Perkembangan Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Milenial

Indah Oktaviani
Mahasiswa UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
20 November 2022 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perkembangan Bahasa (Sumber : https://pixabay.com/id/photos/baca-untuk-membaca-dengan-keras-1710011/)
zoom-in-whitePerbesar
Perkembangan Bahasa (Sumber : https://pixabay.com/id/photos/baca-untuk-membaca-dengan-keras-1710011/)
ADVERTISEMENT
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga suatu media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi.
ADVERTISEMENT
Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi kebanggaan dan identitas, tetapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia. Namun bagaimana sekarang? Di era milenial seperti saat ini masihkah ada kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia? Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing dengan orang luar Negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia. Kesadaran itulah yang kini mulai disadari keinginan belajar dan menggunakan bahasa asing mulai tumbuh.
Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat bahasa Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang tinggal di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak di antara mereka yang bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mengapa itu bisa terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja. Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya. Namun yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal. Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel “sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam seminggu.
ADVERTISEMENT
Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun terlepas dari “kontaminasi bahasa”. Penggunaan istilah-istilah yang entah dari mana asalnya semakin menghilangkan wujud asli bahasa Indonesia. Di era milenial saat ini, bahasa Indonesia banyak tercampur dengan bahasa asing. "kids jaman now" menggantikan istilah remaja masa kini "woles" yang menggantikan santai, konon diambil dari kata slow yang diucapkan terbalik. Serta masih banyak istilah-istilah yang sebelumnya tidak terkenal.
Secara umum, remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak memiliki status anak.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan berdasarkan penjelasan di atas Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang menggunakannya dengan benar, sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Indah Oktaviani, Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.