Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Fleksibilitas dan Independensi: Fenomena Digital Nomad
27 Februari 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari inayah hidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama beberapa tahun terakhir, digital nomad telah menjadi gaya hidup yang populer di kalangan para profesional yang mencari fleksibilitas dan independensi lebih dalam pekerjaan mereka. Gaya hidup ini ditandai oleh individu yang bekerja secara remote sambil melakukan perjalanan ke seluruh dunia, dan telah menarik perhatian yang signifikan dalam literatur karena dampaknya terhadap tren pekerjaan global dan mobilitas penduduk.
ADVERTISEMENT
Salah satu fitur kunci dari digital nomadisme adalah perpaduan antara pekerjaan dan perjalanan yang dilakukan oleh digital nomad saat mereka bebas bergerak di seluruh dunia. Cara hidup unik ini melahirkan istilah "meta-work", yang menggambarkan integrasi yang mulus antara pengalaman kerja dan perjalanan.
Digital nomad mampu memanfaatkan teknologi untuk bekerja dari mana pun di dunia, memungkinkan mereka menikmati kebebasan dan fleksibilitas untuk menjelajahi budaya dan destinasi baru sambil tetap menghasilkan pendapatan. Gaya hidup ini adalah bagian dari tren mobilitas gaya hidup yang menunjukkan bagaimana individu dapat dengan mudah beralih antara pekerjaan remote dan pengalaman perjalanan.
Secara keseluruhan, meningkatnya digital nomadisme sedang mengubah cara kita memandang pekerjaan dan perjalanan, dan memiliki implikasi signifikan bagi tren pekerjaan global dan mobilitas penduduk.
ADVERTISEMENT
Mengapa Mereka Menjadi Nomad?
Selama bertahun-tahun, para peneliti telah melakukan studi yang luas untuk memahami lebih baik motivasi dan persepsi digital nomad (Hermann & Paris, 2020; Edwards, 2021; Sari & Adikampana, 2022; ). Misalnya saja pengaturan seperti ruang kerja bersama di Bali dan telah memberikan wawasan berharga tentang dinamika kerja yang dibentuk oleh kewarganegaraan dan latar belakang profesional.
Selain itu, telah dilakukan kajian kritis terhadap romantisisasi dan komersialisasi gaya hidup digital nomad. Kajian ini telah menyoroti pengaruhnya terhadap identitas profesional dan tema lebih luas seperti kewarganegaraan, transnasionalisme, dan warisan kolonial (Edwards, 2021). Akibatnya, gagasan konvensional tentang pekerjaan dan kewarganegaraan telah dipertanyakan, dan digital nomad telah menjadi titik fokus untuk mempelajari transnasionalisme dan tren mobilitas global.
ADVERTISEMENT
Digital nomad bukan hanya individu yang memiliki kebebasan untuk bekerja dari mana pun tetapi bagian dari ekosistem yang kompleks dan dinamis yang melibatkan berbagai aktor, norma, dan hubungan kekuatan. Dengan memeriksa ekosistem ini maka bisa didapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi digital nomad, baik dalam hal pekerjaan maupun kehidupan pribadi mereka.
Teknologi Mengubah Segalanya
Digital nomad adalah kelompok individu yang semakin berkembang yang memanfaatkan teknologi digital untuk mendefinisikan kembali struktur pekerjaan tradisional. Mereka memprioritaskan fleksibilitas dan otonomi dibandingkan dengan pekerjaan berbasis kantor tradisional, dan dikenal dengan hiper-mobilitas, yang memungkinkan mereka untuk bekerja dari mana pun di dunia. Gaya hidup ini semakin populer karena banyak manfaat yang ditawarkannya, termasuk kemampuan untuk bepergian sambil bekerja, merasakan budaya baru, dan mencapai keseimbangan hidup-kerja yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Namun, konsep digital nomadisme juga menimbulkan pertanyaan tentang hubungan antara individu-individu ini dan peraturan negara. Meskipun digital nomad memiliki kebebasan untuk bekerja dari mana pun, mereka masih dapat tunduk pada peraturan pajak dan visa di negara-negara yang berbeda. Hal ini menyoroti ketegangan yang ada antara kebebasan individu dan kerangka kerja regulasi yang mengatur struktur pekerjaan tradisional.
Dalam banyak kasus, digital nomad dapat bekerja secara remote untuk perusahaan yang berbasis di negara asal mereka, memungkinkan mereka untuk mempertahankan pendapatan yang stabil sambil tetap menikmati manfaat gaya hidup nomaden. Namun, hal ini dapat menyebabkan situasi pajak yang kompleks, karena mereka mungkin tunduk pada pajak di negara asal dan negara tempat mereka tinggal saat ini.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya digital nomadisme sedang mengubah cara kita memandang pekerjaan dan penggajian. Ini menawarkan individu kesempatan untuk bekerja sesuai dengan keinginan mereka sendiri, tetapi juga menimbulkan pertanyaan penting tentang peran regulasi pemerintah dan kebutuhan akan pendekatan yang lebih fleksibel terhadap pekerjaan dan penggajian.
Apa Selanjutnya?
Fenomena digital nomadisme telah muncul sebagai interaksi yang dinamis dan kompleks antara pekerjaan, perjalanan, dan teknologi, menghasilkan paradigma baru tentang mobilitas dan identitas profesional. Seiring dengan teknologi yang membuatnya lebih mudah untuk bekerja secara remote dari lokasi mana pun, jumlah digital nomad telah meningkat pesat selama bertahun-tahun.
Para peneliti telah mulai mempelajari lebih dalam tentang sifat pekerjaan yang berkembang dalam dunia yang terglobalisasi melalui pemeriksaan mendalam tentang motivasi, tantangan, dan implikasi digital nomadisme.
ADVERTISEMENT
Salah satu destinasi paling populer bagi digital nomad adalah Bali, yang telah menjadi pusat bagi para profesional mobile ini. Komunitas digital nomad ini mencerminkan perpaduan unik antara usaha individual dan pengalaman kolektif. Mereka telah berkontribusi pada lingkungan yang memfasilitasi kolaborasi, pertukaran pengetahuan, dan rasa memiliki di tengah-tengah lanskap yang terus berubah dari pekerjaan dan mobilitas di era digital.
Dengan mempelajari fenomena digital nomad, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak teknologi terhadap pekerjaan dan sifat yang berkembang dari mobilitas dan identitas profesional.
Wawasan yang diperoleh dari studi-studi semacam itu dapat membantu organisasi dan pembuat kebijakan merancang kebijakan dan strategi yang lebih baik untuk mendukung digital nomad dan mempromosikan pekerjaan remote, yang telah menjadi aspek penting dari budaya kerja modern.
ADVERTISEMENT