Membangun Spirit Sumpah Pemuda di Era Pandemi COVID-19

Inam Zaidi
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang Presiden Pesantren Riset Al-Muhtada Periode 2019-2021
Konten dari Pengguna
23 November 2021 21:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inam Zaidi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. (Mahasiswa di Surabaya peringati sumpah pemuda Foto: Umarul Faruq/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (Mahasiswa di Surabaya peringati sumpah pemuda Foto: Umarul Faruq/Antara)
ADVERTISEMENT
Oktober adalah bulan penuh sejarah, 28 Oktober 1928 misalnya, mengingatkan kita pada momen heroik pemuda Indonesia untuk bersatu dalam arsitek bangunan kesatuan Indonesia. Momen sumpah pemuda 1928 memperlihatkan kepada kita bahwa spirit kepemudaan sejatinya adalah spirit perubahan. Spirit perubahan ini dapat dilihat dari keberanian pemuda Indonesia untuk membongkar pagar kesukuan menjadi pagar kesatuan, yakni bersatu mewujudkan Indonesia Merdeka. Ya, kiranya pesan inilah yang tertanam jelas dibalik peristiwa sumpah pemuda 1928, momen 17 tahun sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.
ADVERTISEMENT
Pertanyaanya, bagaimana menanamkan spirit sumpah pemuda, khususnya di era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini? Kiranya poin inilah yang perlu dielaborasi lebih lanjut, dan menjadi PR bagi kita sebagai Bangsa Indonesia agar senantiasa menjaga dan merawat spirit sumpah pemuda. Menjawab pertanyaan ini, kiranya penulis tidak akan membahas berbagai aspek secara keseluruhan. Namun, penulis akan menjawabnya sesuai kapasitas penulis sebagai seorang mahasiswa, khususnya dalam membangun spirit sumpah pemuda di era pandemi Covid-19.
Dalam buku karangan Pius Pandor CP berjudul “Ex Latina Claritas: Dari Bahasa Latin Muncul Kejernihan”, disebutkan bahwa manusia merupakan makhluk peziarah atau dalam Bahasa Latin disebut “Homo Viator”. Lalu, apa hubungannya manusia sebagai “Homo Viator” terhadap upaya membangun spirit sumpah pemuda di era pandemi Covid-19? Jawabannya, sebagai manusia peziarah kita memiliki kesempatan luas untuk tetap dan terus belajar dari sejarah masa lalu, salah satunya belajar dari sejarah sumpah pemuda 1928.
ADVERTISEMENT
Jika dalam momen sumpah pemuda 1928, pemuda-pemuda Indonesia berkumpul, bersatu padu membangun Indonesia merdeka. Yang mana kemudian terikat dalam sebuah ikrar suci berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia”. Maka, penulis berasumsi bahwa di era pandemi Covid-19, kita sebagai mahasiswa perlu bersatu menjadi agent of change (agen perubahan).
Agent of change disini tidak hanya dimaknai sebagai perubahan yang revolusioner, melainkan juga perubahan-perubahan kecil yang bisa dimulai dari diri kita masing-masing. Sebagai contoh, pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap pembatasan interaksi sosial, maka sebagai mahasiswa kita bisa memulainya dengan senantiasa mematuhi protokol kesehatan 6 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan Bersama). Langkah ini dapat menjadi salah satu kontribusi konkret mahasiswa dalam rangka mengurangi angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, membangun spirit sumpah pemuda di era pandemi Covid-19 juga dapat dilakukan dengan mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pertama, dalam bidang pendidikan, sebagai seorang mahasiswa harus memiliki semangat belajar tinggi, meskipun sekarang ini kegiatan belajar mengajar telah dialihkan menjadi virtual (online). Kedua, dalam bidang penelitian dan pengembangan, seorang mahasiswa harus mempunyai analisis yang tajam atas suatu permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Sehingga outputnya, mahasiswa dapat memberikan solusi sebagai wujud pengabdiannya. Ketiga, dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, seorang mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi untuk membangun masyarakat. Sebagai contoh, dalam kondisi pandemi Covid-19, seorang mahasiswa dapat melakukan Kuliah Kerja Nyata di domisilinya masing-masing.
Dengan kata lain, pandemi Covid-19 bukan menjadi halangan bagi kita untuk tetap membangun spirit sumpah pemuda. Karena hakikatnya, momen sumpah pemuda merupakan momen yang tepat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sebab, istilah pemuda bukanlah sekadar soal usia, akan tetapi pemuda adalah mereka yang senantiasa istiqomah merawat dan membangun spirit perubahan dalam situasi apa pun, termasuk dalam situasi pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT