Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Ekosistem Invovasi
4 April 2018 12:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Gamal Albinsaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed (CEO Indonesia Medika)
Gambar 1 Prinsip dasar dalam membangun inovasi yang berelanjutan
ADVERTISEMENT
Saya yakin dibalik produk atau layanan yang inovatif ada pemimpin yang inovatif, tim yang inovatif. Lalu apa yang bisa membuat sebuah perusahaan terus berinovasi tanpa henti melalui beberapa dekade perjalanannya atau yang saya sebut sebagai sustainable innovation? Saya yakin budaya yang inovatif adalah jawabannya.
Dalam membangun sustainable innovation atau inovasi berkelanjutan kita harus mulai berfikir dan berusaha menginternalisasi nilai-nilai inovasi dalam organisasi atau perusahaan kita melalui pembangunan budaya inovasi (innovation culture). Hal ini menjadi penting karena sering kita lihat banyak perusahaan yang tumbuh pesat pada generasi pertama bermodalkan passion dan inovasi dari pendiri, serta kemampuannya membangun tim yang inovatif.
Namun, setelah berganti generasi atau berganti kepemilikan, perusahaan itu kehilangan kemampuan menghasilkan inovasi. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan sang inovator membangun budaya inovasi yang lebih permanen dalam perusahaannya. Oleh karena itu, pada bab ini saya akan bagikan tiga strategi utama untuk mampu membangun inovasi yang memiliki daya keberlangsungan, yaitu kepemimpinan yang inovatif, tim yang inovatif, dan budaya yang inovatif.
ADVERTISEMENT
1. Innovative Leadership Style
Ada sebuah nasehat Steve Jobs yang sudah hangat di telinga kita, Innovation distinguishes between a leader and a follower. Saya sering katakan bahwa tidak ada inovasi tanpa kepemimpinan. Oleh karena itu, untuk membangun inovasi berkelanjutan, pertama yang harus kita lakukan adalah menciptakan kepemimpinan yang inovatif dalam perusahaan kita atau menjadikan pribadi kita pemimpin yang inovatif.
Apa kepemimpinan yang inovatif itu? Kepemimpinan yang inovatif adalah karakter kepemimpinan yang memungkinkan inovasi lahir dan tumbuh subur di organisasi atau perusahaan yang ia pimpin. Disana kita harus membangun nilai, stAndar, dan orientasi inovasi secara menyuluruh pada semua proses, kinerja, dan alur bisnis yang kita bangun yang pada akhirnya melahirkan produk atau layanan yang inovatif. Saya menyebutnya innovative leadership style.
ADVERTISEMENT
Mengapa pemimpin yang inovatif itu menjadi sebuah keharusan? Karena dalam membangun inovasi itu penuh dengan resiko kegagalan dan kerugian, serta terdapat kompleksitas masalah yang butuh kesabaran dan keberanian dalam mengambil keputusan. Itulah kenapa saya katakan bahwa kepemimpinan menjadi salah satu bagian terpenting dari lahirnya produk atau layanan yang inovatif.
Behind innovative product or services, there is innovative leadership.. Setelah kita tahu bahwa kepemimpinan yang inovatif itu penting, pertanyaannya adalah bagaimana kita menjadi pemimpin yang inovatif atau memilih pemimpin yang inovatif atau mencetak pemimpin yang inovatif?
Penelitian McKinsey Global Institute menunjukkan bahwa kebanyakan senior executive pada umumnya kecewa dengan kemampuan mereka untuk merangsang inovasi. Sekitar 65% senior executive yang telah disurvei menyatakan bahwa mereka "agak", "sedikit," atau "tidak sama sekali" percaya diri akan keputusan yang mereka buat terkait inovasi. Oleh karena itu penting bagi para executiveuntuk mempelajari karakter-karakter apa saja yang akan membentuk jiwa kepemimpinan yang inovatif.
ADVERTISEMENT
Saya meyakini bahwa seorang inovator harus melihat kegagalan sebagai bagian kecil yang harus dilalui dalam proses pembentukan inovasi. Ia harus memahami bahwa dalam inovasi senantiasa ada failure period, sebelum ia mencapai success period. Tapi yakinlah, setiap resiko besar itu layak kita ambil jika hal itu memberikan peluang kita melahirkan inovasi yang berdampak luas atau revolusioner. Oleh karenanya, inovasi bukan hanya butuh kewirausahaan, tapi juga butuh kesabaran, pengorbanan, dan keberanian.
