APA BEDA WIRAUSAHA SOSIAL DENGAN WIRAUSAHA DAN ORGANISASI SOSIAL?

Gamal Albinsaid
CEO Indonesia Medika
Konten dari Pengguna
12 April 2018 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gamal Albinsaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed. (CEO Indonesia Medika)
Siapa Wirausaha Sosial?
ADVERTISEMENT
Konsep wirausaha sosial oleh karenanya menjadi tempat yang besar (Amrtin et al., 2007), dimana banyak aktivitas yang sangat berbeda menemukan rumah yang luas dalam “aktivitas dan proses untuk meningkatkan kekayaan sosial” atau “wirausaha dengan tujuan sosial”. Selama ini banyak orang, perusahaan, ataupun organisasi nonprofit yang sebetulnya sudah melakukan hal tersebut. Mereka menghabiskan waktu, tenaga, pikiran membangun sebuah aktivitas yang menyelesaikan masalah sosial dengan pendekatan wirausaha. Mereka tidak merasa sebagai sebuah perusahaan murni yang hanya berorientasi pada uang. Mereka juga merasa bukan organisasi sosial. Mereka menemukan definisi diri mereka sendiri yang sekarang kita kenal dengan kewirausahaan sosial. Secara garis besar ada 2 jenis kewirausahaan sosial, yaitu :
Gambar 1 Dua jenis kewirausahaan sosial
ADVERTISEMENT
1. Nonprofit with earned income strategies
Wirausaha sosial tipe ini menampilkan aktivitas kewirausahaan untuk mencapai self-sufficiency dalam memastikan keberlanjutan misi sosial mereka. Pada pola ini, wirausaha sosial bisa mengelola organisasi yang sosial, namun mereka juga melakukan aktivitas kewirausahaan dimana pendapatan dan keuntungan yang dihasilkan digunakan hanya untuk mencapai nilai sosial.
2. For profit with mission-driven strategies
Wirausaha sosial tipe ini menampilkan aktivitas kewirausahaan untuk mendapatkan keuntungan dan mencapai misi sosial secara simultan. Pada pola ini, wirausaha sosial mengoperasikan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang dalam aktivitasnya mereka juga punya kecenderungan dan orientasi untuk menyelesaikan masalah sosial.
Jenis Organisasi dan Perusahaan Dalam Perspektif Sosial dan Ekonomi
ADVERTISEMENT
Gambar 2 Jenis organisasi dan perusahaan dalam perspektif sosial dan ekonomi
Dari diagram diatas, kita dapat melihat bahwa kita bisa membagi 5 jenis aktivitas bisnis dan sosial dalam relevansinyanya dengan kewirausahaan sosial, antara lain :
1. Nonprofit
Jenis organisasi ini berorientasi sosial tanpa pendekatan bisnis. Saya katakan bahwa organisasi tipe ini adalah organisasi sosial murni atau organisasi sosial tradisional atau organisasi sosial konvensional. Sehingga pemodalan berasal dari modal filantropis dan menggunakan badan hukum yang bersifat nonprofit seperti, yayasan, LSM, dan lain sebagainya. Di era kewirausahaan sosial saat ini, banyak pihak mendorong nonprofit untuk mulai dan segera beralih menjadi wirausaha sosial dengan harapan tidak hanya mengandalkan donasi dalam mencapai misinya. Pada tahap awal organisasi nonprofit bisa mulai beralih menjadi organisasi nonprofit dengan pendapatan untuk mampu melakukan pengembangan usaha yang mendukung misi soial tersebut dan mempercepat pencapaiannya. Lebih jauh lagi, organisasi nonprofit ini diharapkan mampu bertransformasi menjadi wirausaha sosial, sehingga mampu mengembangkan model bisnis yang mampu menyelesaikan masalah sosial.
ADVERTISEMENT
2. Nonprofit dengan pendapatan
Secara konseptual organisasi nonprofit dengan pendapatan merupakan bentuk dari organisasi sosial atau nirlaba yang memiliki aktivitas yang memungkinkan mereka mendapatkan pendapatan atau keuntungan yang bisa digunakan untuk mencapai misi sosialnya. Jenis nonprofit dengan pendapatan ini memiliki badan hukum non-profit atau nirlaba seperti yayasan, lembaga, dan lain sebagainya. Pemodalan jenis nonprofit dengan pendapatan ini juga berasal dari modal filantropis. Satu hal yang menjadikan jenis organisasi nonprofit dengan pendapatan berbeda dengan nonprofit saja adalah adanya sebuah bisnis atau aktivitas yang menghasilkan uang yang dilakukan oleh organisasi nirlaba tersebut dalam rangka menyediakan sumber daya pembiayaan dalam mencapai kemandirian. Sehingga, mereka tidak hanya bergantung pada donasi. Namun, yang membedakan nonprofit dengan pendapatan dengan wirausaha sosial adalah konsep bisnis atau kewirausahaan yang dilakukan. Pada nonprofit dengan pendapatan, bisnis atau aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan uang tidak melalui pengembangan model bisnis yang merepresentasikan nilai-nilai wirausaha sosial. Sebagai contoh untuk membiayai kesehatan masyarakat yang kurang mampu, organisasi nirlaba tersebut memiliki sebuah usaha retail yang mendukung aktivitas atau misi sosial yang dihasilkan. Sedangkan pada kewirausahaan sosial, model bisnis yang dilakukan mampu menghasilkan uang dan mencapai misi sosial pada satu model bisnis. Misalnya, sahabat saya di Nepal mengembangkan kewirausahaan sosial untuk pendidikan anak-anak yang kurang mampu dan beliau meminta orang tuanya untuk meluangkan 2 hari bekerja di ladang sebagai pengganti biaya anak-anaknya sekolah.
