Konten dari Pengguna

Revolusi Belajar: Pengaruh ChatGPT dalam Membentuk Cara Mahasiswa Belajar

Indah Safitri
Mahasiswi di Universitas Pamulang ( Manajemen Pendidikan Islam ) dan pekerja di bagian keuangan CV. Kemenangan Jaya Corp
16 Desember 2024 14:38 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Editor penulis ilustrasi ChatGpt
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Editor penulis ilustrasi ChatGpt
ADVERTISEMENT
A. Latar Belakang ChatGPT adalah model kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh OpenAI, diluncurkan pertama kali pada November 2022. ChatGPT dibangun berdasarkan arsitektur GPT (Generative Pretrained Transformer), yang merupakan salah satu model bahasa AI paling canggih yang ada saat ini. Sejak diluncurkan, ChatGPT telah menarik perhatian dunia, tidak hanya karena kemampuannya dalam menghasilkan teks yang mirip dengan tulisan manusia, tetapi juga karena kemampuannya dalam menjawab pertanyaan, menjelaskan konsep, dan bahkan menulis kode program. Sebelumnya, dunia pendidikan telah mengenal beberapa jenis aplikasi pembelajaran berbasis teknologi, seperti e-learning dan sistem manajemen pembelajaran (LMS). Namun, ChatGPT memberikan pendekatan baru yang lebih interaktif dan adaptif. Dengan basis data yang luas dan kemampuan untuk belajar dari konteks percakapan, ChatGPT dapat digunakan untuk mendalami berbagai topik pembelajaran dalam waktu singkat, memberikan akses informasi yang lebih cepat, dan memungkinkan interaksi yang lebih dinamis dengan mahasiswa. Penggunaan teknologi ini semakin meluas di kalangan mahasiswa, mulai dari bantuan dalam menulis tugas, mengerjakan soal, hingga memahami materi kuliah. Meskipun begitu, hal ini juga memunculkan berbagai pro dan kontra terkait bagaimana penggunaan ChatGPT memengaruhi minat belajar dan kualitas pendidikan secara keseluruhan. B. Analisa Sebagai alat yang sangat canggih, ChatGPT memiliki dampak yang cukup besar terhadap minat belajar mahasiswa. Di satu sisi, ia dapat menjadi sumber daya yang sangat berharga dalam dunia pendidikan. Mahasiswa dapat menggunakannya untuk mendapatkan penjelasan tentang topik-topik yang sulit dipahami, memperkaya wawasan, dan mempercepat proses belajar mereka. ChatGPT tidak hanya menjawab pertanyaan secara langsung, tetapi juga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami, yang tentu sangat membantu mahasiswa dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam. Namun, di sisi lain, ketergantungan berlebihan pada ChatGPT dapat memengaruhi kualitas belajar mahasiswa. Banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk meminta ChatGPT menjelaskan sesuatu daripada berusaha mencari informasi melalui buku atau sumber belajar lainnya. Ini berpotensi mengurangi kemampuan mereka dalam berpikir kritis, menganalisis, dan mengembangkan pemahaman secara mendalam. Ketergantungan pada ChatGPT bisa membuat mahasiswa hanya sekadar "menyalin dan menempel" jawaban, tanpa benar-benar memahami materi yang diajarkan. Dari perspektif pengajaran, dosen juga bisa merasa terancam karena kemampuan ChatGPT dalam menjawab pertanyaan hampir sebanding dengan penjelasan yang mereka berikan di kelas. Beberapa mahasiswa mungkin lebih memilih untuk menggunakan ChatGPT sebagai pengganti penjelasan langsung dari dosen, yang dapat mereduksi interaksi dan diskusi yang konstruktif di dalam kelas. C. Kelebihan dan Kekurangan ChatGPT dalam Pembelajaran Kelebihan: Akses Informasi yang Cepat ChatGPT memberikan jawaban instan terhadap pertanyaan yang diajukan. Hal ini memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi dengan cepat, terutama dalam situasi mendesak, seperti saat mempersiapkan ujian atau mengerjakan tugas. Fleksibilitas Pembelajaran ChatGPT dapat menjelaskan konsep-konsep yang sulit dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Mahasiswa dapat belajar pada waktu dan tempat yang fleksibel tanpa terikat dengan jam kuliah. Bantuan