Pemimpin -- pemimpin yang berani mengambil resiko itu sedang pergi dari kerumunan orang untuk bersaing dengan lebih sedikit orang yang sama -- sama punya keberanian yang besar dan pemimpin-pemimpin yang bersabar itu sedang pergi dari kerumunan orang untuk bersaing dengan lebih sedikit orang yang sama-sama punya kesabaran yang panjang. Itulah prinsip dasar innovative leadership style.
ADVERTISEMENT
Innovative LeadershipStyle adalah filosofi dan cara yang mengkombinasikan leadership style yang berbeda untuk mempengaruhi karyawan dan menciptakan ekosistem di organisasi sehingga dapat memproduksi ide, produk, dan layanan yang inovatif. Siapakah pemimpin yang inovatif? Apa kualitas mereka? Bagaimana mereka mendorong inovasi dalam sebuah organisasi? Dalam sebuah penelitian, yang berjudul 10 Traits of Innovative Leaders oleh Jack Zengerdan Joseph Folkman menyimpulkan sepuluh sifat kepemimpinan yang inovatif, antara lain :
Menampilkan visi strategis yang unggul (strategic vision)
Kepemimpinan inovatif yang paling efektif mampu menggambarkan secara jelas visi mereka tentang hasil akhir dari inovasi mereka. Mereka mampu melukiskannya dengan sangat baik, sehingga menginspirasi orang-orang yang dipimpinnya untuk bekerja keras mewujudkan gambaran itu. Ia memulai segala sesuatu dengan begin with the end in mind.
ADVERTISEMENT
Memiliki fokus yang kuat pada customer (customer oriented)
Apa yang dianggap menarik oleh para customer menjadi sangat menarik bagi pemimpin yang inovatif. Mereka akan berusaha keras untuk mampu melihat dari sudut pAndang customer, terhubung dengan para customer, dan terus bertanya tentang kebutuhan dan keinginan mereka. Dengan demikian pemimpin yang inovatif akan melibatkan customer dalam berinovasi dan menjadikan customer sebagai orientasi.
Menciptakan iklim saling percaya, (mutual trust)
Inovasi sering berhadapan dengan berbagai resiko pada berbagai level, mulai dari regulasi yang belum mendukung, ketersediaan sumber daya yang terbatas, berhadapan dengan kompetitor, dan berbagai tantangan lain. Pemimpin yang sangat inovatif ini mampu membangun tim yang solid, hubungan yang hangat antar tim, dan membangun kolaborasi dengan para inovator yang bekerja untuk mereka. Karakter ini menjadikan pemimpin yang inovatif itu pada umumnya sangat terbuka dan mampu berkomunikasi dengan sangat baik. Pada akhirnya mereka akan mampu mentransformasi innovative leadership memjadi innovative team.
ADVERTISEMENT
Menunjukkan kesetiaan untuk melakukan sesuatu yang benar bagi organisasi dan customer (true)
Pemimpin yang inovatif ini akan terus bekerja untuk memeriksa berbagai hal di perusahaan dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement). Mereka akan selalu berada di belakang untuk mengevaluasi semua lini organisasi sehingga mampu menggerakkan semua elemen dalam mencapai visi inovasinya. Kepemimpinannya tegas dalam memastikan semua leveldi organisasi harus bergerak untuk mencapai visi yang ia kejar.
Mereka mendengar inovasi dari levelbawah (listen)
Pemimpin ini tidak lagi berfikir bahwa mereka inovatif dan inovasi harus lahir dari mereka. Mereka percaya bahwa gagasan yang terbaik dan paling inovatif bisa lahir dan tumbuh dari manapun, termasuk dari tingkat bawah (bottom up). Oleh karenanya mereka selalu menciptakan budaya untuk terus mendengar ide, menerima gagasan, dan menghormati pemikiran yang baik dari semua pihak dalam struktur organisasi. Dalam hal ide mereka membangun kesetaraan pada semua levelorganisasi.
