Kegundahan Lulusan SMK/Sederajat

Inayah Priyatun
Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Konten dari Pengguna
30 November 2022 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inayah Priyatun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi : Mahasiswa mengejar ketertinggalan dengan teman sebaya : Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : Mahasiswa mengejar ketertinggalan dengan teman sebaya : Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia banyak dijumpai di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama islam. Contohnya Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia atau DIKTIS Kemenag, hasil rekapitulasi jumlah PTKIN di Indonesia menunjukkan UIN menempati jumlah persentase lembaga PTKIN 45,8%, IAIN dengan jumlah persentase 45,8% dan STAIN mendapati jumlah persentase 8,5%. Dari data tersebut dapat kita lihat bersama bagaimana perkembangan PTKIN yang makin meningkatkan mutu dan kualitasnya terhadap negara. makin banyak pula PTKIN di Indonesia untuk terus mengakreditas kampus dan kelembagaannya.
ADVERTISEMENT
Banyak pilihan jurusan yang disediakan oleh kampus bahkan fakultas masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menyediakan ruang bagi calon mahasiswa baru dalam memilih bidang dan fokus mana yang lebih mendominasi pada dirinya. Calon mahasiswa biasanya diberikan tiga kesempatan memilih program studi dengan satu kampus atau dua program studi dengan dua kampus. Selain itu, mahasiswa juga bisa memilih tiga program studi dengan pilihan tiga kampus sekaligus pada saat pendaftaran SPAN-PTKIN, UM-PTKIN dan ujian jalur mandiri.
Program studi bahasa asing menjadi daya tarik tersendiri untuk beberapa kalangan calon mahasiswa karena bahasa menjadi komunikasi sehari-hari. Mahasiswa dengan program studi kebahasaan, mereka akan dipandang banyak masyarakat akan kemahirannya berbahasa. Mahasiswa dengan prodi Pendidikan Bahasa Arab atau sering di sebut dengan PBA, akan dilabeli masyarakat sebagai orang yang mahir berbicara arab, mengerti semua tulisan arab, mengartikan Alquran, membaca kitab kuning, menjelaskannya, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Bahasa arab juga mempunyai empat keterampilan atau kemahiran berupa kemahiran berbicara (al-kalam), kemahiran mendengar (al-istima’), kemahiran membaca (al-qira’ah) dan kemahiran menulis (al-kitabah). Mahasiswa dengan penyandang program studi PBA banyak dinanti oleh masyarakat karena dianggap "serba bisa" terutama dalam bidang keagamaan. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa PBA belum mampu untuk menyandang sudut pandang masyarakat.
Beberapa mahasiswa PBA banyak menemukan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di dunia perkuliahan karena kelemahannya akan bahasa arab. Salah satu faktornya ialah karena sebuah latar belakang pendidikan yang bukan berasal dari pondok pesantren atau madrasah aliah. Latar belakang inilah yang menjadi salah satu penyebab mahasiswa PBA kesulitan dalam mengejar mata kuliah yang ada di dalam program studi PBA dan mengejar ketinggalan-ketinggalan lainnya dari teman sebayanya.
ADVERTISEMENT
Pada konsepnya, mahasiswa di PTKIN bukan penerima teori lagi dari dosen atau pengajar. Akan tetapi, sudah pada tahapan diskusi suatu teori. Banyak yang mengartikan jika dunia perkuliahan adalah tempat menorehkan kemampuan dan skill seseorang agar makin terlatih dan siap untuk menjadi seorang pendidik.