ADVERTISEMENT
3. Wirausaha Sosial
Wirausaha sosial berbeda dengan bisnis dengan CSR dan berbeda dengan organisasi nonprofit dengan pendapatan. Wirausaha sosial memiliki hubungan langsung dengan masalah sosial, membuat solusi yang berkelanjutan untuk perbaikan sosial. Mereka mendapatkan keuntungan dalam rangka memajukan tujuan sosial dan memastikan keberlanjutan keuangan. Dari sisi bentuk wirausaha sosial bisa berbentuk non profit seperti lembaga dan yayasan atau for profit seperti Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap atau CV) dan Perseroan Terbatas. Wirausaha sosial dapat menerima pemodalan dari pemodalan filantropis ataupun pemodalan komersial.
4. Bisnis dengan CSR
Perusahaan dengan CSR merupakan transformasi baik, dimana perusahaan mengalokasikan sumber daya finansial dan non finansial dalam tanggung jawab sosialnya. Pada model ini sebagai contoh perusahaan susu, mengembangkan program jaminan kesehatan untuk para peternak sapi yang memberikan pasokan susu pada perusahaan. Namun sayangnya, kebanyakan perusahaan dengan CSR, melihat aktivitas sosial sebagai aktivitas tambahan saja. Oleh karena itu, sekarang mulai berkembang transformasi konsep dari Corporate Social Responsibility menjadi Creating Shared Value (CSV), dimana perusahaan bukan sekedar mengalokasikan dana untuk program sosial, namun memasukkan misi sosial dalam rantai bisnis mereka.
ADVERTISEMENT
5. Bisnis konvensional
Bisnis konvensional pada umumnya masih belum menjadikan penyelesaian masalah sosial sebagai aktivitasnya. Bisnis konvensional berbentuk for profit dan pemodalan berasal dari pemodalan komersial. Saat ini mulai tumbuh nilai-nilai sosial dan penyadaran akan pentingnya kewirausahaan sosial pada berbagai sektor dari wirusaha konvensional yang mendorong banyak perusahaan konvensional menjadi wirausaha sosial.
Perbandingan Jenis Organisasi dan Perusahaan dalam Perspektif Sosial dan Ekonomi
Berikut ini perbandingan beberapa konsep, nilai, aktivitas dari berbagai bentuk organisasi atau perusahaan di bidang sosial, bisnis, wirausaha sosial, dan bentuk antaranya. Organisasi sosial, organisasi nonprofit dengan pendapatan, wirausaha sosial, bisnis yang memiliki CSR, dan wirausaha konvensional memiliki perbedaan mendasar pada tujuan, motif, metode, distribusi pendapatan, akuntabilitas, dan sustainabilitas.
ADVERTISEMENT
Gambar 3 faktor – faktor pembeda berbagai jenis organisasi dan perusahaan dalam perspektif kewirausahaan sosial
1. Tujuan
Dari sisi tujuan, organisasi sosial lahir dengan tujuan untuk menciptakan nilai sosial dan menyelesaikan masalah sosial. Sedangkan perusahaan konvensional dibuat dengan tujuan menciptakan nilai ekonomi berupa keuntungan. Wirausaha sosial pada umumnya lahir dengan tujuan menciptakan nilai sosial dan ekonomi. Namun, pada umumnya wirausaha sosial pun beragam ada yang lebih memprioritaskan, mengutamakan, dan mengedepankan nilai ekonomi, namun tetap memiliki tujuan untuk menciptakan nilai sosial. Adapula wirausaha sosial yang lebih dominan untuk menciptakan nilai sosialnya. Karakter mereka akan terlihat jelas pada bagaimana perusahaan mengalokasikan sumber daya finansial dan terlihat pada pengambilan – pengambilan keputusan mereka.
ADVERTISEMENT
2. Motif
Dari sisi motif, organisasi sosial umumnya memiliki niat yang murni dan baik semata – mata untuk masyarakat. Sebaliknya motif dari wirausaha konvensional pada umumnya untuk keuntungan pribadi dalam mencapai keuntungan finansial. Walaupun banyak wirausaha konvensional yang menyatakan memiliki misi membuka lapangan kerja ataupun meningkatkan kesejahteraan, serta pernyataan – pernyataan sosial lain, namun tidak dapat dipungkiri motif ekonomi senantiasa mendominasi dan menjadi misi utama yang mengarahkan aktivitas perusahaan. Sedangkan wirausaha sosial umumnya memiliki kedua motif tersebut, yaitu niat baik untuk masyarakat dan kepentingan pribadi.
