5 Kuliner di Pasar Krempyeng, Semarang, yang Murah dan Merakyat

Indah Salimin
Senior Copywriter at Digital Skola
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2019 15:51 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Salimin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nasi krempyeng. (Foto: Indah Salimin)
zoom-in-whitePerbesar
Nasi krempyeng. (Foto: Indah Salimin)
ADVERTISEMENT
Semasa kuliah Strata 1 (S-1) di tahun 2010-2014 di Jakarta, saya termasuk yang sering mengunjungi Kota Semarang. Terlebih sebagian besar teman-teman SMA, kuliah di Semarang.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan dari mereka memilih kuliah di UNNES (Universitas Negeri Semarang). Jadi saya cukup sering menginap di indekos kawan yang berada sekitaran Sekaran, karena itu juga saya jadi sering berkunjung ke Pasar Krempyeng.
Para Ibu berbelanja sarapan. (Foto: Indah Salimin)
Pasar Krempyeng yang terletak di Sekaran ini memiliki kedekatan dengan UNNES, tidak hanya secara geografis tapi juga historis. Dulunya Pasar Krempyeng adalah pasar kaget yang berada di pinggir jalan kawasan sekitar UNNES.
Kemudian, beberapa tahun setelah UNNES berdiri di Sekaran, di awal tahun 90-an para pedagang di pasar kaget ini direlokasi ke lokasi sekarang, yakni di Jalan Taman Siswa, bersebelahan dengan kampus UNNES.
Tidak heran, kebanyakan pengunjung Pasar Krempyeng adalah mahasiswa UNNES.
Salah satu penjual Nasi Krempyeng. (Foto: Indah Salimin)
Disebut 'Pasar Krempyeng' karena dulunya pasar ini hanya aktif sekejap saja atau dalam bahasa Jawa, 'sakkrempyengan'. Dulu, pasar ini memang hanya buka sampai jam 8.00 WIB, namun sekarang lebih siang, yakni sekitar jam 11.00 WIB. Seingat saya, pasar ini dulu ramai dan riuh sekali, tapi saat saya datang justru tampak sepi. Ternyata ada dua penyebabnya, pertama karena sedang musim libur kuliah, kedua pasar memang paling ramai di hari Minggu.
Tidak terlalu ramai. (Foto: Indah Salimin)
Saya datang sekitar pukul 05.30 WIB, namun tampaknya terlalu pagi. Karena beberapa penjual masih menata dagangannya. Saya memutuskan menunggu sampai sekitar pukul 06.00 WIB hingga pedagang pasar lebih ramai. Nah, ini dia beberapa makanan yang saya coba di Pasar Krempyeng, Sekaran.
ADVERTISEMENT
1. Nasi Krempyeng Bu Siti
Menu pertama yang saya coba adalah nasi krempyeng, kuliner khas Pasar Krempyeng. Sebagian besar penjual di Pasar Krempyeng pun menjual menu yang sama dan saya memutuskan mencoba Nasi Krempyeng Bu Siti Nadiroh.
Nasi Krempyeng Bu Siti. (Foto: Indah Salimin)
Nasi Krempyeng Bu Siti ini berisi nasi, gudangan (sayuran yang direbus dan dicampur bumbu kelapa), mi, sambal terasi, kriukan (remahan gorengan). Pilihan lauknya ada beberapa macam seperti bacem tempe gembus, sate usus, gorengan, martabak, dan perkedel.
Jajaran lauk di Bu Siti. (Foto: Indah Salimin)
Harganya luar biasa murahnya, hanya Rp 4.000 per porsi. Untuk rasanya, saya suka racikan gudangan dari Bu Siti ini. Sambalnya pun enak, seimbang antara manis dan gurihnya. Tidak heran mahasiswa UNNES sangat mengidolakan makanan ini. Sudah enak, murah pula.
ADVERTISEMENT
2. Nasi Krempyeng Bu Komdiyah
Saya penasaran untuk mencoba nasi krempyeng di kios lainnya untuk membandingkan rasanya. Saya lantas mampir ke kios yang berada di tengah pasar, yakni di lapak Bu Komdiyah yang sudah sekitar 25 tahun menggantikan ibunya berjualan nasi krempyeng di sini. Berbeda dengan Bu Siti yang merupakan generasi ketiga, Bu Komdiyah adalah generasi kedua yang berjualan nasi krempyeng di keluarganya.
Bu Komdiyah favorit mahasiswa. (Foto: Indah Salimin)
Setelah mendapatkan seporsi Nasi Krempyeng Bu Komdiyah, saya menemukan bahwa perbedaan Nasi Krempyeng Bu Komdiyah dengan nasi krempyeng lainnya adalah keberagaman lauknya. Menurut keterangan Bu Komdiyah, pada dasarnya, nasi krempyeng adalah nasi gudangan, yakni nasi dengan urap sayur dan sambal.
