Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Memaknai Hari Pendidikan Nasional bagi Pasukan Kecil Marga Jaya
2 Mei 2018 11:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Indonesia Mengajar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” milik Ki Hajar Dewantara sudah menjadi trade mark yang sangat melekat apabila kita berbicara tentang pendidikan di Indonesia, filosofi mendalam yang hampir kita kenal semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar. Tapi lain bagi anak-anak di pelosok, jangankan tahu bahwa 2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional, nama Ki Hajar Dewantara bisa jadi mereka baru dengar saat ini.
ADVERTISEMENT
Kali ini peringatan Hardiknas di SDN 01 Marga Jaya dilakukan dengan cara yang berbeda, diawali dengan upacara bendera, sambutan Kepala Sekolah juga sangat menyentuh dengan menekankan bahwa anak didik harus bersyukur memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mengenyam pendidikan sampai saat ini, beliau juga menyuplik sejarah dan perjuangan seorang Ki Hajar Dewantara dan pahlawan pendidikan lainnya dalam memperjuangkan kemajuan kualitas SDM di Indonesia.
Hardiknas kali ini tema yang diangkat adalah menanamkan kecintaan terhadap lingkungan kepada anak-anak, menyesuaikan program dari Kabupaten Tulang Bawang Barat yang sedang menggalakkan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA), kali ini kami semua bertanam dan berkebun bersama di halaman sekolah. Siswa diminta untuk membawa berbagai macam tanaman tradisional Indonesia yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, semisal jahe, kunyit, kencur, lengkuas dan masih banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Halaman sekolah diklaster ke dalam 6 petak, kemudian dilakukan kluster tumbuhan supaya tumbuhan dan diidentifikasi serta memudahkan perawatan. Kemudian pasukan kecil langsung menyerbu lahan masing-masing dan mulai menanam dengan ceria. Sisi edukasi diberikan oleh guru dengan memberikan penjelasan singkat mengenai cara pertumbuhan tanaman hingga jenis daun dan yang lainnya yang menyangkut mata pelajaran di sekolah, para guru juga menjelaskan manfaat tumbuhan herbal ini untuk kesehatan.
Pada kesempatan ini saya juga mengajarkan lagu yang diberikan Wanadri saat kami pelatihan fisik dan mental, “Ambil bibit jahe, kita tanam sama-sama, kalau sudah besar, kita panen sama-sama, kalau sudah besar, kita makan sama-sama”, seorang siswa langsung bertanya, “Lho Pak, jahe kok dimakan?”, “Oh iya, ganti bukan dimakan, tapi diseduh”, jawab saya langsung disambut tawa anak-anak, kemudian saya mengajak menyanyi lagu dengan jahe diganti kunyit, kencur dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Setelah acara menanam selesai, saya mengajak anak-anak membuat pojok harapan untuk pendidikan di Indonesia, saya bagikan kertas warna kepada mereka dan saya minta mereka untuk menuliskan harapannya, tulisan anak-anak sangat lucu dan jujur, ada yang berharap pendidikan gratis sampai SMA, ada yang berharap pendidikan maju tidak hanya di kota sama, sampai berharap Pak Nieko di sekolah selamanya (harapan yang terakhir ini yang paling berat, hehe).
Sejurus kemudian, saya mengajak anak-anak pesawat dengan nama pesawat pendidikan Indonesia, mereka saya minta untuk membuat pesawat kertas terbaik yang dapat membumbung terbang tinggi di angkasa, mereka membuat dengan penuh semangat. Kemudian semuanya berlarian ke lapangan dan mempersiapkan pesawat terbang masing-masing, saya memberikan instruksi dan pada hitungan ketiga mereka menerbangkan pesawat dengan penuh semangat. Selamat terbang tinggi pesawat pendidikan Indonesia, semoga pendidikan Indonesia mampu menerbangkan harapan dan masa depan serta menjadi bekal terbaik bagi anak-anak meraih cita-citanya.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Pendidikan Nasional, tidak bisa dipungkiri bahwa kita besar dan tumbuh menjadi sekarang juga karena pendidikan, pendidikan membuat hidup kita lebih baik, memberikan kesempatan kepada banyak penduduk Indonesia lepas dari rantai dan lingkaran setan kebodohan dan kemiskinan, karena mendidik adalah kewajiban bagi mereka yang terdidik!
[Cerita oleh Nieko Haryo Pradhito - Pengajar Muda Indonesia Mengajar Angkatan VII]