dalam Menulis dan Membuat Tugas ChatGPT dapat membantu mahasiswa dalam menulis tugas, menyusun argumen, atau memformulasikan ide dengan lebih jelas. Ini bisa sangat membantu bagi mahasiswa yang kesulitan mengekspresikan ide mereka dalam bentuk tulisan. Mendukung Pembelajaran Mandiri Mahasiswa dapat menggunakan ChatGPT untuk belajar secara mandiri tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pengajaran dosen atau sumber belajar lainnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi topik lebih dalam di luar kurikulum yang diajarkan di kelas. Kekurangan: Pengurangan Kemampuan Berpikir Kritis Ketergantungan yang berlebihan pada ChatGPT dapat mengurangi kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan mandiri. Mereka cenderung lebih mengandalkan jawaban dari AI daripada mengembangkan solusi sendiri. Kurangnya Pemahaman Mendalam ChatGPT mungkin dapat memberikan penjelasan yang cepat, tetapi ini tidak selalu menjamin pemahaman yang mendalam. Jawaban yang diberikan AI bisa jadi terlalu sederhana atau tidak memberikan penekanan yang cukup pada nuansa dan konteks yang lebih kompleks. Potensi untuk Plagiarisme Beberapa mahasiswa mungkin menggunakan ChatGPT untuk menyalin jawaban tanpa pemahaman yang jelas tentang materi, yang berisiko menurunkan kualitas pembelajaran mereka. Selain itu, ChatGPT bisa saja menghasilkan konten yang sangat mirip dengan materi yang sudah ada, yang dapat berisiko terkait dengan plagiarisme. Mengurangi Interaksi Manusia Meskipun ChatGPT memungkinkan pembelajaran yang mandiri, interaksi dengan sesama mahasiswa dan dosen tetap penting untuk proses pembelajaran yang efektif. Ketergantungan pada AI bisa mengurangi kesempatan untuk berdiskusi dan bertukar ide, yang merupakan elemen kunci dalam pembelajaran kolaboratif.
ADVERTISEMENT
D. Kesimpulan ChatGPT memberikan pengaruh yang besar terhadap minat belajar mahasiswa, baik secara positif maupun negatif. Di satu sisi, teknologi ini menawarkan kemudahan dalam mengakses informasi dan memberikan penjelasan yang cepat dan mudah dipahami. Mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi belajar mereka, mendapatkan pemahaman yang lebih baik, dan menyelesaikan tugas lebih cepat. Di sisi lain, ketergantungan pada ChatGPT juga dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis dan mendalam, serta menghambat proses pembelajaran yang lebih holistik yang melibatkan interaksi manusia dan diskusi aktif. Keberadaan ChatGPT dalam dunia pendidikan perlu diimbangi dengan pemahaman yang matang tentang bagaimana cara menggunakannya dengan bijak. Teknologi ini harus dilihat sebagai alat bantu, bukan pengganti dari proses belajar yang lebih mendalam dan interaktif. E. Solusi Untuk memaksimalkan manfaat ChatGPT dalam pembelajaran, beberapa solusi dapat diterapkan: Pendidikan Literasi Digital Mahasiswa perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara menggunakan ChatGPT dengan bijak. Mereka harus tahu kapan harus mengandalkan sumber daya lain dan kapan ChatGPT bisa digunakan untuk memperdalam pemahaman atau mendapatkan ide awal. Pemberian Tugas yang Mendorong Pemikiran Kritis Dosen perlu merancang tugas yang tidak hanya mengandalkan jawaban cepat, tetapi juga yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, mengembangkan argumen mereka sendiri, dan berinteraksi secara aktif dengan sesama mahasiswa. Integrasi dengan Pembelajaran Kolaboratif ChatGPT dapat digunakan dalam konteks pembelajaran kolaboratif di mana mahasiswa masih diajak untuk berdiskusi dan berdebat dengan teman sekelas atau dosen. Interaksi sosial tetap menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Evaluasi Berbasis Proses Dosen dapat mengubah cara evaluasi mereka dengan menilai proses berpikir mahasiswa, bukan hanya hasil akhir. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi apakah mahasiswa benar-benar memahami materi atau hanya sekadar menyalin jawaban.
ADVERTISEMENT