Konten dari Pengguna

Jadi Satisfier atau Maximizer? Pilihan Ada di Tangan Kita

Indah Hairunisah
Mahasiswi Informatika Universitas Pembangunan Jaya. Senang menulis baragam topik seperti produktivitas, teknologi, pengembangan diri, sampai bisnis dan keuangan.
6 September 2023 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Hairunisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Satisfier atau Maximizer? Pilihan Ada di Tangan Kita. Sumber: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Satisfier atau Maximizer? Pilihan Ada di Tangan Kita. Sumber: pexels
ADVERTISEMENT
Selama hidup, kita seringkali kita dihadapkan pada banyak pilihan yang berdampak pada keputusan penting. Namun, apakah kita lebih cenderung mengoptimalkan atau puas saat mengambil keputusan? Ini akan membahas perbedaan antara kedua metode tersebut dan bagaimana kita dapat memilih yang terbaik berdasarkan konteks dan tujuan kita.
ADVERTISEMENT

Satisfier: Memilih yang Cukup Memadai

Ilustrasi Satisfier Memilih yang Cukup Memadai. Sumber: pexels
Satisfier adalah orang yang lebih cenderung memilih pilihan atau solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan mereka. Mereka lebih fokus pada mencapai hasil yang memuaskan dan cukup, tanpa perlu mencari pilihan terbaik. Karena mereka tidak terlalu terbebani oleh banyak pilihan, pemikiran mereka lebih efisien dan cepat dalam mengambil keputusan.

Maximizer: Mengejar Kesempurnaan

Ilustrasi Maximizer Mengejar Kesempurnaan. Sumber: pexels
Mereka yang maximizer, di sisi lain, mencari opsi terbaik dari semua yang ada. Mereka berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal dan sempurna, meskipun itu berarti menghabiskan lebih banyak waktu dan energi, dan proses pengambilan keputusan mereka bisa lebih rumit dan lebih lama karena ingin menghindari penyesalan.

Memilih dengan Bijak

Ilustrasi Memilih dengan Bijak. Sumber: pexels
Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan penting untuk memilih dengan bijak berdasarkan konteks dan tujuan kita:
ADVERTISEMENT
1. Pertimbangkan Waktu dan Energi:
Ilustrasi Pertimbangkan Waktu dan Energi. Sumber: pexels
Jika keputusan tersebut tidak terlalu penting dalam jangka panjang, menjadi seorang satisfier bisa menghemat waktu dan energi yang bisa dialokasikan untuk hal lain yang lebih signifikan.
2. Tentukan Prioritas:
Jika keputusan tersebut memiliki dampak besar dalam hidup atau karier kita, lebih bijak untuk menjadi seorang maximizer. Mengambil waktu ekstra untuk memastikan hasil yang terbaik bisa memberikan dampak positif yang signifikan.
3. Cari Keseimbangan:
Ilustrasi Keseimbangan dalam Hidup. Sumber: pexels
Jangan ragu untuk memadukan kedua pendekatan ini sesuai kebutuhan. Kadang-kadang, kita dapat menjadi satisfier untuk keputusan-keputusan yang lebih sederhana dan menjadi maximizer untuk hal-hal yang lebih kompleks.
4. Tangani Penyesalan:
Salah satu tantangan bagi maximizer adalah rasa penyesalan. Jika kita memilih menjadi maximizer, penting untuk mengatasi rasa penyesalan yang mungkin timbul dari keputusan yang diambil.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan, apakah kita lebih condong menjadi satisfier atau maximizer? pilihan ada di tangan kita. Setiap pendekatan memiliki tempatnya sendiri dalam hidup kita, tergantung pada situasi, tujuan, dan nilai-nilai yang kita anut. Yang terpenting adalah membuat keputusan dengan bijak, menghargai waktu dan energi kita, serta selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan yang sesuai dengan kehidupan kita. Ingatlah, keputusan yang baik adalah yang memungkinkan kita tumbuh dan mencapai tujuan kita dengan lebih baik.