ADVERTISEMENT
Persuasif (persuasive)
Pemimpin inovatif punya kemampuan yang sangat efektif untuk membuat orang lain menerima gagasan -- gagasan yang inovatif. Mereka mampu membuat orang lain berfikir "wow" saat mendengar mereka menceritakan inovasinya. Mereka tidak memaksakan gagasan inovatif mereka kepada tim, namun mereka akan menceritakan gagasan dengan sangat antusias, mantap, dan meyakinkan, sehingga anggota tim akan percaya dan terpengaruh untuk mengikuti gagasan tersebut secara sukarela.
Mengatur jangkauan tujuan dengan sangat baik (acheivable)
Pemimpin yang inovatif akan mampu merumuskan tujuan akhir, tujuan pada setiap tahapan perkembangan, dan menterjemahkannya pada tiap tingkatan kerja,. Mereka mampu menterjemahkan tujuan menjadi target-target yang terukur dari ketersediaan sumber daya yang ada, kemudian menetapkan metrik atau indikator atau parameter yang tepat pada setiap tahapan perkembangan. Mereka sangat ambisius, tapi juga realistis. Mereka mengambil resiko-resiko yang terukur.
ADVERTISEMENT
Menekankan kecepatan (Speed)
Value adalah inti dari sebuah inovasi, namun menghasilkan sebuah value dari inovasi adalah pekerjaan yang sulit, panjang, dan berat. Oleh karenanya inovator selalu berkejaran dengan waktu dalam mewujudkan inovasinya, mereke berhadapan dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas dan juga competitor yang tangkas.
Oleh karena itu, mereka akan bekerja keras untuk mendorong organisasi atau perusahaan bergerak lebih cepat. Mereka menciptakan sistem yang efektif dan efisien dalam bekerja, menentukan metric - metrik yang terukur sebagai target organisasi atau perusahaan, lalu mengalokasikan berbagi sumber daya untuk mencapainya dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Terbuka dalam berkomunikasi (open)
Pemimpin yang inovatif akan memberikan feedback yang jujur, terus terang, dan apa adanya, walaupun terkadang sangat tajam dan kritis. Karakter kepemimpinan ini akan mengakibatkan orang-orang yang dipimpinnya memahami pola pikir pemimpin mereka dan merasa percaya kepadanya, sehingga membantu mereka dalam beperan pada tugas dan fungsi masing-masing dalam mengikuti logika, keyakinan, dan pemikiran pemimpin mereka. Karakter ini juga akan membangun kepercayaan dalam tim, sehingga mereka semua memahami masalah dan tantangan yang sedang dan akan mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
Menginspirasi dan memotivasi melalui tindakan (inspirative)
Pemimpin yang inovatif akan mampu terinspirasi dan tergerak oleh imaginasi akan realisasi inovasi itu. Ia mengimajinakan inovasinya dan melibatkan hati secara emosional untuk mampu menggerakkan dirinya dan orang-orang yang dipimpinnya untuk bekerja lebih keras sehingga dapat dengan segera merealisasikan gagasan inovatif tersebut.
Bukanlah pekerjaan yang mudah untuk membuat orang-orang yang dipimpinnya mengejar ambisi atau cita-cita akan inovasi yang dimimpikannya, disanalah kemampuannya menginspirasi dan memotivasi menjadi sesuatu yang mutlak untuk melahirkan antusiasme, energi, menjadi daya tarik yang terus menarik timnya bekerja keras untuk merealisasikan inovasi itu.
Apakah sifat -- sifat tersebut sudah ada pada pribadi Anda? Jika belum, latih dan bentuklah karakter Innovatie Leadership Style dalam diri Anda.
ADVERTISEMENT
2. The Art of Building Innovative Teams
No company ever created an innovation. People innovate, not companies. Tidak ada perusahaan yang berinovasi, orang yang berinovasi, bukan perusahaan. Tantangan kedua dalam membangun inovasi yang berkelanjutan adalah mampu menciptakan tim yang inovatif.
Pertanyaan yang sering kita pikirkan adalah "Bagaimana kita bisa menemukan orang yang inovatif?" Kita sering berfikir untuk mencari orang-orang yang kreatif, punya inisiatif, energik, dan mampu mewujudkannya dalam kerja-kerja nyata.