Nasi krempyeng separuh porsi. (Foto: Indah Salimin)
Salah satu keunikan Nasi Krempyeng Bu Komdiyah adalah komposisi urapnya yang tidak biasa. Saya mendapati daun krokot, daun beluntas, dan sawi dalam racikan urap Bu Komdiyah. Biasanya, sayuran urap hanya menggunakan kacang panjang, kubis, daun singkong. Lauknya pun lebih beragam, ada telur dadar, telur rebus, hingga ceker, dan tulang-tulang ayam.
ADVERTISEMENT
Meski rasanya hampir sama, tapi buat saya racikan Bu Komdiyah agak sedikit asin. Saya sendiri lebih menyukai racikan sebelumnya yang cenderung manis. Untuk yang lebih suka makanan yang cenderung asin, bisa jadi lebih menyukai nasi krempyeng versi Bu Komdiyah ini . Harganya sama, Rp 4.000 per porsi dengan bermacam lauk mulai dari Rp 1.000.
Aneka bubur. (Foto: Indah Salimin)
Penyuka bubur juga bisa membeli sarapan di sini. Kiosnya berada tepat di depan Nasi Krempyeng Bu Komdiyah, menjajakan berbagai macam jenis bubur seperti bubur mutiara, sum-sum, kacang hijau, dan yang unik adalah bubur tela alias singkong. Seporsi bubur ini dihargai Rp 3.000. Kamu bisa memilih mau campur atau beberapa jenis tertentu saja, harganya sama.
Tidak bisa makan di tempat. (Foto: Indah Salimin)
Sayangnya, kios bubur ini tidak menyediakan mangkuk dan sendok sehingga kamu tidak bisa makan di tempat. Saya mencoba bubur campur dan saya bawa pulang. Setelah dituang ke mangkok, ternyata isinya banyak sekali. Sangat mengenyangkan untuk sarapan. Rasanya pun enak. Tidak terlalu manis dan aman, karena tidak menyebabkan tenggorokan batuk-batuk.
ADVERTISEMENT
4. Grontol
Jajan pasar nostalgia. (Foto: Indah Salimin)
Girang sekali hati saya mendapati kios yang menjual grontol ini. Jajanan pasar ini sering saya temui di pasar tradisional sewaktu kanak-kanak dulu dan kini semakin jarang yang menjualnya.
Sambel gendar khas Solo. (Foto: Indah Salimin)
Karenanya begitu saya menemui jajanan ini di Pasar Krempyeng, saya meminta satu bungkus untuk dibawa pulang. Menikmati kembali jagung kukus yang ditiriskan dan dinikmati dengan parutan kelapa dan gula pasir ini, membuat saya bernostalgia.
5. Jamu
Bu Herni yang sangat ramah. (Foto: Indah Salimin)
Penjual jamu memang masih kerap ditemui di Semarang, akan tetapi penjual jamu di Pasar Krempyeng ini tergolong klasik. Bu Herni yang sudah 25 tahun berjualan jamu di Pasar Krempyeng ini masih menyediakan jamu suruh, anggur (ramuan dari daun mint yang berkhasiat meredakan batuk) dan jamu-jamu pabrik yang ikonik seperti Jamu Buyung Upik.
Kunir asam yang segar dan menyehatkan. (Foto: Indah Salimin)
Sampaikan keluhan kesehatanmu dan Bu Herni akan dengan cekatan meracik segelas jamu berkhasiat yang bisa langsung kamu teguk di tempat. Bu Herni menjamin jamunya bebas bahan pengawet dan pemanis buatan. Segelas jamu buatannya, bisa kamu nikmati hanya dengan Rp 2.500 per gelas.
ADVERTISEMENT
***
Satu hal yang sangat terasa di Pasar Krempyeng adalah interaksi yang hangat antar penjual dan pembeli, maupun antar penjual dengan penjual lainnya. Semua penjaga kios akan menyambutmu dengan ramah, mengajak ngobrol dan sesekali bersahutan dengan penjual-penjual lain.
Bahkan, meski para penjual ini menjajakan makanan yang sama, tidak tampak ada kompetisi. Semuanya berdampingan membuat pasar ini tampak hidup dan menyenangkan untuk dikunjungi. Jadi, apabila Minggu pagimu ada di Semarang, jangan lupa untuk mengunjungi Pasar Krempyeng dan mencoba sarapan murah di sini.
🍴Pasar Krempyeng Sekaran
📍Jalan Taman Siswa, Sekaran, Gunung Pati, Semarang
⏱️ Pukul 06.00 - 11.00 WIB
💵 Di bawah Rp 10.000