3. Metode
Cara organisasi sosial dan kewirausahaan konvensional dalam bekerja memiliki perbedaan signifikan. Organisasi sosial akan digerakkan oleh misi sosial mereka, sedangkan perusahaan didorong oleh pasar. Wirausaha sosial seperti biasa berada di tengah yang dipengaruhi oleh keseimbangan misi dan pasar.
ADVERTISEMENT
4. Distribusi Pendapatan
Perbedaan signifikan yang tampak dari organisasi sosial dan wirausaha sosial adalah cara mereka mengalokasikan pendapatan. Perusahaan akan mendistribusikan keuntungan pada owner dan investor. Sedangkan organisasi sosial pada umumnya mengarahkan keuntungan pada reinvestasi program sosial atau biaya operasional. Bagaimana dengan wirausaha sosial? Pada umumnya mereka akan mendistribusikan keuntungan untuk pertumbuhan dan pengembangan bisnis atau diinvestasikan untuk mempercepat pencapaian misi.
5. Akuntabilitas
Organisasi sosial pada umumnya mempertanggungjawabkan akuntabilitas mereka pada berbagai stakeholder, sedangkan perusahaan mempertanggungjawabkan akuntabilitas pada shareholder mereka. Wirausaha sosial mempertanggungjawabkan pada stakeholder dan shareholder.
6. Tujuan Sustainabilitas
Organisasi sosial mendefinisikan sustainabilitas dalam perspektif dan peran mereka dalam memastikan daya keberlangsungan dari program – program mereka. Sedangkan perusahaan mendefinisikan sustainbailitas dalam memastikan keberlangsungan pendapatan dan keuntungan mereka. Wirausaha sosial memahami bahwa mereka membutuhkan keuntungan untuk memastikan keberlangsungan misi sosial mereka.
Bisnis VS Sosial
ADVERTISEMENT
Gambar 4 Bisnis dan sosial adalah 2 kutub yang membentuk misi dan tujuan organisasi atau perusahaan
Berbagai jenis organisasi dan perusahaan yang meliputi organisasi nonprofit, wirausaha sosial, perusahaan dengan tanggung jawab sosial, dan perusahaan konvensional pada hakikatnya merupakan proses tarik menarik antara kepentingan ekonomi dan kepentingan sosial. Organisasi sosial benar – benar melakukan kebaikan tanpa mencari keuntungan. Wirausaha sosial berbuat baik, namun juga mencari keuntungan dengan menghasilkan uang, terlepas mana yang lebih dominan. Sedangkan perusahaan dengan tanggung jawab sosial mencari keuntungan dengan menghasilkan uang dan memberikan kembali ke masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Sedangkan perusahaan konvensional mencari keuntungan murni dengan menghasilkan keuntungan.
Saya ingin katakan, bahwa bisnis dan sosial adalah 2 kutub. Berada di kutub bisnis dengan mencari keuntungan untuk menghasilkan uang bukanlah sesuatu yang tepat, bijak, dan bertanggung jawab, karena tampak mengacuhkan faktor sosial dan berpotensi mengorbankan fungsi sosial sekedar untuk mencari keuntungan. Sebaliknya, memilih menjadi organisasi sosial tanpa sebuah pendekatan ekonomi juga bukanlah sesuatu yang ideal, karena akan sulit memastikan keberlanjutannya. Oleh karena itu, konsep kewirausahaan sosial pada hakikatnya adalah upaya kita membangun keseimbangan misi sosial dan upaya bisnis dalam mengokohkan dan memastikan misi sosial yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Perbandingan Wirausaha Konvensional dan Wirausaha Sosial
Konsep yang berbeda antara wirausaha sosial dan wirausaha konvensional memberikan pengaruh pada nilai, aktivitas, orientasi dari masing-masing konsep. Berikut ini penjelasan perbedaan wirausaha konvensional dan wirausaha sosial, antara lain :
Tabel 2 Perbandingan wirausaha konvensional dan wirausaha sosial
Jika kita pelajari lebih mendalam terdapat perbedaan signifikan dalam nilai pribadi dan karakter kepemimpinan yang ada pada wirausaha konvensional dan wirausaha sosial.
Saya sering berdiskusi dengan banyak wirausaha dan saya juga sering berdiskusi dengan banyak kalangan wirausaha sosial. Ada 2 hal yang sangat terasa sekali dalam logika berpikir seorang wirausaha sosial dan wirausaha konvensional, yaitu soal kepentingan diri dan kesadaran sosial. Wirausaha konvensioal memiliki kepentingan diri yang lebih tinggi dan kesadaran sosial yang lebih rendah. Sedangkan wirausaha sosial memiliki kepentingan diri yang lebih rendah dan kesadaaran sosial yang tinggi. Logika itu akan sangat mempengaruhi mereka dalam memulai usaha apa, merespon berbagai peluang yang hadir, keberanian mengambil risiko, dan menentukan cara mereka mengalokasikan sumber dayanya.
ADVERTISEMENT