Lalu saya temukan jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan itu, kita harus merubah pola pikir kita bukan untuk mencari orang yang inovatif, tapi lebih kepada memberdayakan orang-orang di dalam organisasi atau perusahaan kita menjadi tim yang inovatif. Kita harus mampu melahirkan kreativitas dan inovasi yang ada dalam setiap pribadi yang berkarya bersama kita. Setiap orang harus kita mampukan untuk mencapai titik optimal kapasitas pribadi mereka dalam berinovasi.
ADVERTISEMENT
Untuk mampu melakukan hal itu, seorang pemimpin bertanggung jawab menciptakan iklim yang nyaman, memberikan peluang mereka berkembang, dan membangun gairah untuk melahirkan inovasi. Itu bukan pekerjaan yang mudah, disana butuh sumber daya yang tidak sedikit, kesabaran yang panjang, dan kebijaksanaan yang baik. Pada bagian ini saya akan merumuskan beberapa strategi sederhana dari Greg Satell penulis buku Mapping Innovation: A Playbook for Navigating a Disruptive Age, antara lain :
Mempekerjakan untuk misi
Pernahkah kita jumpai? Salah seorang anggota tim kita atau staf kita atau orang yang kita kenal begitu buruk kinerjanya ketika bekerja bersama kita, namun begitu sangat antusias, inovatif dan menakjubkan ketika berkarya di tempat lain. Pertanyannya kemudian, kenapa orang bisa sangat tidak kreatif dan buruk kinerjanya dalam satu pekerjaan, namun begitu inovatif dan imajinatif dalam pekerjaan lain. Motivasi intrinsik adalah jawabannya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kita butuh orang-orang yang memahami inovasi bukan sekedar sebagai gagasan, tapi sebagai pemecah masalah (solving problem). Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempekerjakan orang-orang yang punya ketertarikan dalam pemecahan masalah tersebut. Lalu, kita membangun motivasi intrinsik mereka untuk mencapai sebuah misi dan cita-cita besar.
Keamanan psikologis
Pada tahun 2012, Googlememulai sebuah penelitian yang sangat besar bernama "Project Aristotle" dengan tujuan untuk melihat apa yang membuat sebuah tim sukses bekerja. Google mencoba menyisir semua aspek yang mungkin ada dan mempengaruhi bagaimana tim bekerja sama, mulai dari bagaimana mereka dipimpin, seberapa sering mereka bertemu di luar pekerjaan, kepribadian anggota tim, dan hampir tidak ada hal yang tidak mereka eveluasi.
ADVERTISEMENT
Namun hasilnya, tidak ada satupun kriteria konvensional yang dapat memprediksi kinerja. Mereka akhirnya menemukan bahwa yang paling penting bagi kinerja tim adalah keamanan psikologis atau kebebasan dari semua anggota tim untuk dapat memberikan ide dan gagasan mereka tanpa rasa takut akan akibat yang ditimbulkan.
Bahkan lebih jauh lagi, saya melihat dalam perspektif yang lebih luas bahwa keamanan psikologis ini dapat diartikan sebagai kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk mentoleransi berbagai kesalahan yang mungkin ditimbulkan dalam proses kerja maupun dalam upaya menghasilkan inovasi
Hal ini serupa dengan apa yang disampaikan Profesor Harvard Amy Edmondseon tentang pentingnya keamanan psikologis (psychological safety) dalam berbagai konteks. Keamanan psikologis bukan hanya meningkatkan iklim kerja yang lebih baik, tapi juga meningkatkan kapasitas belajar, mendorong lahirnya banyak kreativitas, dan memungkinkan semua anggota tim menampilkan performa optimal mereka.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, studi yang dilakukan oleh para peneliti di MITdan Carnegie Mellon, menemukan bahwa tim yang berbicara dalam jumlah hampir sama jauh lebih mengungguli tim yang hanya satu atau dua orang mendominasi percakapan. Dominasi salah satu anggota tim dapat membunuh inovasi.
Oleh karenanya menjadi sangat penting bagi pemimpin untuk mengambil tanggung jawab menciptakan iklim keamanan psikologis dan memastikan perusahaan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk menciptakan keamanan psikologis yang pada nantinya akan memberikan kebebasan berinovasi.
