus diakui.
ADVERTISEMENT
Sejarah para pelopor muda itulah yang sepatutnya diambil pelajaran oleh kaum muda hari ini untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin modern. Sebagaimana sejarah dibangun oleh kaum muda masa-masa silam, hari ini kaum muda dituntut untuk melukiskan sendiri sejarahnya. Sebagaimana masa lalu, hari ini masih ada sekian tumpuk masalah kemanusiaan yang begitu setia mengiringi dinamika masyarakat kita.
Ada salah satu peran yang sepatutnya dilakukan sebagai kaum muda di Indonesia dengan melihat sejarah pergerakan pemuda di masa lalu, yakni berperan memberi semangat kepeloporan. Semangat ini merupakan sebuah energi dan daya dorong bagi pembaruan. Hal ini lahir dari kesadaraan sosial dan kemanusiaan. Dengan berperan sebagai pelopor dan semangat kepeloporan, kaum muda senantiasa berjalan di garda terdepan untuk melahirkan perubahan dan pembaruan menuju masyarakat yang lebih segar, yakni masyarakat yang dapat menempatkan manusia sebagai subjek yang bebas untuk mengembangkan potensi diri dan kemanusiaannya secara maksimal. Semangat kepeloporan kaum muda adalah etik perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan fitrah kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Kaum muda hari ini sepertinya patut bersyukur. Sebab, teknologi hari ini sudah sangat canggih dan segala bentuk informasi sangat mudah untuk didapatkan lewat berbagai media. Oleh karena itu, sudah selayaknya pemuda hari ini memanfaatkan berbagai kemudahan tersebut untuk berperan aktif sebagai pelopor dalam memperjuangkan kebenaran, keadilan dan juga kesejahteraan sosial. Di masa sekarang sudah sangat banyak wadah bagi para pemuda untuk menyalurkan pemikirannya, baik berupa media online, media sosial maupun media cetak. Seharusnya, ini menjadi kelebihan yang patut dimanfaatkan oleh pemuda hari ini untuk melampaui pencapaian-pencapaian gemilang kaum muda di masa silam.
Kaum muda haruslah mempertahankan jati dirinya sebagai manusia yang kritis dan konseptual. Pemuda juga diharapkan berperan aktif sebagai pengawas kebijakan-kebijakan penguasa dalam rangka mencegah kebijakan-kebijakan yang dirasa keliru dan menyengsarakan rakyat. Tidak berlebihan jika dikatakan bangsa ini merindukan sosok pemuda-pemudi yang memiliki api semangat dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan yang kurang tepat. Tentunya dengan tekad membawa bangsa ini sejahtera dan tidak lagi menjadi bangsa yang tertinggal.
ADVERTISEMENT