Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kurangi Sampah Organik, Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Sosialisasi Terkait Sampah
11 Agustus 2022 21:32 WIB
Tulisan dari Imsak Aditya Respati Priyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pedurungan, Kota Semarang (07/08/2022). Sampah organik merupakan sampah yang dihasilkan dari aktivitas makhluk hidup di antaranya manusia. Dalam sehari-hari, manusia bisa menghasilkan sampah organik berupa sisa makanan, kayu ranting, dan daun yang dapat mencapai sekitar 54,1% dari keseluruhan jenis sampah. Sampah organik tersebut kebanyakan dihasilkan dari rumah tangga, pusat perniagaan, dan pasar tradisional (KEMENLHK, 2021). Berdasarkan dat tersebut, pentingnya dalam pengelolaan sampah organik perlu ditingkatkan. Jika sampah organik tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan penyakit.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pembusukan sampah organik akan menghasilkan 2 jenis limbah yaitu limbah berbentuk cair dan limbah berbentuk padat. Limbah cair pada sampah organik bisa disebut air lindi terbentuk karena terpaan air hujan pada tumpukan sampah. Air lindi tersebut dapat mengandung senyawa organik dan anorganik serta patogen yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan khusunya air permukaan dan air tanah serta menjadi sumber penyakit. Untuk limbah padat dari sampah organik sendiri dapat menumpuk pada saluran air sehingga menyebabkan banjir.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tahun 2021/2022 melakukan sosialisasi kepada warga RW 02 Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang terkait pentingnya pengolahan sampah organik agar dapat terhindar dari dampak buruk yang ditimbulkan. Selain pembuatan kerajinan tangan dan pupuk kompos yang kebanyakan masyarakat mengetahuinya, ternyata pemanfaatan sampah organik juga dapat dijadikan sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Mahasiswa tersebut juga melakukan kegiatan demonstrasi pembuatan POC dengan menggunakan bahan berupa air cucian beras, kulit pisang, sabut kelapa, dan jamur jenis Trichoderma sp., dalam pembuatan POC membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 minggu agar dapat digunakan. tidak lupa juga POC yang sudah jadi yang sebelumnya sudah dibuat oleh mahasiswa dibagikan kepada warga sekitar.
Dengan dilakukannya sosialisasi terkait sampah organik dan demonstrasi pembuatan POC diharapkan masyarakat lebih menyadari akan dampak buruk dari sampah organik dan dapat mengelola sampah organik menjadi sesuatu yang dapat menghasilkan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Imsak Aditya Respati Priyono (Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro)