Konten dari Pengguna

Alasan Kamu Harus Punya Pendirian dan Prinsip

Imroah Nur Alfi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 3, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
9 Januari 2023 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imroah Nur Alfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu bagian dari 'A Day in My Life' yang dipublikasikan di sosial media. Sumber: dokumentasi penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bagian dari 'A Day in My Life' yang dipublikasikan di sosial media. Sumber: dokumentasi penulis.
ADVERTISEMENT
Fear of missing out (FOMO) sepertinya sudah tidak asing di telinga kita. Sangat dekat kini dengan kehidupan kita sehari-hari karena fenomena ini adalah suatu fenomena sosial yang menggambarkan situasi di mana seseorang merasa tertinggal oleh kebiasaan atau kepemilikan orang lain. Hal ini memiliki beberapa bentuk, misalnya berita, tren, kegiatan, barang, dan hal lainnya.
ADVERTISEMENT
Di mata orang ini, dia merasa kalau apa yang ia lihat itu selalu memiliki keuntungan. Entah dari segi kesenangan, penghasilan, penampilan yang menarik, atau hal lainnya. Nah, di sinilah fenomena fear of missing out ini bermula.
Orang yang memengaruhi terlihat mampu menciptakan citra serta branding yang tinggi. Mereka adalah orang-orang yang biasanya memulai sesuatu karena adanya latar belakang yang kuat, yaitu, kebutuhan juga keinginan.
Namun, sebenarnya unsur terkuat dalam membangun citra dan branding yang tinggi dikarenakan orang tersebut memiliki bakat atau pendukung yang kuat. Situasi yang ditunjukkan itu, membuat orang lain ingin melakukan atau memiliki hal yang serupa.
Tetapi, tahukah teman-teman, bahwa orang-orang yang terpengaruh ini juga memiliki latar belakang, sehingga ia terjerumus dalam fenomena fear of missing out?
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang terpengaruh ke dalam situasi ini cenderung tergambar bahwa ia adalah golongan orang yang terlalu sering membandingkan dirinya dengan orang lain, menjadikan kehidupan orang lain sebagai tolak ukur kepuasan/kesuksesan, gampang terpengaruh, kurang bersyukur atas apa yang dimiliki, kurangnya tindakan dalam bersikap dan berpikir kritis, tidak optimal dalam mengelola pesan yang diterima dan juga terlalu mengkonsumsi media terlalu berlebihan.
Mereka cenderung kurang motivasi untuk merasakan kecukupan dan kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya. Dengan merasakan perasaan fear of missing out ini, menimbulkan berbagai macam hal negatif yang di antaranya dapat memengaruhi kondisi finansial, mengancam kesehatan jiwa, dan memengaruhi hubungan sosial seseorang.
Fenomena itu kini sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan di media sosial. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasanya fenomena ini terjadi akibat adanya pemicu dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Fenomena fear of missing out ini cenderung memiliki dua bentuk, yaitu secara fisik dan non-fisik. Secara fisik, dapat kita temui pada barang-barang yang digunakan oleh orang lain. Ketika orang tersebut mampu membuat suatu barang terlihat baik dan cocok di dirinya, semua orang yang menyaksikannya pun akan dengan mudah tertarik hingga terpengaruh. Padahal, setiap barang akan menghasilkan tampilan yang berbeda pada setiap penggunanya. Selain karena barang tersebut, penampilan penggunanya juga terlihat lebih menarik akibat aura dan behavior yang ia tunjukkan saat menggunakan barang tersebut.
Sedangkan bentuk non-fisik yang dimaksudkan adalah kegiatan atau kebiasaan. Pada situasi ini, tidak selalu dianggap buruk, tergantung pada konteks kegiatan tersebut. Situasi ini akan menjadikan para golongan fear of missing out jauh lebih produktif dan bermanfaat bagi kehidupannya apabila kegiatan tersebut positif. Tetapi, situasi ini bisa menjadi hal yang negatif ketika kegiatan tersebut adalah kegiatan yang negatif tentunya.
ADVERTISEMENT
Namun, kegiatan positif pun bisa menjadi negatif ketika seseorang tidak memiliki kemampuan dalam hal tersebut dan hanya terpengaruh akibat branding yang beredar. Salah satu contohnya yaitu, konten 'A Day in My Life' yang kini tengah memenuhi sosial media.
Konten 'A Day in My Life' ini memengaruhi seseorang dalam kualifikasi bentuk secara fisik dan non-fisik. Dalam kegiatan ini, content creator akan menunjukkan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari. Cenderung, para content creator ini mempromosikan suatu produk yang ramai diperbincangkan, gunanya adalah mencari komisi dari pemasaran tersebut. Dikarenakan konsep yang dibuat, para penontonnya akan merasakan naturalisasi dan ketertarikan dari penggunaan produk tersebut.
Pada bentuk non-fisik, content creator akan memengaruhi penontonnya dengan kegiatan-kegiatan yang ia lakukan. Ia cenderung akan menunjukkan kegiatan yang menjadi hobi atau diminati dan kegiatan yang sudah menjadi keharusannya. Dan, ketika seseorang merasa fear of missing out, ia akan berpikir bahwa hal menarik dari apa yang ia lihat, merupakan hal yang menyenangkan dan bermanfaat untuknya, tanpa mempertimbangkan kesanggupan secara fisik dan mental untuk mengikuti kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah perasaan fear of missing out yang kamu rasakan bisa membantumu untuk berkembang?