Menciptakan keragaman
Banyak orang mencari tim atau staf yang memiliki kesamaan karakter dengan dirinya. Hal itu baik untuk menciptakan kenyamanan dan persahabatan, namun bukan cara yang baik untuk memecahkan masalah dan berinovasi. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tim yang beragam akan lebih cerdas, lebih kreatif, dan lebih teliti.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kesalahan yang sering dilakukan pemimpin dalam membangun tim adalah membatasi latar belakang, pengalaman, dan karakter dari tim yang dibentuknya. Hal itu sama saja dengan pemimpin membatasi solusi dan inovasi yang dapat dieksplorasi.
Kita harus merubah cara kita berfikir, bahwa kita membutuhkan kritik, pAndangan berbeda, dan pola pikir berbeda untuk menguji inovasi dan kebijakan kita, serta memperbaikinya dari berbagai perspektif yang ada. Untuk membuat inovasi mencapai titik kematangan, inovasi itu membutuhkan kritik dan argumen yang berlawanan hingga memolesnya menjadi inovasi yang kuat dan tajam.
Menghargai kerja tim
Dalam melakukan penelitian untuk menulis bukunya Greg Satellmenemukan banyak ilmuan, eksekutif, dan pengusaha terkenal merupakan pribadi yang ramah, perhatian, dan memiliki keinginan yang tulus untuk membantunya. Karakter dan perilaku mereka dalam konteks menghormati dan menghargai begitu konsisten, hingga ia menyimpulkan bahwa dalam inovasi sifat kemurahan hati dengan menghargai bisa menjadi keunggulan yang sangat kompetitif.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai hal diatas maka dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa yang Anda butuhkan bukanlah orang terbaik, tapi tim terbaik. Masalah yang kita hadapi saat ini dan ingin kita selesaikan dengan inovasi akan sulit diselesaikan oleh satu orang jenius dan hebat yang bekerja dalam kesendirian.
Tapi yang kita butuhkan adalah sekelompok tim yang mampu menyeburkan jutaan gagasan, yang dapat berkolaborasi, yang mau mendengarkan satu sama lain, dan mampu membangun ikatan yang kuat. Anda sudah memiliki orang-orang hebat dalam tim Anda, berdayakan mereka, jangan biarkan mereka tenggelam begitu saja.
Pada titik ini peran pemimpin bukan lagi membuat inovasi dan memotivasi semua anggota tim untuk mengikuti pemikirannya, tapi membuat tim yang punya kemauan dan kemampuan menghasilkan inovasi baru dan bersama-sama mengejarnya. Tidak peduli seberapa kreatifnya dan inovatifnya kita, inovasi yang kita hasilkan secara pribadi akan kalah dengan inovasi yang dihasilkan oleh tim yang inovatif. You can not create a great innovation by yourself, start becoming an innovative leader and build a tough team.
ADVERTISEMENT
Untuk membangun kemauan berinovasi, pemimpin harus mampu menanamkan tujuan dan nilai yang mulia dalam berinovasi. Dalam pengalaman pribadi saya, surround yourself with loyal, sincere, and passionate team, pada titik itu inovasi akan lahir dengan tajam, kuat, mengakar, dan tangguh.
3. Innovative Culture
Boston Consulting Group (BCG) pernah menerbitkan temuan utama dari survey "Most Innovative Companies 2014". Berdasarkan hasil penelitian Boston Consulting Group (BCG), perusahaan yang berhasil berinovasi pada umumnya melakukan pendekatan inovatif sebagai sistem.Untuk membangun sistem yang inovatif, lihatlah perusahaan atau organisasi sebagai laboratorium ide baru.
Yang tidak kalah penting adalah memfasilitasi inovasi lahir lewat sumber daya yang ada. Sebagai contoh kebijakan Google mendorong pegawai untuk menggunakan 20% dari waktu kerja untuk mengerjakan ide mereka dan 3M company mengijinkan pegawai untuk menggunakan 15% dari waktu mereka untuk proyek yang mereka pilih.
