Konten dari Pengguna

Rahasia Kelam Kecerdasan Manusia!

Inas Fathin Taqiyyah
Mahasiswi psikologi Universitas Brawijaya
9 Juni 2024 10:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inas Fathin Taqiyyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/photos/a-large-rock-with-some-animals-on-it-j1wZ9rD-i_8
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/photos/a-large-rock-with-some-animals-on-it-j1wZ9rD-i_8
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian bertanya-tanya apa yang membuat kita, Homo sapiens, menjadi spesies yang paling dominan di Bumi? Dalam buku "Homo Sapiens", Yuval Noah Harari menyebutkan beberapa faktor kunci yang membedakan kita dari spesies lain. Tiga di antaranya adalah biaya berpikir, kebiasaan memasak, dan tanggung jawab kita terhadap spesies lain.
ADVERTISEMENT
Yuk kita bahas!

1. The Cost of Thinking: Mengapa Otak Kita Mahal?

Apakah kalian tahu, bahwa ada biaya yang harus kita keluarkan untuk kemampuan berpikir kita yang sangat luar biasa ini? Otak manusia, meski hanya menyumbang sekitar 2% dari berat tubuh kita, membutuhkan sekitar 20% dari total energi kita. Bayangkan, 20% energi hanya untuk organ kecil ini!
Tidak hanya energi saja, kemampuan berpikir kita juga berdampak pada beban psikologis dan sosial. Sebagai contoh, kemampuan kita yang dapat merencanakan masa depan, merenungkan sesuatu, dan membuat keputusan yang kompleks untuk masa depan akan membuat kita rentan terhadap kecemasan, stres dan juga konflik sosial.
Dengan demikian, Penting bagi kita untuk dapat memahami bahwa kecerdasan dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki manusia memiliki biaya yang sangat mahal. Kita dapat menciptakan teknologi dan peradaban yang baru, namun juga memicu beban emosional dan biologis.
ADVERTISEMENT

2. A Race of Cooks: Mengapa Memasak Membuat Kita Lebih Pintar?

Pernahkah kalian berpikir mengapa manusia memasak makanan? memasak tidak hanya membuat makanan lebih lezat, tetapi juga lebih mudah dicerna dan lebih bergizi, loh!

Memasak dan Evolusi

Pada sub bab "A Race of Cook" pada buku "Homo Sapiens", manusia primitif awalnya mengkonsumsi makanan mentah seperti tumbuhan, buah-buahan, dan daging mentah. Namun, mereka akhirnya menemukan bahwa dengan memasak makanan, dapat membuat makanan menjadi lebih mudah dicerna dan enak, mengubah tekstur dan rasa, serta membunuh bakteri yang mungkin ada dalam makanan mentah. Dengan adanya inovasi dalam memasak, manusia dapat menjelajahi berbagai jenis makanan dan memperluas pola makan mereka. Ini membantu mereka beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan kondisi iklim di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam buku "Homo Sapiens", Harari berpendapat bahwa manusia adalah satu-satunya spesies yang memasak makanan mereka secara sistematis. Proses memasak makanan ini telah memberikan kontribusi besar terhadap perubahan evolusi dalam bentuk fisik manusia. Dengan memasak, manusia menghemat waktu dan energi yang sebelumnya digunakan untuk mengunyah dan mencerna makanan mentah. Manusia juga menjadi jauh lebih mudah untuk mengunyah makanan-makanan seperti buah-buahan, kacang, serangga, dan daging jika dimasak terlebih dulu. Hal ini memungkinkan otak kita untuk berkembang lebih besar dan lebih cerdas. Karena makanan yang dimasak lebih mudah dicerna, organ-organ pencernaan manusia dapat menjadi lebih kecil seiring waktu karena mereka tidak lagi memerlukan energi yang besar untuk mencerna makanan mentah.
Selain itu, memasak bersama membentuk ikatan sosial yang kuat. Ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang komunitas dan komunikasi. Dalam era modern, memasak tetap penting, meski banyak yang beralih ke makanan olahan. Namun, tradisi memasak di rumah masih menjadi pondasi penting dalam membangun hubungan sosial.
ADVERTISEMENT

3. Our Brothers' Keepers: Tanggung Jawab Kita Terhadap Spesies Lain

Harari mengatakan bahwa spesies kita-homo sapiens- juga hidup berdampingan dengan spesies manusia lain seperti Neanderthal, Homo erectus, serta spesies manusia lainnya selama ribuan tahun. Tapi mengapa hanya Homo sapiens yang bertahan?

Dominasi atau Destruksi?

Ada banyak teori mengapa Homo sapiens menjadi spesies dominan, mulai dari kemampuan beradaptasi yang lebih baik hingga kecerdasan dan teknologi yang lebih maju. Dalam bukunya, Harari menyoroti 2 teori yaitu, teori perkawinan silang dan teori pergantian.
Para ilmuwan sepakat bahwa sekitar 70.000 tahun lalu. Sapiens dari Afrika Timur menyebar ke Semenanjung Arabia, dan dari sana mereka dengan cepat menjelajah ke segenap penjuru Eurasia. Ketika Homo sapiens mendarat di Arabia, sebagian besar wilayah Eurasia sudah dihuni oleh spesies manusia lain. Menurut teori perkawinan silang, ketika Sapiens menyebar ke ranah Neanderthal, Sapiens berkembang biak bersama Neanderthal hingga muncul dua populasi. kelompok-kelompok tersebut memperkuat ikatan sosial dan perdamaian antara mereka dengan membaurkan spesies dari kelompok lain ke dalam keluarga mereka untuk dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan memperluas jaringan sosial mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, Harari juga menyebutkan sisi gelap dari dominasi ini. Adanya kemungkinan bahwa manusia modern terlibat dalam konflik dan mungkin bahkan pemusnahan spesies manusia lain.
Teori pergantian ini mengacu pada situasi di mana suku atau kelompok manusia menggantikan suku atau kelompok lain dalam sebuah wilayah tertentu. Menurut pandangan ini, Homo sapiens menggantikan semua populasi manusia sebelumnya tanpa adanya percampuran dengan spesies manusia yang lain. Hal ini tentunya dapat terjadi melalui berbagai cara seperti migrasi, penaklukan, dan kemungkinan lainnya seperti memperebutkan sumber daya yang berujung menjadi kerusuhan dan pada akhirnya genosida.
Konsep "Our Brother's Keepers" yang disebutkan Harari dalam bukunya, mengajak kita untuk merenungkan tanggung jawab etis dan moral yang kita miliki sebagai spesies yang paling dominan di planet ini. Di satu sisi, kita telah mencapai prestasi luar biasa dalam sains, teknologi, dan seni. Namun disisi lain, kita juga memiliki sejarah panjang dalam mengeksploitasi dan memusnahkan spesies lain, termasuk sesama manusia. Sebagai "penjaga saudara", kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kemajuan kita tidak datang dengan mengorbankan makhluk hidup lain.
ADVERTISEMENT
Menurut kalian, apa yang dapat kita lakukan untuk melindungi spesies lain di planet ini? Bagaimana kalian melihat peran manusia dalam menjaga keseimbangan alam?
Referensi
Harari, Yuval Noah (pengarng). (2011; © Yuval Noah Harari 2011). Sapiens : a brief history of humankind / Yuval Noah Harari. London :: Vintage,.