news-card-video
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mahasiswa PMM UMM Bantu Kenalkan Budaya Jawa Melalui Tiktok

Imron Amrulloh
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
18 Desember 2021 6:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imron Amrulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu konten TikTok yang sudah terunggah. Foto/TikTok
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu konten TikTok yang sudah terunggah. Foto/TikTok
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelombang 16, kelompok 33 melakukan kegiatan pengenalan budaya Jawa melalui aplikasi TikTok di Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan yang dilakukan mulai 25 November 2021 ini dilakukan dengan pembuatan video TikTok berlandaskan pengenalan budaya Jawa. Sebelumnya, Mahasiswa PMM bimbingan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Hafid Adim Pradana, MA tersebut telah terlebih dulu memberikan pengajaran singkat kepada murid-murid MI Hasyim Asy’ari menganai macam-macam budaya Jawa. Misal geguritan, tembung parikan, tembung kosok balen, dan masih banyak lainnya.
Sebelum melakukan pengambilan gambar untuk konten TikTok. Mahasiswa PMM UMM sudah terlebih dahulu mengonsep video dengan berdasar dari pencarian di internet maupun pengalaman sehari-hari.
“Program ini kami buat untuk istilahnya untuk ‘menyaingi budaya barat’ di media sosial agar para generasi muda bangsa ini tidak melupakan dan justru melestarikan budaya mereka khsusunya budaya Jawa dalam hal ini.” Pungkas Debby Ayu Pramesti selaku penanggung jawab program TikTok Javanese Culture.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, pembuatan konten berbudaya Jawa di TikTok ini masih mendapatkan pro dan kontra. Di mana dulu aplikasi TikTok sempat diblokir oleh Kominfo, dan TikTok sendiri sempat memiliki image yang negatif.
“Terlepas adanya pro dan kontra dari aplikasi TikTok, tapi yang penting kan kontennya. Kalau kontennya bagus, misal ini kan istilahnya nguri-uri basa Jawa atau merawat lagi Bahasa Jawa. Ya tentu bagus dan perlu didukung dan dikembangkan lagi” RA Yasin selaku ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kaswonggo sekaligus pengelola Situs Patirtaan Ngawonggo ketika diwawancara mengenai program TikTok Javanese Culture.