Menyusuri Sungai Alas, Sungai Terpanjang di Serambi Mekah

Indah Rahmasari
Ibu rumah tangga yang suka menulis
Konten dari Pengguna
27 Juli 2021 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Rahmasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belajar tak hanya dalam kelas, belajar dapat di mana saja dan kepada siapa saja. Salah satunya adalah lewat berorganisasi.
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang dapat dipelajari, dari mengenal banyak orang dengan berbagai karakter serta mengunjungi berbagai tempat yang sulit terjamah sekalipun.
Seperti pengalamanku ketika belajar dalam Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Himapala) Unesa, ada banyak cerita yang kerap kali menolak untuk dilupakan. Kali ini torehan cerita ketika mengarungi sungai Alas, sungai terpanjang di Serambi Mekah yang membelah Gunung Lauser.
Foto : Indah Rahmasari

Sungai Alas

Sungai Alas memang tersohor untuk kalangan rafter (pecinta arung jeram). Dengan tingkat kesulitan (grade) antara 3-4, yang artinya terdapat riam-riam yang diiringi gelombang-gelombang yang tak terduga serta tikungan tajam di beberapa titik.
Foto : Indah Rahmasari
Selain kedahsyatan jeramnya, Sungai Alas juga menawarkan pemandangan hutan yang begitu indah. Hutan hujan tropis dengan kekayaan alam yang begitu melimpah akan menjadi pengiring pengarungan Sungai Alas.
ADVERTISEMENT
Kicauan burung terdengar begitu merdu, sesekali terdengar teriakan monyet yang tak terlihat batang hidungnya. Jika beruntung, akan dapat melihat hewan yang turun untuk minum.
Udaranya begitu menyegarkan, kandungan oksigen melimpah akan mengisi rongga paru-paru kita. Sayangnya ada di beberapa titik terlihat pembukaan lahan yang mengurangi keindahan dan pastinya juga mempengaruhi ekosistem yang ada di dalamnya.

Arung Jeram yang Tak Terlupakan

Dengan persiapan yang panjang nan matang, kami tim Lawe Alas XPDC yang berjumlah 14 orang bersiap untuk menikmati sungai yang membelah Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL).
Pengarungan kami berawal dari Ketambe dan berakhir di Kutacane dengan panjang sungai sekitar 150 km dan estimasi waktu satu minggu. Sungguh panjang dan menyenangkan hidup di atas perahu dan di sekitar bantaran sungai, kenangan yang tak akan terlupakan.
ADVERTISEMENT
Hari pertama pengaruhan kami sudah disambut dengan jeram yahud bertaburan standing wave. Perahu kami tak hentinya digoyang, beberapa tikungan tajam dengan bebatuan besar di tengahnya memberikan sensasi ketegangan tersendiri ngeri-ngeri sedap deh pokoknya.
Hari kedua jeram masih menggoyang kami meski gradenya mulai menurun. Hari berikutnya jeram mulai jarang kami rasakan, hanya sesekali saja.
Sungai lebar berair tenang, mulai menemani perjalanan kami berikutnya. Dalam ketenangan sungai yang ditawarkan kami dapat menikmati tiap jengkal pemandangan di sekitaran Sungai Alas.
Kami menjumpai banyak air terjun di balik rimbunnya pepohonan dan di antara tebing yang menjulang kokoh. Sesekali kami berjumpa dengan perahu kayu bermotor.
Kami tak melihat pemukiman dan manusia lain selain anggota tim selama beberapa hari. Wajar saja karena aturan zonasi yang ditetapkan untuk kawasan taman nasional.
ADVERTISEMENT

Wisma Cinta Alam, Cottage Indah Bernuansa Alami

Di Ketambe kami dibantu oleh bang Johan sapaan akrab untuk pemilik cottage yang menyediakan jasa rafting serta tracking di Taman Nasional Gunung Lauser.
Pagi buta kami tiba di cottage Wisma Cinta Alam, senyuman hangat dan obrolan renyah dari bang Johan menyambut kami. Wisma Cinta Alam sangat menarik, terbuat dari kayu berlatar lebatnya hutan tropis Gunung Lauser, serta Sungai Alas yang mengalir jernih, nuansa alami sangat terasa.
Makanan yang ditawarkan pun sungguh lezat dengan cita rasa rempah khas Indonesia. Bang Johan dan keluarga begitu ramah, kami diperlakukan dengan istimewa layaknya adik-adiknya yang baru saja datang dari jauh.
Penduduk sekitar sangat ramah dan menyenangkan tinggal di sana. Wisma Cinta Alam merupakan cottage yang sangat menarik. Selain tempat istirahat yang menyenangkan, rafting atau tracking dengan mereka akan memberikan pengalaman berharga.
ADVERTISEMENT

Tak Sekadar Tentang Arung Jeram

Lawe Alas XPDC merupakan pembelajaran yang amat berharga untuk kami para tim. Kami tak hanya belajar tentang memanuver perahu, cara menyelamatkan diri ketika bahaya terjadi atau segala hal tentang dunia arung jeram.
Manajemen perbekalan juga merupakan kunci kesuksesan dalam pengarungan kali ini. Karena kami melakukan river camp, yang berarti kami harus membawa semua barang dan perbekalan kami di atas perahu ketika kami mengarung melintasi jeram.
Selain manajemen tentang barang bawaan, kami juga belajar tentang manajemen perbekalan untuk makan. Dari informasi yang kami dapatkan lokasi pemukiman sangat jauh, sehingga kami harus membawa bekal dengan komposisi yang pas, dengan kandungan gizi yang sesuai yang dapat memenuhi kebutuhan semua tim.
ADVERTISEMENT
Hal ini merupakan tantangan terbesar kami, karena kami terbiasa makan nasi dengan porsi yang lumayan banyak. Dan selama beberapa waktu kami berlatih untuk food combining agar tubuh kami tak kaget dan tetap bugar ketika melakukan aktivitas fisik yang berat.
Menyusuri sungai alas memang anugerah tersendiri bagiku, apalagi setelah melewati beberapa proses seleksi dan latihan panjang menambah keistimewaan tersendiri. Proses persiapan yang panjang membuat kami para anggota tim begitu dekat. Tawa renyah kerap kali terdengar, meski beberapa kali konflik memanas diantara kami. Suka duka yang kita lalui membuat satu rangkaian cerita apik yang tentu akan kami banggakan.