Alternative Universe, Gebrakan Baru untuk Meningkatkan Literasi di Era Digital?

Indana Kholilulloh
Mahasiswa program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
4 Juni 2023 8:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indana Kholilulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar : https://www.pexels.com/id-id/@cottonbro/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : https://www.pexels.com/id-id/@cottonbro/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 2020 lalu, dunia kepenulisan di Indonesia sempat dihebohkan dengan kemunculan gaya kepenulisan baru dengan sebutan AU atau Alternative Universe.
ADVERTISEMENT
Dikatakan sebagai gaya kepenulisan baru, sepertinya agak kurang tepat. Pasalnya alternative universe ini sudah ada sejak dulu yang merupakan suatu karya cerita fiksi karangan penggemar atau yang lebih dikenal dengan fan fiksi.
AU ini biasanya ditulis dengan menempatkan karakter atau visualisasi idola mereka dengan situasi yang berbeda dengan sebenarnya maka dari itu dikatakanlah sebagai “alternative universe”.
Namun, kemunculannya pada tahun 2020 lalu ini sangat menarik banyak perhatian karena karya fiksi yang biasanya ditulis di media khusus kepenulisan ini malah muncul dengan gaya barunya di media sosial twitter.
Ilustrasi buku. Foto: Shutter Stock
Kemunculannya di twitter juga sangat diminati, karena model atau gaya kepenulisan cerita AU di twitter ini dilengkapi dengan visual gambar, fake chat, serta grafis-grafis yang membuat kesan tidak membosankan bagi pembaca.
ADVERTISEMENT
Ramainya AU ini juga menarik kalangan penerbit buku untuk membantu proses cetak menjadi sebuah novel. Banyaknya peminat cerita AU ini sampai memunculkan para penulis baru. Banyak dari kalangan penggemar yang mulai mengarang cerita AU.
Tentunya sangat mengejutkan, karena ternyata dari kemunculan AU ini juga memunculkan banyak sekali penulis dan pembaca baru. AU ini biasanya banyak diminati oleh para fans K-Pop, namun dari kalangan lain juga banyak yang berminat dengan karya fiksi ini.
Bentuk penyajian AU yang unik ini semakin hari semakin menarik pihak pembaca maupun penerbit. Segala genre dirasa ada, mulai dari percintaan, keluarga, teka-teki, misteri, bahkan horor juga tersedia. Tidak heran jika banyak yang berlomba-lomba untuk menulis AU ini melalui media sosial twitter. Kemunculan AU ini juga dirasa menjadi hal yang positif.
Ilustrasi main Twitter. Foto: Getty Images
Pertama, AU ini menjadi wadah bagi penulis-penulis baru. Banyak orang yang sebenarnya tulisannya bagus, akan tetapi dia tidak tahu di mana dan bagimana harus menuangkan tulisannya tersebut. Nah, di sinilah twitter mewadahi mereka dengan adanya alternative universe ini.
ADVERTISEMENT
Penulis yang mungkin awalnya tidak dapat mempublikasikan tulisannya, sekarang bisa menjadi penulis populer melalui menulis AU di twitter. Mereka juga akan merasakan dampak positif berupa tulisannya akan dibaca oleh khalayak umum di twitter.
Hal tersebut akan membuka peluang besar bagi mereka untuk menjadi penulis yang terkenal, atau bahkan juga kan menarik kalangan penerbit.
Kedua, tidak jauh-jauh dari penulis pasti ada pembaca. Kebanyakan orang akan merasa malas jika disuruh untuk membaca. Namun, dengan adanya AU ini dapat mendorong kita untuk membaca. Biasanya Ketika membaca buku kita akan lebih cepat merasa bosan karena bentuk penyajian dari kebanyakan buku adalah monoton, atau kebanyakan bahkan hanya menyajikan teks saja.
Ilustrasi Twitter. Foto: Shutterstock/kumparan
Sangat berbeda dengan AU yang juga menyajikan desain grafis, foto, fake chat, dan gambar visual lain yang membuat kita terhibur dan tidak mudah bosan.
ADVERTISEMENT
Selain itu bantuan visual tersebut juga akan mempercepat penyaluran informasi ke otak sehingga memudahkan otak kita untuk menangkap poin atau makna cerita lebih detail.
Selain itu, AU ini juga dimuat dalam media sosial twitter yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun, sehingga sangat praktis dan memudahkan pembacanya.
Ketiga, dalam sebuah proses supaya tulisan ini bisa dicetak dan disebarluaskan lagi dalam bentuk fisik tentunya ada peran dari pihak penerbit.
Ilustrasi penulis. Foto: Shutter Stock
Melalui adanya AU ini banyak penerbit-penerbit bermunculan untuk menawarkan pencetakan dalam bentuk buku. Tidak hanya dari penerbit yang sudah populer, bahkan ramainya perbincangan mengenai AU ini memunculkan penerbit-penerbit kecil yang baru dirintis. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi pasar penerbit apabila dapat bekerja sama dengan penulis AU dengan banyak penggemar.
ADVERTISEMENT
Nah, sangat banyak bukan manfaat dari kehadiran AU ini. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peranan teknologi di masa sekarang ini.
Teknologi selalu memberikan peluang bagi penggunanya untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Kehadiran AU ini juga merupakan suatu bentuk inovasi baru di bidang literasi dan kepenulisan.
Dengan batuan teknologi dan media sosial, mereka yang berinovasi menghadirkan bentuk cerita alternative universe di media sosial dapat memunculkan banyak manfaat, salah satunya meningkatkan rendahnya minat baca seperti di Indonesia sendiri.
Ilustrasi penulis. Foto: Shutter Stock
Kehadiran AU ini menjadi gebrakan baru bagi kita semua, bahwa sebenarnya kita bisa membaca tidak hanya dari buku. Dengan kemajuan teknologi saat ini yang menyediakan beragam media untuk membaca, salah satunya juga AU ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai pembaca AU, saya juga merasakan banyak informasi dan pengetahuan baru yang saya dapatkan melalui membaca AU ini. Tidak salah jika dikatakan “membaca adalah jembatan ilmu” karena dari membaca kita akan lebih mengetahui banyak hal yang sebelumnya kita tidak tahu.
Hal ini merupakan jalan pembuka untuk meningkatkan minat terhadap literasi dan kepenulisan. Inovasi semacam ini sangat perlu ditingkatkan jika ingin meningkatkan minat baca masyarakat. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa di era sekarang ini kita semua sangat sulit memisahkan diri dari gawai.