Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Puan Maharani dan Pesan Luar Biasa Pada Hari Ibu
22 Desember 2017 21:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Indah Sastradewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Jadilah ibu yang memperkokoh karakter, memperhalus budi dan mengajarkan tradisi luhur demi kebangkitan bangsa,"
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani turut hadir mendampingi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dalam acara peringatan Hari Ibu ke-89 dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Jaya” yang bertempat di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Raja Ampat, Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Pada kesematan itu, Puan Maharani berkesempatan untuk membacakan puisi sebagai apresiasi sekaligus pesan bagi para Ibu di Indonesia. Puisi yang dibacakan Puan Maharani begitu khas, representatif dengan tugas yan diembannya kini, serta kerja-kerja dan kebijakan yang telah diselesaikannya, terutama berkaitan dengan kemanusiaan dan kebudayaan.
Seperti diketahui, Hari ibu di Indonesia adalah gerakan kebangsaan yang diawali oleh 1000 orang perempuan dari 30 organisasi pada 89 tahun yang lalu. Hari ibu di Indonesia memiliki nilai perjuangan kemerdekaan dan perbaikan nasib perempuan dan peringatan atas kewajiban kaum perempuan Indonesia untuk menjadi ibu bangsa.
Bagi Puan Maharani, Hari Ibu seharusnya menjadi momentum untuk kebangkitan bangsa karena dari para Ibu-lah lahir anak-anak luar biasa. Puan Maharani, sebagai seorang perempuan sekaligus seorang Ibu menyadari arti penting keberadaan seorang Ibu. Ibu adalah "sekolah" sekaligus "pedidik" pertama dan utama dalam menunjang tumbuh kembangnya seorang anak. Dalam konteks inilah, tak salah ketika Puan Maharani mengatakan, bahwa kemajuan dan kebangkitan bangsa ini, salah satunya, ditentukan oleh para Ibu.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani tak menyoal tentang kepintaran dan kecerdasan. Puan Maharani lebih memilih menyuarakan tentang pentingnya menjadi ibu yang memperkokoh karakter. Maka, bagi Puan Maharani pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu sangatlah penting selain kepintaran yang didapatkan melalui pelajaran. Puan Maharani juga tak menyola tentang hitung-hitungan. Puan Maharani memilih agar supaya bisa menjadi ibu yang mampu memperhalus budi dan menjaga tradisi leluhur sebagai sebuah kekayaan. Sebab Puan Maharani meyakini, bahwa puncak terbentuknya karakter seseorang bisa dilihat dari kehalusan budi pekerti serta konsistensi untuk menjaga tradisi dan pengetahuan,
Karakter yang terbentuk dalam diri seseorang, kehalusan budi, dan konsistensi untuk mengajarkan tradisi yang luhur adalah bagian penting (jika tidak ingin dikatakan terpenting) dalam proses memaknai keberadaan seorang Ibu bagi anak-anak. Dengan itu semua, Puan Maharani mempercayai akan kebangkitan bangsa ini menuju kemajuan dan kejayaannya.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani memberikan pesan luar biasa tentang bagaimana seharusnya seorang Ibu memainkan perannya dalam konteks keluarga sekaligus kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Puan Maharani, seorang Ibu mempunyai peran yang sangat vital dalam membangun negeri karena pada merekalah para penerus bangsa "dicetak" dan "dipasrahkan". Maka, pembentukan karakter, kehalusan budi pekerti dan mempertahankan tradisi luhur negeri adalah variabel utama yang mestinya dididikkan oleh seorang Ibu kepada anak-anaknya.
Hari Ibu, pesan yang disampaikan Puan Maharani luar biasa. Sederhana, tapi mengena.