Bantu Situs Ngawonggo, Mahasiswa PMM UMM Inisiasi Pembuatan Video Selamat Datang

Proses syuting video selamat datang oleh Mahasiswa PMM UMM Kel 33.

Mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelombang 16, kelompok 33 menginisiasi pembuatan video selamat datang bagi destinasi wisata Situs Patirtaan Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.

Pembuatan video selamat datang tersebut merupakan salahsatu kegiatan dalam rangkaian program kerja “Nglestari Petirtaan”. Sebelumnya, Mahasiswa PMM bimbingan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Hafid Adim Pradana, MA tersebut telah melakukan dua kegiatan lain dalam program nglestari petirtaan tersebut. Kegiatan pertama yakni resik-resik situs, yakni membersihkan area Situs Petirtaan Ngawonggo dari sampah. Yang kedua yakni penanaman tanaman obat keluarga (Toga).

Sebelumnya Mahasiswa PMM UMM juga telah melakukan serangkaian diskusi dengan pihak pengelola Situs mengenai apa-apa saja yang nantinya akan disampaikan di dalam video selamat datang tersebut. Setelahnya barulah Mahasiswa PMM UMM mengeksekusi hasil diskusi kedalam suatu konsep yang kemudian pada Jumat, 10 Desember lalu telah dilakukan proses pengambilan gambar video selamat datang di area Situs Patirtaan Ngawonggo.

“Kami mengonsep video selamat datang setelah berdiskusi panjang lebar dengan pengelola Situs yakni Mas Yasin. Jadi poin-poin yang tertampil dalam video ini merupakan buah dari hasil dari diskusi dan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan Situs Petirtaan Ngawonggo” pungkas Imron Amrulloh selaku penulis naskah dari video selamat datang tersebut.

Dalam proses pengambilan video selamat datang. Dilibatkan berbagai unsur pengelola situs dan anggota kelompok. Di mana salahsatu anggota kelompok yakni Aldeska Delilah Boekosoe berperan sebagai wisatawan. Kemudian terdapat tiga pemeran lain yang masing-masing berperan sebagai resepsionis, pemandu wisata, dan pengelola Situs itu sendiri.

“Mengarahkan adegan pemain memang cukup sulit. Namun, melakukan proses syuting di tengah cuaca yang mudah berubah juga sangat menantang. Misal adegan pertama ditemani dengan terik matahari, maka adegan-adegan lain juga harus begitu. Kalau nggak nanti nggak kontiniti. Jadi proses syutingnya memang cukup memakan waktu untuk menunggu kesesuaiian suasana lingkungan.” Pungkas M Aan Suhendri selaku kameramen serta penanggung jawab dari program nglestari petirtaan.