Konten dari Pengguna

Porsi dalam Roda Kehidupan Manusia

Indah Eka Priyanto
Mahasiswa semester 3 di Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
1 November 2024 10:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Eka Priyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diagram lingkaran menggambarkan porsi yang berbeda-beda, sumber : pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Diagram lingkaran menggambarkan porsi yang berbeda-beda, sumber : pribadi
ADVERTISEMENT
Secara singkat, porsi diartikan sebagai ukuran. Dalam definisi luas, porsi merupakan kuantitas yang diperlukan demi terpenuhinya kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Sebagai makhluk dengan beberapa proses pertumbuhan, manusia ditakdirkan memiliki porsinya sendiri-sendiri. Allah SWT telah merangkai takdir manusia berbeda-beda supaya mereka dapat saling belajar pengalaman antar-sesamanya. Namun, manusia sering terlena dengan nafsunya menjadi sosok sempurna. Padahal, sosok sempurna itu sudah ditasbihkan dalam dirinya. Lalu, kesempurnaan apa yang dicari manusia selama ini jika selalu saja membandingkan terhadap sesama dan mempertaruhkan segalanya untuk menjadi terbaik ketika terbaik milik Allah SWT semata.
Porsi terbentuk karena nafsu yang mendorong seseorang untuk meraih keinginannya. Layaknya rasa lapar, orang akan makan sesuai porsi lambungnya penuh. Jika orang tersebut aktif, harus disuplai dengan logistik besar pula. Begitupun porsi kehidupan, ada masa ada waktu. Jika porsi makan ditentukan diri sendiri, maka porsi kehidupan justru sudah ditentukan sebelum kita lahir, dan tugas manusia ialah mengontrolnya supaya tidak berlebihan.
ADVERTISEMENT
Kehidupan manusia memiliki banyak porsi, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, tanggungjawab, prestasi, beban, dan lain sebagainya. Kuantitas tersebut akan selalu berlangsung tanpa mengenal identitas dan diharapkan semuanya terwujud baik. Tetapi permasalahannya, manusia cenderung merasa nyaman bila menemukan hal yang cocok dengannya. Semakin memupuk, menimbulkan rasa berlebihan di atas rata-rata.
Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, meskipun bentuknya positif. Ketika terlalu lama dilakukan, bukannya membuat produktif, justru menjadi boomerang sehingga terjebak dalam pusaran zona nyaman akut. Orang yang sudah terjebak di situasi itu, memandang sekitarnya was-was. Langkahnya terhenti karena takut merugikan, dan gagal di hal baru. Saran orang lain hanya dianggap kritik dengan dalih ‘orang lain tidak merasakan apa yang dirasakan ’alias merasa tersakiti padahal dirinya sendiri yang membuatnya.
ADVERTISEMENT
Hal menyenangkan memang asyik tetapi jika sudah puas, harus segera berpindah ke hal baru agar terhindar dari kenyamanan jangka panjang. Bila perut sudah kenyang, selanjutnya beraktivitas, itulah porsi yang sesuai.
Maknanya, segala sesuatu boleh dikerjakan, namun jangan sampai larut pada satu hal saja. Pikiran manusia selalu mengembara meski tidur, masih banyak hal-hal di luar sana perlu dieksplor di dunia yang dinamis ini. Seperti roda, manusia harus merasakan porsi di atas, di bawah, di tengah meski bentuknya berbeda-beda.