Indentifikasi 5 Habit Ini Membuat Susah Kaya

Indah Hairunisah
Mahasiswi Informatika Universitas Pembangunan Jaya. Senang menulis baragam topik seperti produktivitas, teknologi, pengembangan diri, sampai bisnis dan keuangan.
Konten dari Pengguna
15 Desember 2022 21:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Hairunisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Pertama kita membentuk kebiasaan dan kebiasaan akan membentuk kita. Kalahkan kebiasaan buruk Anda, atau mereka akan mengalahkan Anda.” Dr.Rob Gilbert.
Sumber: https://unsplash.com/photos/rItGZ4vquWk
Berdasarkan data dari republika yang berjudul “Perencanaan Keuangan” menyebut hanya 9 persen penduduk RI yang sudah memiliki dana darurat. Pakar perencana keuangan, Annisa Steviani menyatakan fenomena ini dipengaruhi karena banyaknya penduduk indonesia yang belum paham bagaimana merencanakan keuangan, kesulitan menabung dan belum bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar penduduk Indonesia belum punya dana darurat, mereka masih berorientasi pada kesenangan hari ini dan belum memikirkan untuk masa depan. Jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta orang, maka kurang lebih hanya 25 juta penduduk yang sudah paham pentingnya dana darurat.

Mari Identifikasi Habit Pembunuh Kekayaan Berikut yang Mungkin Ada Pada Diri Anda!

Sumber: https://unsplash.com/photos/9BatP4ovW2I
Habit seseorang menentukan nasib yang akan dijalani. Berikut adalah Wealth Killer atau kebiasaan yang dapat membuat kita menjadi susah kaya jika masih melakukan hal ini menurut Felicia Putri Tjiasaka, pendiri Ternak Uang.

1. Kebiasaan Buruk.

Sumber: https://unsplash.com/photos/1svWCsnnrT8
Bad Habit/Kebiasaan buruk yang saya maksud antara lain seperti merokok, minum-minuman keras, vape, mengkonsumsi narkotika dan sebagainya. Kebiasaan di atas merupakan kegiatan yang negatif dan bisa menguras uang, membuat kita kecanduan dan kemudian akan sulit dihilangkan jika sudah menjadi kebiasaan.
ADVERTISEMENT
Saya ambil contoh yaitu Merokok, menurut The Tobacco Control Atlas ASEAN Region 4th Edition menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di Association of Southeast Asian Nations(ASEAN) dengan persentase perokok usia antara 25-64 tahun (36,3%) dimana sebanyak 66% perokok laki-laki dan 6,7% perokok perempuan (Lian dan Dortheo, 2018).
Ironisnya banyak orang yang lebih mengutamakan membeli rokok daripada kebutuhan sehari-hari. Semakin berpendidikan dan terpelajar seseorang, maka cenderung lebih kecil kemungkinan seseorang itu merokok, dengan kata lain target market dari rokok sebenarnya adalah seseorang dengan ekonomi menengah sampai ekonomi menengah ke bawah. Itulah alasan kenapa kebiasan buruk salah satunya merokok bisa menjadi contoh yang mendukung pepatah "Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin".
ADVERTISEMENT

2. Menghabiskan Uang Untuk Membuat Orang Terkesan.

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/530119339/photo/devaluation.jpg?s=170667a&w=0&k=20&c=krINb_Je9-4FhoaJYiHjTO2A-9eRdCmqqKjmaZnM0eg=
Rasa Insecure yang kita miliki seringkali menggerogoti pikiran dan harga diri kita sebagai mahluk sosial. Saat melihat orang lain berhasil mendapatkan sesuatu, membeli sesuatu, atau sukses menjalani usahanya, sering kali kita merasa Insecure dan ingin menunjukan hal serupa kepada orang lain, tanpa sadar kita sudah menghabiskan uang hanya untuk menyenangkan dan mendapat perhatian dari orang lain. Sebenarnya tersebut tidak perlu dilakukan karena hanya akan menghamburkan uang semata.
Seseorang baik yang berstatus sosial ekonomi rendah maupun yang berstatus ekonomi menengah ke atas menganggap penampilan diri memiliki peranan penting dalam penerimaan sosial, terutama penerimaan lawan jenis (Wilujeng, 1992). Hasil penelitian Kanuk dan Schiffman (dalam Sari, 2005) menunjukkan bahwa seseorang pada usia antara 16-21 tahun tergolong konsumen yang konsumtif, karena dalam membeli produk hanya ditujukan untuk wibawa dan harga diri.
ADVERTISEMENT

3. Membayar suku bunga tinggi/berhutang.

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1373418022/id/foto/kartu-kredit-pada-grafik-dan-kertas-grafik-pengembangan-keuangan-rekening-perbankan-statistik.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=Vod0tTr3eVi3Ke17msySFVxv1Rlx6gtKekT_nAAUqxo=
Membayar suku bunga tinggi berarti seseorang mempu melakukan hutang demi mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Perilaku konsumtif kita sebagai manusia cenderung mudah tertarik untuk membeli barang walaupun belum punya uang, lalu mencari jalan pintas menggunakan pay later, credit card, atau lebih parahnya pinjaman online. Berbagai kemudahan yang ditawarkan itu membuat kita semakin terlena dan jauh dari kata wajar.

4. Hanya punya satu sumber penghasilan.

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1365334322/id/foto/bos-pemilik-bisnis-asiaan-hitung-uang-tunai-duduk-di-kantor-pengusaha-senang-mendapat-pinjaman.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=6aDdQVZWqxUmgE2D-n3CyCTrbNnsVwBRqp7J1iNPhtg=
kebiasaan kita yang hanya bergantung pada satu sumber penghasilan disebut Concentrated Risk: resiko yang terpusat pada suatu hal. Perlu adanya penghasilan tambahan/Passive income, jadi semisal terjadi hal diluar kendali setidaknya ada penghasilan lain yang bisa menopang kehidupan sampai kita mendapatkan jalan keluar yang terbaik.
Ketika seseorang ingin kaya, maka tidak bisa hanya mengandalkan dari satu penghasilan saja. Setiap orang sukses pasti memiliki penghasilan sampingan dari penghasilan utama mereka, seperti membuat bisnis kecil-kecilan, mengerjakan proyek, bekerja di tempat lain dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah pernah membuat strategi pembangunan dengan pertumbuhan, namun terbukti gagal menyelesaikan berbagai persoalan dasar pembangunan. Dalam kiprahnya strategi itu justru menciptakan persoalan-persoalan seperti kemiskinan, keterbelakangan dan kesenjangan antar pelaku ekonomi (Budi Santoso, 1997).

5. Pacaran/Kencan.

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1282535619/id/foto/pasangan-muda-dalam-berbelanja-konsumerisme-cinta-kencan-konsep-gaya-hidup.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=oIdgtgIto_91wNVSBvgTt253ikJqsRKSeMmkKJTJiRY=
Pacaran merupakan kebiasaan lumrah yang sering kita jumpai pada lingkungan sekitar. Tanpa disadari kegiatan ini menghabiskan uang yang tidak sedikit. Saat berkencan laki-laki cenderung membayar semua tagihan/biaya, sedangkan perempuan menghabiskan uangnya untuk tampil menarik dengan membeli makeup, skincare, pakaian, pergi ke salon dan sebagainya. Belum lagi pengeluaran untuk membeli makanan kepada keluarga pasangan, kado ulang tahun, perayaan hari jadi dan sebagainya.

Mengenal Lebih jauh Upaya Menanggulangi Wealth Killer (kebiasaan yang dapat membuat kita menjadi susah kaya).

1. Kesadaran Finansial:

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1360521209/id/foto/pengusaha-menggunakan-komputer-untuk-konsep-diversifikasi-portofolio-manajemen-investasi.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=n-3orsz36_ilMLc8oSwZj5YhkxUl9lQ0F_bGVFi_qLs=
Kita harus membangun kesadaran finansial dengan menyadari cara mengelola dan membelanjakan uang, membuat catatan pemasukan, pengeluaran, dan mulai berinvestasi. Hagedorn.E.A,Mark.C.Schug,Mary Suiter (2016), menegaskan bahwa sangat penting mengajarkan tentang finansial literasi sejak dini dan perlunya disampaikan secara good saving programs,economic, financial education berulang dan sesering mungkin dalam kurikulum.
ADVERTISEMENT
Kita perlu melek finansial dengan cara memulai investasi. Salah satu kegunaan investasi selain untuk menambah penghasilan adalah untuk menekan inflasi, sehingga kita bisa menjaga nilai asset kita agar bisa bertahan.