ADVERTISEMENT
Gerard J. Tellis, Jaideep C. Prabhu dan Rajesh K. Chandy menunjukkan bahwa adaptabilitas merupakan pondasi paling penting dari keberhasilan budaya organisasi. Apakah arti dari adaptabilitas? Adaptabilitas ini adalah budaya yang mendorong untuk mengambil resiko, kemauaan bereksperimen, inisiatif personal, pengambilan keputusan dan eksekusi yang cepat, dan kemampuan untuk melihat peluang yang unik. Untuk membangun sistem yang inovatif, lingkungan yang dedikatif dibutuhkan untuk mendorong pendekatan ini.
Menurut Faisal Hoque, terdapat lima hal yang dilakukan secara konsisten oleh organisasi yang inovatif, yaitu mendengar, terbuka, kolaboratif, membangun kesetaraan, merangkul kegagalan.
Mendengar: Semua orang di internal dan eksternal organisasi sering memiliki gagasan dan wawasan yang luar biasa yang dapat menghasilkan inovasi baru. Oleh karena itu menjadi penting bagi pemimpin dan semua orang di organisasi untuk menghargai pendapat dari semua anggota mulai levelstruktur terendah hingga levelstruktur tertinggi.
ADVERTISEMENT
Terbuka: Ide tidak selalu datang dari para ahli. Terkadang inovasi terbesar berasal dari pemula, orang-orang baru, dan levelstruktur bawah di organisasi. Organisasi yang berpikiran terbuka sering mengubah ide-ide yang menjadi perbincangan sederhana menjadi produk yang dapat dipasarkan.
Kolaboratif : Tidak ada organisasi yang berhasil dengan memegang semua peran dalam mengembangkan inovasi yang baru. Kolaborasi dengan pihak di luar organisasi sering menghadirkan perspektif dan gagasan baru dalam proses inovasi.
Berjalan setara : struktur manajemen datar tidak memiliki proses persetujuan yang panjang dan jalur komunikasi yang terputus-putus yang menghambat inovasi.
Merangkul kegagalan : banyak lompatan inovasi terbesar adalah hasil yang tidak diinginkan dan seringkali tercipta dengan tidak sengaja.
Sebagai pemimpin yang inovatif, Anda harus memberikan sebuah prinsip pada orang-orang inovatif untuk mempertanggungjawabkan tujuan organisasi, fokus utama, kemammpuan inti, dan komitmen pada stakeholder. Lalu Anda harus memberi mereka kebijaksanaan yang luas untuk melakukan pekerjaan mereka mencapai parameter-parameter tersebut. Obsesi berlebihan tentang anggaran dan deadline akan membunuh inovasi sebelum muncul.
ADVERTISEMENT
Begitu tim Anda memahami bahwa mereka bertnggung jawab untuk menghasilkan produk atau layanan yang dapat diproduksi dengan harga terjangkau, Anda dapat mempercayai mereka untuk tidak mempermalukan Anda dengan membuang banyak usaha, uang, dan waktu. Kepercayaan ini membantu menempa budaya inovasi.
Pekerjakan yang terbaik dan tercepat. Tidak ada budaya yang bisa inovatif tanpa orang hebat. Hal yang tidak kalah penting adalah mendobrak hierarki. Anda bisa memperkuat budaya inovasi dengan membuka ruang organisasi agar memungkinkan inovator melewati rintangan dan hierarki yang kerap menghambat kreativitas.
Banyak perusahaan ingin membangun budaya inovasi yang mampu mendorong karyawan untuk mengambil resiko yang mendorong untuk menghasilkan produk atau layanan terobosan. Tapi tanpa kita sadara kadang sistem di perusahaan kita menjadi penghalang atau ancaman dari lahirnya inovasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Budaya adalah efek dari perilaku bersama. Seperti tulisan Jon Katzenbach bahwa perusahaan harus fokus untuk mengubah beberapa perilaku kritis, yaitu sejumlah kecil perilaku penting yang akan berdampak besar jika dipraktekkan oleh sejumlah besar orang. Berikut ini adalah 5 perilaku yang dapat membangun budaya inovatif, antara lain :
Bangun kolaborasi di seluruh ekosistem
Inovasi adalah olahraga tim. Ini membutuhkan kolaborasi yang sangat baik antara unit bisnis. Menemukan sumber daya terbaik di dalam dan di luar organisasi Anda dan menggabungkannya adalah ciri inovasi yang sukses. Dalam perspektif internal, untuk menemukan solusi terbaik Anda harus memanfaatkan berbagai keahlian di seluruh organisasi. Ini mengharuskan Anda untuk menarik kemampuan dari seluruh elemen di perusahaan.
ADVERTISEMENT
Ini tidak terjadi ketika orang bekerja secara terpisah, melainkan terjadi dengan kolaborasi. Kolaborasi eksternal juga tidak kalah penting. Begitu banyak keahlian, kejeniusan, dan sumber daya yang melimpah di luar perusahaan. Jika kita bisa memanfaatkannya, kita akan mampu menciptakan lompatan dengan meramunya menjadi produk dan layanan yang inovatif.
Ukur dan motivasi intrapreneur Anda
Intrapreneur adalah orang-orang di organisasi yang memiliki pola pikir kewirausahaan dengan kemampuan memanfaatkan dan mengoptimalkan aset perusahaan. Untuk mendorong intrapreneur sukses, Anda perlu mengukur, mengenali, dan mengapresiasi usaha inovatif mereka.
Metrik adalah bahan bakar inovasi, Anda perlu memberikan apresiasi publik untuk para inovator. Karena tidak ada satupun orang di perusahaan yang melihat apresiasi finansial yang Anda berikan.
ADVERTISEMENT
Namun, saat Anda mempromosikan seseorang berdasarkan kontribusi dan kolaborasi mereka pada inovasi yang sukses, rekan kerja akan mencatatnya. Selain itu, sikap ini menunjukkan komitmen manajemen terhadap orang-orang yang menunjukkan perilaku yang benar-benar inovatif.
Tekankan kecepatan dan ketangkasan
Inovasi paling baik terjadi saat orang begerak cepat. Inovasi memerlukan perpaduan antara analaisis data saat ini dn keputusan cerdas untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya atau mengubah arah. Start up yang sukses pada umumnya mengetahui hal ini dengan intuisi yang menjadikan mereka mampu men-disrupt perusahaan mapan dengan lebih banyak sumber daya.
Berfikirlah seperti seorang Venture Capitalist
VC cenderung berfokus pada gagasan besar yang membuat resiko layak diambil dan sumber daya melimpah layak diinvestasikan. Anda harus melakukan hal yang sama. Jika Anda menumukan ide baru, tanyakan apakah ide itu mampu menghasilkan perubahan yang besar. Jika iya, jangan hanya berfikir apa resikonya, tapi berfokuslah pada apa yang harus kita siapkan? Apa tantangan yang harus kita hadapi? Dan apa yang harus kita lakukan utnuk mewujudkannya?
ADVERTISEMENT
Keseimbangan keunggulan operasional dengan inovasi
Survey PWC pada CEO menemukan bahwa 64 persen berfikri bahwa inovasi dan efektivitas operasional sama pentingnya. Perusahaan -- perusahaan inovatif telah membuktikan bahwa mereka dapat mencapai keunggulan operasional, meningkatkan keuntungan, dan meningkatkan pendapatan dari produk yang ada sekaligus juga mengembangkan produk yang bisa membentuk pasar mereka sendiri.
Tentu saja, tidak semua orang di perusahaan Anda siap mengubah tingkah lakunya hari ini. Itu sudah bisa diduga. Tapi perusahaan yang membangun budaya inovasi yang kuat tidak menunggu hal itu terjadi. Pemimpin mereka menunjukkan dan membuktikan bahwa perilaku inovatif menghasilkan terobosan besar yang tidak terbantahkan pada bisnis, kemudian orang -- orang di perusahaan Anda akan mengikuti.
Jika tiga sektor itu telah dicapai, yaitu kepemimpinan yang inovatif, tim yang inovatif, serta budaya yang inovatif, maka nilai-nilai inovasi bisa tertanam secara mendalam, strategi-strategi yang kreatif juga akan mendukung proses pengembangan inovasi, dan cita-cita innovative company juga akan tumbuh dan berkembang. Semoga bisa membantu Anda mengembangkan inovasi dalam perusahaan atau organisasi Anda dan membuat Anda melakukan hal-hal baru, berbeda, dan memesona.
ADVERTISEMENT