Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Keris dan Kenusantaraan di Era JNE
15 Maret 2023 14:33 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 3 April 2023 12:51 WIB
Tulisan dari Dimas Indianto S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Keris dan Masyarakat Nusantara
Masyarakat nusantara hidup dengan berbagai jenis lapisan kepercayaan. Salah satunya adalah kepercayaan mengenai benda-benda bertuah berupa keris. Keris pada awal mulanya merupakan senjata yang kemudian menjadi barang keramat dan dihormati. Kebudayaan keris nusantara melingkupi aspek ide, aspek pola sosial, serta aspek sisi teknik penciptaan karya. Sisi dunia ide dan gagasan dalam keris juga mencakup aspek fungsional yang profan sekaligus sarat dengan dimensi sakral.
ADVERTISEMENT
Aspek pola perilaku sosial juga kental dalam keris tradisional nusantara, sekaligus pula unsur pengerjaan teknik seni kriyanya. Keris bukan sekadar sebuah bentuk senjata an sich, melainkan sebuah wujud dari komunikasi simbolik pada masyarakat. Juga merupakan sebuah benda yang memberikan banyak nilai, baik nilai edukasi, sosial, politis, hingga ekonomis. Untuk itulah eksistensi keris melintasi ruang dan waktu.
Keris memiliki beberapa fungsi. Pertama, keris sebagai senjata. Pada awal pembuatannya, keris digunakan sebagai senjata. Keris digunakan untuk bela diri dan untuk menikam musuh dalam sebuah perkelahian. Oleh sebab itu, keris dibuat sangat tajam di kedua belah sisinya dan runcing di bagian ujungnya agar keris dapat dipergunakan untuk menangkis dan mematahkan pukulan-pukulan atau tusukan dari lawan.
ADVERTISEMENT
Kedua, keris sebagai benda pusaka. Yakni sebuah pengakuan dan kepercayaan yang mendalam sehingga menimbulkan sebuah anggapan bahwa keris buatan empu mempunyai keampuhan dan keagungan. Dengan segala ritual dan mantra-mantra, menjadikan keris memiliki daya magis hingga dikeramatkan dan menjadi benda pusaka.
Ketiga, keris sebagai kelengkapan upacara. Keris juga digunakan dalam upacara-upacara tertentu atau sebagai sesaji. Keris yang digunakan sering disebut keris sajen. Di nusantara, ditemukan banyak prasasti yang menyebutkan bahwa keris juga menjadi kelengkapan sesaji pada upacara-upacara keagamaan pada waktu itu.
Keempat, keris sebagai identitas pribadi. Dalam filosofi keraton, keris menjadi simbol seorang laki-laki. Seorang laki-laki akan sah disebut sebagai laki-laki apabila dia memenuhi lima unsur. Kelima unsur tersebut adalah wisma (rumah atau tempat tinggal), garwa (wanita atau istri), turangga (tunggangan atau kuda), kukilo (burung sebagai hiburan), lan curiga (senjata berupa keris). Apabila kelima unsur tersebut telah dipenuhi, maka lelaki tersebut bisa dibilang memiliki kehidupan yang sudah mapan.
ADVERTISEMENT
Kelima, keris sebagai lambang status sosial. Sebuah keris juga menjadi lambang status sosial seseorang, misalnya seorang raja. Kekuasaan seorang raja baru dipandang sah oleh rakyatnnya manakala raja itu mengenakan keris pusaka kerajaan. Keris yang yang digunakan raja ini tentu berbeda dengan yang digunakan oleh seorang abdi dalem. Para bangsawan dan kerabat kerajaan juga memiliki keris yang berbeda dengan yang dimiliki oleh rakyat jelata. Perbedaan tersebut terletak bahan, pamor keris, dan batu permata yang menempel pada keris. Keris seorang raja biasanya berlapis emas dan bertahta berlian. Keris ini dibuat secara khusus oleh seorang empu berdasarkan permintaan sang raja.