2. Menambah Pemasukan:

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1361507082/id/foto/pengusaha-merencanakan-pertumbuhan-bisnis-dan-keuangan-peningkatan-indikator-positif-pada.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=GgLgQPImlvxEYYSks8qy6QegWdi7wiTVUufy2TZ9TDo=
Mulai menambah pemasukan dengan cara mencari pekerjaan tambahan bisa meringankan permasalahan keuangan. Menambah pemasukan bisa dengan mencari penghasilan tambahan atau passive income. Strategi menambah pemasukan menjadi salah satu opsi terbaik untuk bisa survive di masa pandemi ini. Banyak penduduk indonesia yang hanya memiliki satu sumber pernghasilan, hal ini bisa dibilang tidak ideal. Kita perlu mengantisipasi kemungkinan terburuk saat sumber pendapatan itu tidak lagi menghasilkan. jadi pastikan kamu punya sumber pemasukan lebih dari satu.
Salah satu hal yang pernah saya lakukan untuk menambah pemasukan yaitu dengan bekerja sampingan menjadi Software Tester pada perusahaan IT di Indonesia, saya juga rutin menabung pada pasar modal seperti pasar uang, obligasi, mencoba belajar investasi saham, dan cryptocurrency.
ADVERTISEMENT

3. Hidup minimalist:

Sumber: https://media.istockphoto.com/id/1397005251/id/foto/ruang-makan-dan-interior-dapur.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=oU-h5PimtRNKgpkdMdUbMOedWcB7XjvcwxEQvVXxllo=
Hidup minimalist berarti membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan dan bukan berdasarkan pada keinginan semata. Hidup minimalist bisa dikatakan juga sebagai kebiasaan membeli barang berdasarkan fungsi bukan lifestyle dan estetika. Hidup minimalist juga bisa dengan cara menyingkirkan barang-barang yang dirasa tidak perlu ada. dengan menerapkan hidup minimalist bukan berarti kita menjadi tidak bahagia, justru akan lebih merasa tenang dan bahagia.
marie Kondo(2010.12) mengajarkan tentang cara beres-beres rumah dengan cara melepaskan benda-benda yang dirasa tidak bisa memberikan kegembiraan.
Sejauh ini dampak yang saya rasakan setelah mencoba menerapkan semua saran di atas, saya menjadi semakin peduli terhadap pemasukan dan pengeluaran uang. Saya selalu berpikir kembali sebelum membeli barang atau pergi berkumpul bersama teman. Hasilnya saya terhindar dari membeli banyak barang yang sebenarnya tidak butuhkan, saya juga jadi tidak menghabiskan uang terlalu banyak untuk bermain, dan pastinya jadi lebih tenang dan bahagia dengan hidup minimalis.
ADVERTISEMENT
Akhirnya kita sudah membahas semua hal yang berkaitan dengan habit pembunuh kekayaan. Setelah membaca artikel ini harapannya semoga bisa membuat kita semakin melek finansial dan menjauhi kebiasaan buruk diatas yang bisa membuat susah kaya.
Daftar Pustaka:
Asma, S. et al. (2015) The Global Adult Tobacco Survey Atlas, CDC Foundation. Diakses tanggal 15 Desember 2022.
Wilujeng, D.H. 1992. Hubungan antara Konsep Diri dengan Sikap Konsumtif pada Remaja. Diakses tanggal 15 Desember 2022.
Hagedorn.E.A,Mark.C.Schug,Mary Suiter .2016. A Collaborative Approach to Financial Literacy in the Chicago Public Schools.Journal of Private Enterprise 31.(1) P.70-90. Diakses tanggal 15 Desember 2022.
Annisa Steviani, Pakar perencana keuangan. 2022. Perencana Keuangan Sebut Hanya 9 Persen Penduduk RI Punya Dana Darurat. Diakses tanggal 15 Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Felicia Putri Tjiasaka, seorang pengusaha Indonesia, konten kreator yang berfokus pada edukasi tentang investasi bagi para anak muda dan merupakan pendiri Ternak Uang. 2022. “Hindari 5 Hal Ini, Bikin Susah Kaya!”.Diakses tanggal 5 Desember 2022.
Kondo, Marie, The Life-Changing Magic of Tidying up: Seni beres-beres dan Metode Merapikan ala Jepang, terj. Reni Indardini, cet. Ke-12. Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2018. Diakses tanggal 15 Desember 2022.