Teori yang diberikan kepada mahasiswa dari dosen sudah tidak mencakup segala materi dan praktik, akan tetapi mahasiswa mendiskusikan sebuah materi satu sama lain yang kemudian ditambahi oleh dosen. Pada proses diskusi inilah mahasiswa dengan latar belakang lulusan SMK/yang sederajat mulai kesulitan. Bagaimana tidak? Ketika semua temannya sudah mulai mendiskusikan materi yang diberikan oleh dosen, mereka baru saja mengenal materi tersebut dan harus mencari referensi terlebih dahulu untuk dapat mendiskusikannya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan mahasiswa yang memang latar belakangnya dari pondok pesantren atau madrasah aliah. Mereka akan diberikan materi oleh dosen. Kemudian, mereka langsung mendiskusikan satu sama lain dengan saling memberikan dan menyanggah pendapat. Mereka sudah dibekali banyak materi atau ilmu di pondok pesantren atau di madrasah aliah tanpa harus mencari bahan bacaan atau referensi terlebih dahulu.
Kondisi seperti ini yang kian hari kian menambah kegelisahan pada mahasiswa yang latar belakangnya bukan dari pondok pesantren atau madrasah aliah. Mereka selalu merasa, bahwa mereka salah memilih jurusan dan hampir menyerah karena kesulitannya dalam belajar. Tidak tanggung-tanggung, pada mahasiswa seperti ini sampai rela mengundurkan diri dari kampus dan berpindah kampus dengan program studi yang lain. Atau bahkan jika mereka sudah pada semester dua ke atas, mereka lebih memilih pindah program studi walaupun nantinya akan dimulai dari semester satu lagi.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, mahasiswa yang kesulitan dalam belajar hanya membutuhkan motivasi dan dukungan dari lingkungan dan keluarga dekatnya. Apalagi dengan mahasiswa PBA yang berlatar belakang lulusan SMK/yang sederajat, mereka sangat membutuhkan lingkungan, teman, dan circle yang saling memotivasi dan menguatkan satu sama lain. Mahasiswa juga termasuk manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan.
Tidak semua bidang yang ada di PBA harus dikuasai. Walaupun memang keterampilan dan skill yang menonjol akan lebih menarik banyak pihak lembaga pendidikan daripada yang biasa-biasa saja. Dari skill inilah, mahasiswa PBA bisa memilih fokus mana yang akan mereka tuju dan tonjolkan. Misalnya, seorang mahasiswa PBA dapat berbicara atau berkomunikasi dengan orang arab atau orang asing, translator, pengasuh pondok pesantren, pendidik yang menyenangkan peserta didik karena media pembelajarannya, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Ketika seorang mahasiswa PBA merasa kesulitan dalam nahwu shorof, maka mahasiswa tersebut bisa mengandalkan kemampuan pada media dan metode mengajar. Mahasiswa tersebut juga bisa menjadi guru bimbingan konseling karena mengembangkan kemampuannya dalam bidang psikologi pendidikan dan masih banyak lagi. Karena di dalam program studi PBA akan diajarkan banyak mata kuliah yang tetap berfokus pada pendidikan bahasa arab itu sendiri bukan hanya pada bahasa arabnya saja.
Mahasiswa PBA juga bisa belajar terlebih dahulu terkait materi yang akan didiskusikan besok hari dengan membaca buku, jurnal, artikel, koran atau majalah yang relevan. Mahasiswa PBA juga bisa mengakses materi melalui video di youtube atau semacamnya. Dengan begitu, ketika diskusi pagi hari mahasiswa PBA dengan latar belakang SMK/yang sederajat tidak merasa kesulitan lagi dan bisa langsung berdiskusi karena sudah mempelajari materinya terlebih dahulu. Hal ini dapat menjadi nilai tambah pada saat berdiskusi karena baru saja belajar dan masih hangat pengetahuannya daripada mahasiswa dengan latar belakang pondok pesantren atau madrasah aliah yang hanya mengandalkan ingatannya saja.
ADVERTISEMENT
Jadi, tidak ada kata terlambat untuk proses belajar. Masih banyak fokus bidang yang ada di PBA untuk kita tekuni. Jangan membatasi diri dengan fikiran dan prasangka terkait kemampuan. Berusahalah mencari kelebihan diri anda dari sudut pandang lain jangan dari sudut pandang yang sama dengan teman anda.