Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
The Focusing Illusion: Pikiranmu Saat Ini Mungkin Bukan yang Terpenting
8 Mei 2025 16:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Inasafra Almira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa satu hal tertentu seolah-olah menjadi penentu utama kebahagiaanmu, lalu mengabaikan hal lain? Misalnya, salah satu hasil ujianmu tidak sesuai ekspektasi lalu kamu merasa sangat sedih dan mengabaikan bahwa hasil ujianmu yang lain mendapatkan nilai sempurna. Pikiran pertama yang muncul di kepala langsung kita sambut, seolah-olah itu adalah kebenaran yang mutlak. Sebagian besar pendapat atau pemikiran kita sebenarnya lahir dari apapun yang sedang kita perhatikan. Perhatian kita, entah hanya sekadar arah pandangan atau fokus pikiran, sudah cukup untuk membentuk suatu opini.
ADVERTISEMENT
Masalahnya adalah, perhatian kita terbatas. Keterbatasan inilah yang dinamakan The Focusing Illusion. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog bernama Daniel Kahneman, yang menyimpulkan: “Nothing in life is as important as you think it is when you are thinking about it.” Tidak ada hal lain dalam hidup ini sepenting hal yang sedang kamu pikirkan. Hal ini adalah bias kognitif yang membuat kita terlalu menyoroti satu aspek dari hidup atau sebuah keputusan, lalu mengabaikan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh. Pandangan ini cenderung membuat seseorang melebih lebihkan pentingnya suatu hal, hanya karena kita sedang memusatkan perhatian padanya.
Kita memiliki kecenderungan alami untuk berhenti fokus pada suatu kejadian, sebaik atau seburuk apa pun hal itu. Hal ini bisa menjelaskan perbedaan kebahagiaan setiap orang dengan kondisi hidup yang sangat berbeda sering kali tidak sejauh yang kita bayangkan. Misalnya, ketika kita melihat pemenang doorprize yang mendapat hadiah uang ratusan juta, pasti akan hidup bahagia selamanya. Di sisi lain, orang yang kehilangan kemampuan untuk berjalan akan merasa menderita sepanjang hidupnya. Namun, kita mengabaikan fakta yang terjadi setelahnya. Setelah beberapa waktu, perasaan bahagia pemenang akan mulai menurun dan kembali ke tingkat kebahagiaan yang mirip seperti sebelum menang. Sebaliknya, banyak orang yang mengalami kelumpuhan bisa merasa cukup bahagia dan tetap menikmati hidup.
ADVERTISEMENT
Kenapa bisa begitu? Menurut Daniel Kahneman, ini semua soal ke mana perhatian kita tertuju. Ketika seseorang memenangkan hadiah undian, mereka memang merasa sangat senang dan semuanya terasa luar biasa baru, tapi setelah beberapa minggu, mereka mulai terbiasa. Fokus mereka bergeser dari rasa kemenangan ke masalah sehari-hari dan tidak lagi merasakan sensasi bahagia karena kemenangan tersebut.
Sebaliknya, orang yang mengalami kelumpuhan juga tidak terus menerus memikirkan kondisinya. Mereka tetap bisa menikmati banyak hal lainnya dalam hidup, seperti makan makanan yang enak, melakukan apa yang mereka suka dan tetap menjalani hidup dengan perhatian yang terbagi ke berbagai pengalaman kecil yang menyenangkan.
Pada intinya, manusia tidak sepenuhnya dikendalikan oleh peristiwa besar, melainkan oleh bagaimana dan di mana kita menaruh perhatian kita dari hari ke hari. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan bukan hanya soal apa yang terjadi pada kita, tapi juga soal apa yang kita pilih untuk lihat, rasakan, dan pikirkan terus menerus.
ADVERTISEMENT
Kenapa fenomena ini bisa terjadi? Otak manusia memang cenderung “zoom in” ke hal-hal yang sedang menjadi perhatian utama, lalu mengabaikan faktor faktor lain dari kompleksitas situasi secara keseluruhan. Kita gampang terbawa emosi dan cerita, serta ekspektasi di kepala sendiri, sehingga lupa bahwa hidup terdiri dari banyak aspek yang saling berpengaruh. Hal ini juga bisa terjadi apabila sedang banyak pikiran dan hanya terfokus pada satu hal yang menjadi beban pikiran saat itu. Padahal, hidup jauh lebih luas dan penuh kemungkinan daripada yang kita pikirkan saat sedang stres atau terobsesi pada satu hal.
Untuk menghindari hal ini, salah satu caranya adalah dengan mengambil jeda sebelum mengambil keputusan penting. Cobalah untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang. Diskusi dengan teman atau orang terdekat untuk membantu membuka perspektif baru. Dengan begitu, maka kita bisa melihat situasi yang sedang dialami dari berbagai sudut pandang dan tidak terjebak di dalam pikiran sendiri lalu mengambil keputusan yang kelak mungkin akan merugikan.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa, kebahagiaan dan kepuasan hidup itu adalah hasil dari banyak faktor. Jangan biarkan satu aspek kecil menutupi semua hal baik yang sudah kamu miliki. Apa yang kamu pikirkan sekarang, mungkin bukan yang terpenting untuk hidupmu secara keseluruhan. Apabila kamu merasa satu hal menjadi segalanya di dalam hidupmu, ingatlah bahwa hidupmu lebih kaya dan luas daripada satu momen yang sedang kamu hadapi. Berani melihat gambaran besar akan membantumu membuat keputusan yang lebih bijak dan menjalani hidup dengan lebih tenang. Namun, jangan juga merasa khawatir jika pilihan yang sudah kamu buat bukanlah yang terbaik, selama pilihan tersebut memenuhi kebutuhan kamu.