Keenam, keris sebagai kelengkapan berbusana. Seperti budaya-budaya yang lain, dalam dunia perkerisan juga terdapat kebiasaan-kebiasaan, tata kesopanan dan etika. Hal tersebut berkaitan dengan aturan-aturan yang harus ditaati ketika menggunakan keris sebagai kelengkapan berbusana.
ADVERTISEMENT
Pergeseran Makna Keris
Di zaman modern saat ini, keris masih mempunyai kedudukan penting di hati masyarakat Nusantara. Masih banyak masyarakat yang memiliki keris, meski dalam perkembangannya, fungsi keris mengalami pergeseran.. Pertama, keris sebagai benda seni. Keris merupakan salah satu benda budaya yang berwujud karya seni yang lahir dari akal budi manusia. Dalam keris terdapat seni tempa, seni ukir, seni pahat, dan seni patung. Hiasan-hiasan pada keris, ukiran pada hulu keris, bentuk dan ukiran warangka, pamor pada keris, merupakan bentuk hasil karya seni.
Kedua, keris sebagai benda koleksi. Saat ini, keris lebih banyak difungsikan sebagai koleksi benda seni yang memiliki nilai ekonomis tinggi hingga ratusan juta rupiah. Pengkoleksian keris ini juga tidak lepas dari hal-hal mistis yang walaupun secara tidak langsung tidak diakui oleh para kolektor keris. Koleksi keris ini sering juga difungsikan oleh kolektornya sebagai bisnis dan sebagai investasi. Sebilah keris yang berusia tua dan dalam kondisi yang bagus akan memiliki nilai jual yang tinggi. Keris yang bernilai tinggi tersebut disimpan dan jika suatu saat ketika dia membutuhkan uang, keris tersebut akan dijual.
JNE dalam Lingkaran Bursa Keris
ADVERTISEMENT
Jual beli keris ini merupakan hal biasa di lingkungan para pecinta keris. Pada zaman dahulu, digunakan istilah mas kawin atau mahar untuk membayar atau mengganti keris dengan uang. Mas kawin ini biasanya berupa barang lain yang dianggap pantas untuk mengganti keris. Barang-barang tersebut misalnya: ternak sapi atau kambing, sawah, hasil panen, atau barang berharga lainnya seperti emas. Perkembangan berikutnya keris dibayar atau ditukar dengan mata uang atau dengan benda pusaka lainnya.
Bursa jual beli keris, selain sebagai sebuah pelestarian budaya, juga sebagai bentuk enterpeneur. Dalam hal ini JNE menjadi salah satu sarana yang mampu menjembatani para penjual dan pembeli keris. Globalisasi yang ditandai dengan pasar bebas membuat kegiatan perniagaan tidak terbatas ruang dan waktu. Termasuk di dalamnya jual beli keris. Jarak tidak lagi menjadi halangan untuk transaksi jual beli keris.
Berdasarkan riset sederhana di beberapa akun jual beli keris yang tersebar di media sosial, para pelaku jual beli menggunakan kemudahan JNE dalam proses pengiriman keris ke luar daerah, bahkan luar pulau. JNE memberikan sebuah jalan kepada para pelaku UMKM pekerisan untuk bangkit. Saat ini geliat jual beli keris sedang mengalami kenaikan lantaran kemudahan dalam proses jual beli.
ADVERTISEMENT
Keris sebagai benda budaya haruslah diperlakukan dengan hati-hati. Untuk itu para penjual memilih jasa pengiriman yang menjamin keutuhan barang. Dengan biaya yang terjangkau, JNE memberikan kenyamanan bagi para pelaku usaha konservasi keris di Nusantara. Jual beli keris ini adalah sebuah realisasi dari KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) untuk okupasi di bidang pekerisan yang dikeluarkan pemerintah. Dalam hal ini, JNE mengambil peran strategis dalam upaya konkrit pelestarian keris di Nusantara.
Ndalem Sastrowinatan, 2023
#jnecontentcompetition2023 #JNEBangkitBersama